THE LEGEND 24

1089 Words
Di sinilah Xiumin dan Xiu Zuan sekarang berada,  di sebuah bukit padang rumput yang terhampar luas,  di bawah pohon besar dengan semilir angin menghembus surai lembut wanita imut itu, menambah akan kesan kemanisannya. Xiu Zuan memilih menyandarkan punggungnya di pohon besar, dan Xiumin merebahkan kepalanya di paha sang istri dengan sesekali mengecup perut besar wanita tersebut.  "Hei ... anak kita menendang, Xiu-er ...," girang Xiumin karena merasakan keaktifan anaknya di dalam perut sang istri. "Mungkin dia merasakan kehadiran ayahnya, Xiumin," Xiu Zuan tersenyum, ia merasa begitu bahagia melihat senyuman tulus sang suami. "Aku sangat bahagia, Sayang ... aku tak sabar menantikan kehadiranya," ucap Xiumin menggebu-gebu. Entah mengapa mendengar ucapan Xiumin membuat senyuman Xiu Zuan meredup. "Kenapa Xiu Zuan? Apa aku salah bicara?" Xiumin memicingkan onyx hezelnya karena merasakan perubahan raut wajah Xiu Zuan. "Xiumin ...," "Hn, ada apa?  Katakanlah!" "Setelah anak kita lahir ... mungkin aku tidak bisa menemanimu lagi," lirihnya. DEGG!!! Bagai dihantam batu luar angkasa, Xiumin terduduk dengan menatap tajam ke arah mata Xiu Zuan.  Kecewa, sakit, itulah yang tergambar di dalamnya.  Baru saja ia merasa bahagia dan sekarang dibuat kecewa dengan ucapan istrinya. Bagai dibawa terbang tinggi dan di hempaskan ke dasar bumi. Tanpa sepatah kata pun Xiumin meninggalkan Xiu Zuan dan kembali ke istana. "Sebegitu bencikah kau pada diriku Xiu Zuan ...? Hingga kau tak mau menemaniku,  menemani anak kita ... Sebegitu burukkah aku di matamu? Hingga kau memilih pergi jauh dariku?" batin Xiumin miris. Xiu Zuan hanya bisa terisak,  bukannya ia tak mau menemani Xiumin.  Tapi entah mengapa hatinya mengatakan bahwa ia akan tiada setelah melahirkan anaknya.  Bahkan Phoenix yang ada di dalam tubuhnya pun juga berkata demikian.  Bagaimanapun ia hanya manusia biasa. Tidak seperti Xiumin dan yang lainnya. Xiu Zuan berjalan gontai menuju istana.  Ia enggan untuk menemui Xiumin.  Ia tau, Xiumin begitu kecewa padanya.  Ia merasa tak pantas untuk mendampingi pemuda tersebut.  Entahlah ini yang ia takutkan kala terjebak di antara yang namanya cinta. Xiu Zuan termenung di dalam kamarnya,  menatap nanar keluar jendela. Fikirannya begitu kacau. Seolah tak ada jalan keluar dari masalah hidupnya. Hingga suara gebrakan pintu mengagetkannya. BRAKKK!!! Sontak Xiu Zuan menoleh ke samping,  dan mendapati Zhen berjalan menghampirinya dengan raut penuh amarah. "Zhen?" PLAKK!!! Belum selesai Xiu Zuan menyelesaikan ucapannya, Zhen lebih dulu menampar pipi mulusnya. Xiu Zuan memegang pipi merahnya. Dengan mata berkaca-kaca, syok tentunya.  Ia tak tau kenapa Zhen menampar pipinya tanpa alasan. "Zhen! Kenapa kau menamparku?" "Kau masih bertanya? Seharusnya aku yang bertanya padamu, Xiu-er! Kenapa kau mengecewakan Xiumin?!" "Hik ... tapi itu kenyataanya, Zhen ... aku tidak akan bisa bertahan setelah anak ku lahir ... aku akan mati, Zhen ... hik ... aku akan mati," Xiu Zuan meremat kuat ujung bajunya. Menahan sesak, seolah nafasnya tercekat di tenggorokan. "Kenapa kau bicara seperti itu? Aku akan menolongmu, Xiu Zuan! Kumohon jangan seperti ini!" Zhen mengguncang bahu Xiu Zuan yang terlihat begitu frustasi. "Kau tau, Xiu-er! Setelah ke sekian lama, aku baru hari ini melihat senyuman Xiumin.  Ia kembali ceria tak seperti dahulu yang seperti mayat hidup. Masa kecilnya begitu kelam.  Dia di asingkan oleh orang tuanya sendiri. Karena memiliki kutukan di tubuhnya. Yaitu sosok jiwa iblis dan sosok jiwa dewa.  Mereka menganggap itu sebagai kutukan. Dan selalu membandingkan Xiumin dengan kakaknya. Bahkan kakeknya pun sama, lebih memilih kakak Xiumin sebagai pewaris tahtanya.  Itulah alasan terbesar Xiumin menjadi arogan dan penuh dendam. Menghabisi seluruh keluarganya.  Dia sebenarnya anak yang baik, masa lalunya lah yang memaksa dirinya menjadi gila akan darah. Dan kau tau yang bisa mengembalikan senyumannya hanyalah dirimu." tutur Zhen. Xiu Zuan membeku, ia tak menyangka bahwa masa kecil Xiumin begitu kelam. Ia masih bisa bersyukur bisa merasakan kasih sayang kedua orang tua nya.  Sedang Xiumin, di kucilkan sejak kecil. Ia begitu merasa bersalah telah menyakiti perasaan suaminya. "Zhen! Katakan di mana  Xiumin sekarang!" "Sebaiknya jangan temui dia saat ini, Kau tau sendiri kan malam ini malam bulan purnama,  dan Xiumin akan berubah menjadi sisi iblisnya," "Aku tak peduli Zhen! Cepat katakan dimana Xiumin sekaran!" "Ini terlalu berbahaya untukmu, Xiumin tak akan bisa mengenalmu, karena jiwa iblis menguasai dirinya." "Sudah aku katakan! Aku tidak peduli Zhen! Aku hanya butuh bertemu suamiku!!" bentak Xiu Zuan. Terpaksa Zhen memberitahu Xiu Zuan bahwa Xiumin ada di goa, di hutan belakang istana.  Tempat biasa ia melakukan pelampiasan kesakitannya. Tanpa basa-basi Xiu Zuan berlari menuju  hutan tanpa menghiraukan Zhen yang mengejarnya. Dengan napas terengah-engah, akhirnya Xiu Zuan sampai di goa yang di maksud Zhen.  Dengan langkah pelan ia memasuki mulut goa. Entah mengapa kedua kakinya menjadi berat. Melihat sosok monster yang tak lain adalah suaminya itu. Yang berlahan mendekatinya dengan suara erangan yang memekikan telinga. "Si-siapa kau? Lepaskan tubuh suamiku!" dengan segenap keberanian, Xiu Zuan mencoba bicara. Kuku panjang Xiumin berlahan membelai pipi mulus Xiu Zuan. Dan mencekik rahangnya. "Arrgggghh ... siapa kau? Berani memerintahku! Kau ingin aku melepas tubuh suamimu?" monster itu terkekeh mengerikan. "Iya ... aku ingin kau melepas suamiku!" "Aku mencium darah sucimu ... bagaimana kalau kita buat kesepakatan, hm? Aku melepas suamimu, asalkan kau menjadi milikku ... bagaimana, hm? Ha ... ha ... ha ... ha ...," Xiu Zuan tidak punya pilihan lain. Ia harus membebaskan Xiumin dari kutukan. "Baik! Aku akan menjadi milikmu ... setelah anak ku lahir!" Zhen membolakan matanya.  Tak percaya dengan ucapan Xiu Zuan. "Xiu Zuan! Jangan bodoh! Jangan melakukan itu!" Zhen berteriak. Namun semua sudah terlanjur dan Xiu Zuan sudah yakin akan pilihannya. Monster itu menoleh ke arah Zhen dan berseringai kemenangan. Berlahan cengkraman di rahang Xiu Zuan mengendur. Dan Xiumin kembali ke sosok semula. "Astagaa! Apa yang aku lakukan?! Aku menyakiti istriku sendri. Maafkan aku Xiu Zuan! Maafkan aku ...," Xiumin merutuki dirinya.  Karena melihat luka di wajah istrinya. "Maafkan aku, Xiumin ... maafkan aku!" Xiu Zuan menangis sejadinya, dan Xiumin yang merasa bingung pun langsung merengkuh tubuh istrinya. "Hei ... kau tak salah, Xiu Zuan. Apanya yang harus di maafkan? Aku yang salah ... seharusnya aku yang minta maaf padamu! Sudah ... ayo kita kembali ke istana!" putusnya kemudian. Mereka bertiga akhirnya kembali ke istana.  Namun ada sedikit janggal, mengapa Zhen terdiam sedari tadi?. Dengan tatapan kosong. Seolah ada sesuatu yang buruk sedang pemuda itu fikirkan. Dan Xiumin tak bodoh untuk tak menyadarinya.  Namun ia enggan untuk menanyakannya saat ini.  Mungkin nanti saja, setelah sampai di istana.  Yang terpenting sekarang hubungan dengan istrinya sudah baik-baik saja.  "Taukah kau, Xiumin ... awal masalah besar dalam hidupmu baru saja di mulai! Ini bukan awal kebahagiaanmu., Namun awal kehancuran hudupmu. Xiu Zuan telah mengorbankan hidupnya untuk membebaskanmu dari kutukan. Cintanya begitu besar untukmu,  hingga ia dengan mudah mengorbankan hidupnya!" gumam Zhen, miris.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD