THE LEGEND 05

1313 Words
Keesokan paginya, pelayan Yihua selalu diperintahkan untuk datang ke kamar Xiu Zuan, ia sudah ditugaskan oleh Raja untuk menjaga gadis tersebut. Akhir-akhir ini Xiu Zuan merasa ada yang aneh dengan tubuhnya. Semakin hari tubuhnya semakin melemah. Bahkan ia tak tau apa penyebabnya. Setiap malam ada aura panas yang selalu datang menyelimutinya. Terkadang kedua matanya juga mengeluarkan darah tanpa ada luka, dan bahkan tak jarang emosinya meluap tak terkendali. Namun beberapa saat kemudian semua normal kembali. Seperti malam ini, kejadian yang sama pun terulang kembali. Ia mencengkram spreynya erat untuk melampiaskan rasa panas yang tiba-tiba menyerang tubuhnya. "Argghhh!! Tolong aku ... ini sangat panas!" teriak Xiu Zuan. Namun tak ada satupun orang yang mendengarnya. Ia mulai sesak napas, tak terkendali. Mengamuk dan membuang semua barang yang ada didekatnya. Darah bercampur air mata bergelinang di pelupuk mata gadis tersebut. Sungguh, saat ini ia hanya ingin membunuh. Namun ingatan yang terkadang kembali normal mengurungkan niatnya untuk melakukan hal itu. Ia tidak mau menjadi monster. Apa yang sebenarnya terjadi pada tubuhnya?. "Arggghhh!!! Sakittt ...." Xiu Zuan kembali mencengkram bahunya, dan menghempaskan tubuhnya sendiri ke tembok dengan keras. Dari pada menyakiti orang lain, lebih baik ia menyakiti dirinya sendiri. Jiwa iblis yang ada di diri Xiumin bercampur menjadi satu dengan cakra Phoenix yang ada di dalam tubuh Xiu Zuan. Tubuhnya tak kuat menahan dua makhluk yang berbeda sekaligus. Xiu Zuan merentangkan kedua tanganya dan berteriak. Seketika darah segar menyembur dari mulutnya. Kemudian tubuh itu melemah dan ambruk digenangan darahnya sendiri. Teriakan Xiu Zuan tadi membangunkan beberapa pelayan. Merekapun segera mendatangi kamar gadis tersebut. "Aaaa!!! Darah?!" pelayan Yihua membekap mulutnya, dengan kedua bola mata membola tajam. Wanita paruh baya itu syok, melihat apa yang terjadi pada Xiu Zuan. "Cepat panggil Tuan Zhen!" perintahnya pada pelayan lain. Tak berapa lama pun Zhen datang dan memeriksa keadaan Xiu Zuan. "Apa sejak kemarin dia bertingkah aneh?" tanya Zhen pada sosok pelayan paruh baya itu. "Xi-Xiu Zuan hanya merasa lemas, Tuan," jawab pelayan Yihua dengan raut wajah ketakutan. "Dan kau tak bilang padaku? Dasar bodoh!" Zhen lantas memaki pelayan itu sebelum akhirnya pergi. *** "Xiumin, ada berita buruk!" Zhen menghampiri Xiumin di ruang pribadinya. "Kabar buruk apa, maksudmu Zhen?" Xiumin menaikan sebelah alisnya. "Xiu Zuan, sepertinya dia belum siap berhubungan denganmu, keadaanya begitu memprihatinkan!" jelasnya. "Seberapa parah keadaanya saat ini?" "Dia mulai tak bisa mengendalikan emosinya bahkan dia juga menyakiti dirinya sendiri, kalau tetap dibiarkan begini, aku takut dia akan mengakhiri hidupnya, sebelum kau mendapat keturunan." Xiumin merepalkan kedua tangannya. "Ch! Kenapa dia selalu merepotkanku, apa yang harus kita lakukan Zhen?" "Kita harus mengasingkan Xiu Zuan, setidaknya dua tahun, sampai gadis itu cukup dewasa." Ada rasa tak rela yang tiba-tiba dirasakan Xiumin saat itu. "Terserahmu saja! Atur semuanya, aku tak mau tau!" ketus Xiumin walau sebenarnya, ia keberatan karena tak bisa menikmati tubuh mulus bocah yang kini bersetatus sebagai istrinya tersebut. Malam itu Xiumin menghampiri kamar Xiu Zuan, ia menatap nanar wajah pucat gadis yang kini bak orang tengah koma terbaring lemah di atas ranjangnya. Berlahan Xiumin mendekati tubuh gadis tersebut. Mendudukkan tubuhnya di pinggiran ranjang tempat gadis itu berbaring. "Kau harus bertahan, jangan menyerah, kau adalah satu-satunya harapanku untuk kerajaan Zhang. Setelah tujuanku terpenuhi, terserah kau mau mati atau aku yang akan menghabisimu dengan tanganku sendiri." Xiumin menangkup dagu Xiu Zuan. Menatap wajah gadis itu dengan tatapan kebencian. "Cepatlah bangun bocah liar ... jangan terlalu lama di alam bawah sadarmu!" geram Xiumin, lalu pergi meninggalkan kamar Xiu Zuan. Keputusan sudah ditetapkan, seminggu kemudian setelah fisik Xiu Zuan benar-benar pulih seperti sedia kala. Xiumin mengirimnya kesebuah wilayah kecil, yang berada di bagian utara kerajaan Zhang. Yang mungkin letaknya sangat jauh, secara tidak langsung Xiumin telah mengasingkan gadis tersebut. Xiu Zuan tidak sendiri, Xiumin juga mengirim beberapa pelayan laki-laki dan perempuan untuk ikut dengannya ke wilayah tempat pengasingan Xiu Zuan tersebut. Xiu Zuan sedikit ngeri mendengar jika dirinya akan diasingkan. Entah mengapa semua yang berhubungan dengan Xiumin identik dengan aura menyeramkan bagi gadis tersebut. Keberangkatan Xiu Zuan pun sudah dia atur, Xiumin mengerahkan beberapa pengawal handal untuk menjaga gadis tersebut, ia tak akan membiarkan bocah liar itu kabur dari pengawasannya. Saat melewati gerbang istana, Xiu Zuan sempat melihat Xiumin mengawasinya dengan tatapan dingin. Ia tak tau apa sebenarnya yang diinginkan monster itu. Kenapa ia masih mengampuni semua kesalahanya. Apapun alasanya Xiu Zuan tak ingin tau dan tak mau tau. Ia juga berjanji tak akan membiarkan monster yang berkedok raja itu memdapatkan keinginanya. *** 2 Tahun kemudian. Di sebuah wilayah kecil tempat Xiu Zuan menaung. Bagai sinar mentari pagi yang menyinari bumi, memecah kesunyian dengan tawa manisnya. Bocah gadis yang dulunya liar dan dekil kini menjelma menjadi sosok white swan. Ya! Dia adalah Xiu Zuan. Paras imutnya membuat siapapun akan terpana. Gadis cantik rupawan itu kini terlihat tengah sedang merawat bunga-bunga kesayanganya, bunga lili. Bersama seorang pengawal muda seumuranya. Yang biasa di panggil dengan sebutan Tao. "Kenapa kau sangat menyukai bunga-bunga ini, Xiu Zuan?" tanya sosok pemuda tampan yang bernama Tao itu, Tao sengaja dikirim ke istana itu untuk mengawal Xiu Zuan agar gadis itu tak melarikan diri, selain itu Tao juga merupakan anak dari pelayan pribadi Xiu Zuan, yang tak lain adalah Yihua. Pelayan Yihua pun juga ikut karena dia merupakan pelayan pribadi gadis tersebut. "Entahlah Tao, aku sangat menyukai bunga ini, bunga kelahiranku, aku merasa bunga-bunga ini sudah menjadi bagian hidupku." Tao hanya mangguk-mangguk mendengar penuturan Xiu Zuan. Xiu Zuan hanya tersenyum memperhatikan pemuda yang kini terlihat tengah berdiri di sampingnya ini, pemuda yang sudah 2 tahun menemaninya. Sebelum tiba-tiba. Seorang pelayan berlari tergesa-gesa, menghampiri Xiu Zuan dan Tao. Entah mereka menyadari atau tidak, ada kabut hitam mulai mendekati mereka berdua. Pelayan itu menginformasikan bahwa besok Xiu Zuan harus kembali ke istana Zhang. Xiumin akan mengirimkan rombongan untuk menjemputnya. Mau tak mau Xiu Zuan harus menuruti apa yang diinginkan monster itu, yang sayangnya adalah suaminya sendiri. Keesokan harinya. Rombongan kerajaan telah tiba dan memboyong semua pelayan serta Xiu Zuan untuk kembali kerajaan Zhang. "Ratu, anda harus naik ke tandu, saya mohon! Xiu Zuan merasa risih dengan panggilan pengawal itu. Ia tidak ingin menyandang nama itu. "Tidak mau! Aku akan berjalan bersama Tao!" tolak Xiu Zuan. Keinginan gadis itu tak bisa diganggu gugat. Biar bagaimanapun sifat pembangkang dan liarnya masih tetaplah sama walau fisiknya berubah 100%. Pembangkangan Xiu Zuan pun didengar oleh Raja Xiumin. Sesampainya di istana Zhang. Tiada penyambutan apapun di tempat itu, Xiu Zuan langsung menuju kamarnya. Ia masih ingat betul kamar itu. Wajahnya seketika berubah menjadi suram. Ingatan menyedihkan itu kembali terngiang di dalam otaknya. Kamar ini adalah saksi dimana ia pernah di siksa oleh monster iblis, yang hampir merenggut nyawanya dahulu. Sesuai janjinya 2 tahun lalu. Ia mencari tau apa yang diinginkan Xiumin terhadapnya. Dan kini ia tau bahwa Xiumin hanya ingin menggunakan dirinya sebagai alat untuk membebaskanya dari kutukan dan menyegel Phoenix dalam dirinya. Heh! Tidak akan aku biarkan tujuan raja itu kesampaian. Gumam gadis itu dalam hati. "Suka dengan kamarmu, hm?" Suara sosok lelaki tiba-tiba menyapa pendengaran Xiu Zuan. Sontak membuat bulu kuduknya meremang. Suara itu tetaplah sama, dingin dan mendalam. Xiu Zuan memejamkan kedua matanya, ia masih ingat betul. Karena alunan suara itu adalah suara pria yang benar-benar ia benci di dunia ini, Zhang Wang Xiumin. Xiu Zuan menatap sosok di sampingnya. Pria gagah, tinggi, tampan dan penuh wibawa. Namun sayangnya berjiwa iblis. "Ku dengar kau juga menolak menaiki tandu, dan malah memilih berjalan bersama pelayan muda itu." ucap Xiu Zuan datar. "Ch, itu bukan urusanmu, aku berjalan dengan kakiku sendiri, bukan dengan kakimu. Jadi, tidak masalah bukan? Dan ah, satu lagi, ternyata selain kejam kau juga suka bergosip tentangku?" Xiu Zuan menyunggingkan sebelah bibirnya mengejek. Xiumin mengeratkan genggaman tanganya. Selalu saja makhluk di depanya ini memancing emosinya. Tapi tak masalah, ada gairah yang muncul di dirinya saat melihat perubahan di tubuh Xiu Zuan. Tak sabar rasanya ingin menyiksa gadis itu lagi. Dan membuatnya berteriak minta ampun padanya. Itu hal yang menyenangkan sekali bukan? ....
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD