Episode 5 nasehat kakek

722 Words
tiba nya di rumah kakek ku waktu sudah menunjukkan siang. lelah sekali rasanya padahal yang menyetir papah malah aku yang cape. rumah kakek ku memang masih asrih sekali maklum lah perkampungan yang belum terkena polusi kendaraan dan pabrik- pabrik. indahnya sawah-sawah menyegarkan mata memandang kabut pun enggan mau pergi padahal sudah memasuki waktu siang. sampai di rumah kakek kami di sambut oleh kakek, tante indah, om surya, dan anak-anak mereka yang usia nya 5 tahun dan 12 tahun. tante indah adik papah. papah hanya 2 bersaudara dan om surya suami nya tante indah. memang semenjak kakek di tinggal oleh nenek. tante indah bersama om surya lah yang merawat kakek. "asalamualaikum" salam kami sekeluarga. "Walaikumsalam" jawab salam kakek. papah pun mencium punggung tangan kakek di susul bersama mamah dan aku. kakek langsung memeluk ku. habis dari kakek aku langsung menuju tante indah dan om surya dan adik-adik sepupu ku. yang bernama putri ber usia 5 tahun dan dinda berusia 12 tahun. kami di persilahkan masuk sama tante indah. di dalam tante sudah masak banyak kesukaan ku, mamah dan papah tentu saja atas permintaan kakek dan kami makan sambil ber sanda gurau. selalu putri yang di jahili sampai menangis. tentu saja oleh ku dan dinda. "sudah fan kasihan putri sampai nangis-nangis gitu" seru mamah tapi mamah ikut tertawa saat aku menjahili nya. "iya kasihan ah adik kamu jadi engga makan-makan dia kamu jahili terus " sahut papah. " mungkin itu tanda sayang anak-anak Aa. di biar kan saja memang putri agak cengeng Aa" bela tante indah kepada ku. " iya tapi kasihan putri nya " sahut papah. " sudah fani kamu kan sudah besar " tegur mamah. "kakek senang melihat kalian pada akrab padahal jarang sekali bertemu kecuali liburan sekolah fani, bahkan kakek sempat kangen sekali sama fani cucu kakek " "iyah yah insyaallah aku bakal sering-sering ke sini kalau ada waktu, supaya ayah bisa sering bertemu dengan fani " sahut papah kepada kakek. kadang kasihan melihat kakek selalu merindukan kami karena jarang main ke sini. tapi apalah daya aktivitas di jakarta sangat padat yang mengharuskan papah jarang mengunjungi kakek. selesai nya kami makan siang kakek langsung mengajak kami ke ruang keluarga karena mau membicarakan tentang peningkatan kemampuan ku supaya bisa di gunakan dengan benar yang kakek takuti aku terbawa ke alam mereka yang tak terlihat. kakek langsung mengawali pembicaraan kami ber 5 tentu saja aku, kakek, papah, mamah, dan om surya karena tante indah sedang menidurkan putri kalau dinda sedang menonton TV. " bagaimana perkembangan kemampuannya fani indra selama di jakarta. apa fani ada perkembangan baru lagi " tanya kakek kepada papah. " seperti nya ada yah soal nya yang aku perhatikan dia selain berbicara bersama mereka fani juga bisa merasakan hati dan perasaan mereka semasa hidup mereka. aku terkadang suka melihat nya menangis sendiri di kamarnya " terang papah kepada kakek. kakek hanya mangut-mangut tanda mengerti atas penjelasan papah dan beliau berbalik bertanya kepada ku. " gimana fani bisa menjelaskan kepada kakek apa yang kamu rasakan dan apa yang kamu lihat di masa lalu mereka yang tak terlihat " tanya kakek kepada ku. aku pun bingung harus menjelaskan nya dari mana dulu kepada kakek. " gimana ya kek. aku harus memulai menjelaskan nya. aku juga bingung kenapa bisa merasakan itu semua. tapi aku juga takut kalau aku di bawa mereka ke masa lalu mereka semasa hidupnya. tapi aku penasaran cuma. aku takut tidak bisa balik lagi ke dunia ku " jelas ku panjang lebar selebar lebar nya. " maka dari itu kakek bertanya kepada kamu. supaya kakek bisa bantu kamu untuk mengontrol itu semua dan kamu bisa memilih dari sekian banyak nya mereka kalau kamu salah pilih untuk kamu bantu mereka akan menguasai raga kamu dan kamu akan di bawa ke alam mereka " terang kakek seterang terangnya. " apa tidak bisa di tutup saja ayah kemampuan fani aku khawatir kalau fani bakal salah pilih " mamah mengungkap kan ke khawatiran nya kepada kakek. "tidak bisa farha karena itu sudah turun temurun di keluarga ayah kalau memaksa untuk di tutup akan fatal akibatnya. bisa saja nyawa atau mental fani jadi taruhan nya" jelas kakek kepada mamah. sedangkan om surya hanya menjadi pendengar saja wanti-wanti takut salah satu putri nya menuruni kemapuan seperti ku juga. Terima kasih sudah mampir ke cerita ku..... next episode... jangan lupa love nya ya... love you tomat ????
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD