Vira tergagap mendapati pertanyaan seperti itu dari Bian. Karena sejujurnya dia memang sangat cemburu dan terluka, tetapi dia tidak mau menunjukkan perasaannya tersebut, sebab sangat malu rasanya. “A-aku … ng-gak cemburu, kok. Lagian buat apa aku cemburu. Toh, kamu bukan pacar aku dan kita nggak ada hubungan istimewa.” Vira menunduk. Bian mengulum senyum. Dia menggigit bibir sambil merapatkan tubuhnya pada tubuh Vira. Tangannya memegang dagu gadis tersebut agar menatapnya. Mata Vira sudah memerah dan berkaca-kaca. “Kalau kamu nggak ada rasa cemburu, itu artinya kamu nggak cinta sama aku. Hmmm.” Bian mendekatkan wajahnya. Vira langsung memalingkan wajah. Hingga hidung Bian yang mancung menyentuh pipinya. Bian semakin gemas melihat tingkah Vira yang semakin salah tingkah itu. Lalu dia me

