THE LEGEND 10

1325 Words
Xiu Zuan masih terpana pada sosok yang berdiri penuh wibawa di hadapannya. Yang sayangnya terlihat begitu dingin. "Emm... Phoenix, di mana ibu dan ayahku?" tiba-tiba Xiu Zuan bertanya demikian. Pemuda Phoenix itu hanya melirik sekilas dan mengibaskan jubahnya lalu menghilang lagi. "Yak! Malah menghilang," Xiu Zuan merasa sangat kecewa. Gadis itu tersenyum lembut, memejamkan kedua mata, merentangkan kedua tanganya, dan menghirup udara sega dalam-dalam. "Hah ... segarnya ... aku seprti pernah mencium aroma ini," gadis itu terkesiap. Xiu Zuan membuka mata lebar-lebar. Dan melihat hamparan luas berbagai bunga lili di hadapannya. "Wahh ... aku benar-benar ada di surga!"  serunya, sembari berlari menghampiri hamparan bunga-bunga ke sukaanya. Dan ternyata pemuda Phoenix tadi sudah ada di sana. Sangat sulit untuk sekedar di percaya. "Heii ... Tuan Phoenix ... ternyata kau ada disini?! Kenapa tadi meninggalkanku? Aku kesepian tau!" Xiu Zuan mencebikan bibirnya lucu. "Kesepian, ya?!" jawab Phoenix itu singkat, sambil melirik ke arah Xiu Zuan berdiri. Kemudian menghampirinya. Dan duduk bersanding didekat hamparan bunga. Xiu Zuan tersenyum penuh arti. "Phoenix yang tampan ... maukah kau menjadi temanku?" Xiu Zuan memiringkan kepalanya melihat wajah  sang pemuda yang kini duduk di sampingnya. "Aku bukan manusia! Apa kau tidak masalah?" sahutnya tanpa menoleh ke arah Xiu Zuan. "Aku tak tau kau itu apa, tapi yang aku tau,  kau sangat baik. Dan aku menyukaimu." "Begitukah?" "Emm ... kau mau kan, jadi temanku..?" tanya Xiu Zuan sekali lagi. "Mau kah kau tinggal di sini bersamaku?" tanya pemuda itu tiba-tiba. Xiu Zuan terdiam sejenak. Tidak ada salahnya ia tinggal di dunia ini, lagi pula ia bahagia bersama pemuda ini. Dari pada harus tinggal bersama Xiumin yang kejam itu. Ia tak tau ini mimpi atau nyata.  Yang jelas mimpi ini sangatlah terlihat nyata, dan begitu indah. *** Sudah 2 Minggu lamanya, Xiu Zuan masih setia berbaring di atas ranjangnya. Xiumin semakin bingung dibuatnya. Pasalnya Zhen mengatakan, bahwa keadaan gadis itu baik-baik saja, detak jantungnya normal dan kandunganya juga sehat. Namun kenapa ia tak kunjung membuka mata?. Pertanyaan-pertanyaan mulai terngiang di kepala Xiumin. Xiumin sedang sibuk mengurus perkara tahtanya. Mendengar setiap laporan dari mentri-mentri kepercayaanya. Ekonomi kerajaan saat ini sedang berkembang pesat. Kabar bahagia tentang kehamilan istrinya juga sudah tersebar di seluruh penjuru. Dan masyarakatnya pun sangat antusias mendapat kabar itu. Xiumin juga berjanji akan mengadakan perayaan tujuh hari tujuh malam. Tentu saja hal itu disambut rakyatnya dengan suka cita. Saat ini Xiumin bermaksud untuk mengunjungi kamar sang istri. Ingin mengetahui bagaimana perkembangan keadaan wanita tersebut. Waktu menunjukan pukul tengah malam. Xiumin berlahan memasuki kamar Xiu Zuan yang terlihat begitu sunyi. Ia duduk di pinggir ranjang, samping Xiu Zuan berbaring. Lamat-lamat pemuda itu memperhatikan sosok manis yang tengah memejamkan matanya, damai. "Kenapa kau tak mau membuka matamu, bocah liar? Apa kau tak ingin bertengkar denganku lagi?" tuturnya sendu. Xiumin mencoba menelusuri setiap inci tubuh wanita tersebut, menggunakan jemarinya, berusaha menyalurkan cakra untuk sang istri. Tiba-tiba pergerakan tangannya berhenti tepat di area perut Xiu Zuan. Ada cakra yang sangat kuat dan mengeluarkan cahaya ke emasan. Mungkin itu aura cakra Phoenix yang sedang melindungi calon bayinya. Tapi tidak! Xiumin dengan cepat menyingkap lengan kemeja Xiu Zuan. Dan melihat tanda bunga lili di lengan wanita itu mengeluarkan cahaya dan berlahan cahaya itu menjalar ke arah jantung Xiu Zuan. Sekarang Xiumin paham. "Sialan kau Phoenix!! Kurang ajar, beraninya kau bermain denganku!!!" geram Xiumin.  Dan langsung menekan pembuluh darah Xiu Zuan untuk menghentikan pergerakan cakra Phoenix tersebut. Xiumin menyentuh kening Xiu Zuan dengan kedua jarinya. Kemudian memejamkan matanya. Berusaha masuk ke dalam alam bawah sadar sang istri. Sesaat kemudian, Xiumin membuka kedua matanya.  Dan alangkah terkejut, saat mendapati dirinya sudah tertidur di sebuah hamparan padang rumput hijau nan luas.  Ia beranjak bangun, berlahan berjalan dengan langkah hati-hati seraya melihat ke sekeliling.  "Aku harus mencari Xiu Zuan secepatnya, sebelum semuanya terlambat!" Sedang di sisi lain. Xiu Zuan sedang bercanda gurau dengan pemuda Phoenix. Ia tak segan untuk tertawa lepas. Kemudian berlari- lari mengitari bunga-bunga nan indah yang terhampar luar di hadapannya. Mereka pun kelelahan dan membaringkan tubuhnya di atas rerumputan. "Apa kau suka tempat ini, Xiu-er?" tanya Phoenix itu. "Em! Tentu, di sini sangat menyenangkan," ucap Xiu Zuan riang. "Kalau begitu tinggalah di sini selamanya bersamaku!" "Selamanya? Bolehkah?" "Boleh, aku berjanji akan membahagiakanmu." "Baiklah, aku mau! Phoenix, tampan...," Xiu Zuan mengerjap lucu. "Ambil buah anggur yang ada di bukit itu! Dan makanlah. Maka kau akan bisa tinggal di sini selamanya, bersamaku." perintahnya. "Semudah itu?" Phoenix itu tak menjawab, namun pergi menuju ke atas bukit dan di ikuti Xiu Zuan yang berlari kecil di belakangnya. Sesampainya di depan buah anggur itu, Phoenix tersebut berbalik badan dan melihat intens wajah Xiu Zuan, kemudian tersenyum. "Petiklah, Xiu-er ..." Xiu Zuan hanya mengangguk dan mulai mengulurkan tangannya. Sebelum. Tiba-tiba suara teriakan seseorang menghentikanya. "Hentikannn!!! Yang Xiu Zuan!!" Seorang pemuda tinggi, gagah dan tampan. Berjalan menghampiri Xiu Zuan bersama sang Phoenix. Dengan tatapan mata tajam.  Rahangnya mengeras terlihat jelas ketidak sukaanya pada sosok Phoenix di sana. "Siapa kau?" Xiu Zuan tak mengenal sosok tersebut. Dan tiba-tiba pemuda itu menariknya paksa, menjauh dari buah anggur tadi. Seketika pemuda Phoenix tersebut menggeliat kesakitan.  Tubuhnya terbakar oleh pancaran api hitam yang keluar dari kedua mata pemuda yang baru datang tadi. Xiu Zuan ingin menolong pemuda Phoenix itu, namun pemuda tadi mencengkram lengannya begitu erat. "Hentikaannn ... jangan sakiti Phoenix! Dia kesakitan!!" Xiu Zuan berteriak histeris. "Ku mohon! Hentikan ...!!" Xiu Zuan semakin menangis sejadinya. Ia memberontak namun sia-sia,  cengkraman pemuda itu terlalu kuat. Hingga Xiu Zuan mendongakan wajahnya dan bertatapan langsung dengan mata pemuda di hadapanya. Berlahan rentetan ingatan dalam otaknya kembali. Xiu Zuan tak henti menatap mata pemuda itu semakin dalam. Hingga ia mulai ingat sepenuhnya. Dia ingat bahwa pemuda di hadapannya ini adalah sosok raja kejam kerajaan Zhang. Zhang Wang Xiumin. "Xiumin ..." lirihnya, entah mengapa dadanya terasa sakit mengingat jika Xiumin menyiksanya bahkan mencoba membunuhnya. Tubuhnya berlahan merosot lemas, dengan isakan tangis. Dalam posisi tangan Xiumin masih mencengkram erat lengannya. "Tolong, hentikan ... jangan siksa Phoenix, kasihani dia. Setidaknya demi aku," pintanya nelangsa. "Kenapa aku harus mengasihanimu!!" ketus Xiu Zuan dingin. "Aku berjanji, akan menurut padamu. Aku akan patuh padamu. Tapi ... aku mohon lepaskan Phoenix," ucap Xiu Zuan, lemas. "Apa ucapanmu bisa ku pegang?!" Xiumin memicingkan matanya, sedikit meragukan ucapan gadis tersebut. "Aku berjanji." Xiumin melepas cakra yang membakar tubuh Phoenix itu. Xiumin memicingkan matanya, menatap tajam ke arah Phoenix di hadapannya. "Berani kau mendekatinya lagi, ku bunuh kau! Ini hanya peringatan untukmu Phoenix!!" geram Xiumin. "Sialan ... kau Raja sialan!!!" Phoenix itu merintih dan kemudian menghilang. Xiumin membuka kedua matanya berlahan. Dan kini ia sudah kembali ke alam nyata. Namun tangannya masih menggenggam lengan Xiu Zuan. Sial! Hampir saja terlambat ia menyelamatkan anak dan istrinya. Kalau sampai Xiu Zuan memetik buah anggur tadi, maka ia akan meninggal. Kalau di mata Xiu Zuan anggur tadi hanya buah biasa, maka di mata Xiumin, anggur tadi adalah nyawa anak dan dirinya. Phoenix itu sudah berani mengelabuhi Xiumin. Ia tau kalau Xiu Zuan sangat kesepian dan sangat bersedih. Maka dari itu, dia berani memasuki alam bawah sadar Xiu Zuan. Xiu Zuan berlahan membuka matanya dan melihat ke arah Xiumin. Dengan air mata yang masih menggelinang menuruni pipi gembilnya. Xiumin meredupkan pandangnya, tak mungkin ia marah pada wanita lemah ini. "Saat ini, kau sedang mengandung anakku. Jangan sampai kau membahayakan kandunganmu dan dirimu sendiri. Kalau sampai itu terjadi maka aku tak akan tinggal diam,"  bisik Xiumin. "Kenapa kau tak membunuhku saja? Aku sudah tak punya apa-apa lagi," Xiu Zuan berucap lirih dan memalingkan wajahnya. Jawaban itu membuat Xiumin kesal. Amarahnya kembali terpancing, dengan kasar ia menindih tubuh Xiu Zuan. "Ingat! Kau masih punya tugas untuk melahirkan anakku!" desisnya. Xiu Zuan semakin menangis. "Kumohon ... bunuh aku! Aku sudah tidak sanggup Raja, cari orang lain untuk melahirkan keturunanmu, jangan diriku. Ini sangat menyakitkan, aku sakit Raja ...," Xiu Zuan meremas erat dadanya. Xiumin tak suka melihat Xiu Zuan yang seperti ini. Entah mengapa hatinya juga ikut sakit. Ia menotok leher wanita tersebut hingga membuatnya pingsan dan kemudian membawanya pergi.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD