Napas Khumaira

1439 Words

Khumaira banyak merenung selagi menunggu pagi. Dua sisi pertentangan belum juga selesai. Ia tak punya masalah, kecuali masalah pikirannya sendiri. Setelah sadar kalau kepalanya lelah, Khumaira memilih mengulang hafalannya. “Khumaira!” Khumaira merengut saat melihat senyum dan langkah berlari adiknya mendekat. “Kau sudah kembali.” “Ini pernikahanmu, tentu aku harus kembali,” balasnya riang gembira. Khairan menyusuri jalan berbunga menuju pelaminan Khumaira. “Kau sudah sarapan? Sebaiknya kau makan lebih dulu karena hari ini semuanya akan melihatmu.” “Kau baru sampai lima detik, Khairan. Coba kau tarik napas dulu atau melakukan hal lain selain menggangguku,” balas Khumaira ketus. Khairan masam wajahnya. “Kau tidak merindukan aku sama sekali, ya?” “Tidak. Aku damai selama kau tidak ada.

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD