"Pagi tuan putri," Zidan sengaja masuk kedalam kamar Anisa. Apartemennya memiliki dua kamar, satu kamar tamu dan satu kamarnya. Dulu Jordan juga sering tidur di apartemennya. Tapi setelah berantem, keduanya tidak saling sapa, akhirnya Zidan sendiri disini. Zidan menyibakkan tirai yang berada di kamar Anisa. Dia membiarkan sinar matahari masuk kedalam dinding kaca kamar ini. Zidan ingin menunjukkan kepada dunia bagaimana cantiknya wajah polos perempuan yang masih memeluk gulingnya dengan selimut tebal menutupi separuh dari tubuhnya. Anisa mengerjapkan kedua matanya berulang kali guna untuk menyesuaikan matanya dengan sinar matahari yang tanpa permisi masuk kedalam dinding kaca kamar dan menyilaukan matanya. "Ernggg..." Erang Anisa sambil menyilangkan kedua tangannya di depan wajahnya gun

