BAB 2

1179 Words
Nyatanya, Muda memang telah mengabaikan serta melupakanku. Dia tidak pernah menghubungiku. Sama sekali. Aku menunggu dan terus saja menunggu. Berharap jika tidak hari ini, maka besok dia akan menghubungi atau bahkan bersedia untuk menemuiku. Namun sayangnya semua itu memang hanyalah keinginanku sendiri. Pada kenyataannya Muda justru semakin menjauh. Setiap kali aku berusaha, hanya penolakan yang aku dapatkan darinya. Bukannya menyerah, aku justru semakin bertindak gila. Hingga pada akhirnya Muda benar-benar memintaku untuk pergi dari hidupnya yang baru. Pekerjaan? Bahkan masalah itu juga telah dia serahkan kepada orang lain. Sehingga satu-satunya penghubung di antara kami berdua sudah tidak ada lagi. Muda pergi dan tidak ingin kembali. Aku di buang. Flashback Muda semakin menjauh dan mengabaikanku. Membuatku akhirnya nekat untuk mendatanginya. Bukan di kantor, tetapi di rumahnya. Seharian ini dirinya selalu menolakku. Semua panggilan dan pesanku tidak ada yang di balas sehingga membuatku memilih jalan seperti ini. Setibanya di sana aku justru bertemu dengan rival cintaku, Gadis. Dirinya masih bersikap sopan dan ramah saat melihat kedatanganku. Bahkan dia juga mempersilahkanku untuk menunggui suaminya meski hanya di teras depan rumah. Tidak berselang lama akhirnya Muda tiba. Sepertinya pesan terakhirku yang mengancamnya akan datang menemuinya di rumah cukup berhasil. Setelah meminta sang istri untuk masuk ke dalam rumah dan meninggalkan kami, Muda kembali bersuara. "Apa maumu Richard? Mengapa kamu terus menggangguku?" "Mengapa kamu terus saja menghindari saya Muda?" "Aku sudah menikah Richard dan tolonglah mengerti." "Lantas? Saya tahu jika kamu sebenarnya masih mencintai saya." "Richard please. Aku tidak ingin menyakitinya. Gadis wanita baik yang bahkan telah bersedia menikah denganku meski dia mengetahui tentang semua masa lalu burukku." "Kamu menyesal dengan semuanya Muda? Dengan cinta kita? Masalalu kita?" "Aku hanya ingin melangkah maju Richard. Maafkan aku jika aku menyakitimu. Kamu juga pantas berbahagia dan itu bukan denganku." "Bagaimana bisa kamu dengan mudahnya melupakan empat tahun kebersamaan kita berdua seperti ini? Kamu menolak setiap kali saya ajak menikah. Saya mengerti. Kamu menikah dengan wanita lain dan tidak mengabari, saya pun memaklumi karena saya pikir jika kamu tidak ingin menyakiti saya. Saya pikir meskipun kamu sudah menikah, kita berdua tetap bisa bersama. Tetapi apa sekarang? Mengapa Muda? Mengapa kamu berubah dan menjauh dari saya seperti ini?” "Sudah aku katakan, aku ingin berubah Richard. Berapa kali harus aku bilang kepadamu tentang ini semua?" "Apakah semua itu mungkin, Muda?" "Maka dari itu, tolong jangan hubungi aku lagi selain sebagai rekan bisnis Richard. Kamu pria baik dan aku tidak ingin menyakitimu lebih dalam lagi." "Tetapi kamu sudah sangat menyakiti saya, Muda." "Maaf." "Apa tidak mungkin bagi kita untuk kembali bersama?" "Tidak." "Kamu yakin?" "Iya." setelahnya aku pun berdiri dan melangkahkan kaki keluar dari halaman rumah Muda. Namun sebelum benar-benar pergi dan menghilang dari hadapannya, aku kembali berkata, "Saya mencintaimu, Muda. Dulu, saat ini, dan mungkin nanti. Ingat itu. Namun harus saya akui, jika saya juga membencimu sekarang." Flashback End Sejak hari itu, aku pun memutuskan untuk tidak akan pernah menemuinya kembali. Apalagi sampai mengemis cinta. Tidak akan pernah. Harga diriku seperti sudah tidak berharga di matanya dan aku tidak ingin semakin merendahkannya. Egoku terlalu besar dan rasa kecewaku sudah dalam batas yang bisa aku terima. Hancur dan sakit tentu saja masih aku rasakan. Namun aku tidak ingin berlarut. Selain menyibukkan diri dengan pekerjaan, menghabiskan malam bersama pria lain adalah pilihanku. Namun harus aku akui, jika semua itu tidak mampu menutupi rasa kesepian serta patah hatiku selama ini. Hingga pada akhirnya ide gila itu muncul. Ide untuk memiliki Anak. Seorang anak yang tidak akan pernah menyakiti dan meninggalkanku. Selalu bersamaku dan menyayangiku. Selamanya. "Hai. Sendirian saja?" Seorang wanita dengan pakaian seksi datang mendekat dan tanpa rasa malu dia pun langsung duduk di atas pangkuanku. Malam ini aku memang sengaja pergi ke klub, lagi-lagi untuk menghilangkan stress dan rasa sepiku. "Mau aku temani? Kebetulan aku juga sedang sendirian dan merasa kesepian." ucapnya lembut sambil terus membelai rahangku secara seduktif. Aku hanya diam, mengabaikan semua perkataan dan perbuatannya sejak tadi terhadapku. Aku tidak tertarik dan juga tidak berminat sedikit pun dengan wanita ini. Sebaliknya, dia justru membuatku merasa jijik dengan semua sentuhannya. Merasa kesal karena di abaikan, wanita ini pun akhirnya pergi meninggalkanku. Namun sebelum pergi, dia masih sempat-sempatnya mencium pipi kananku. Setelah kepergiannya, aku pun segera mengeluarkan saputangan dan mengelap noda lipstik wanita tadi. Aku kembali meminum minumanku sambil terus menatap ke arah orang-orang yang tengah menari di depan sana. "Apa harus dari wanita seperti itu?" gumamku. "Wanita yang bagaimana maksud lo?" Tiba-tiba saja datang wanita dengan pakaian seksi lainnya. Namun tidak seperti wanita sebelumnya, dia justru lebih memilih untuk duduk di sampingku sambil terus menyunggingkan senyum di wajahnya. "Hei, gw tanya. Elo mau cewek yang seperti apa untuk nemenin elo malam ini? Soalnya gw bisa bantuin pilih. Siapa tahu saja, elo kebingungan. Selama ada uang, semua bisa di atur dan di dapatkan kok. Jadi elo tenang saja." Aku menatapnya sebentar, mencoba mengabaikan kehadirannya seperti wanita sebelumnya. Namun nyatanya wanita ini tidak mudah menyerah. Dia justru semakin mendekat dan berusaha untuk mengajakku berbicara. "Sombong. Gw kan cuman nanya dan berniat membantu. Atau gw saja yang nemenin elo malam ini. Bagaimana?" "Pergi. Saya sedang tidak ingin di ganggu oleh siapa pun, termasuk kamu. Sebaiknya kamu pergi dari sini sekarang. Mengerti?" "Oh, oke. Kalau begitu dugaan gw benar berarti.” “Dugaan?” “Iya. Dugaan kalau elo itu sebenarnya enggak tertarik sama perempuan. Iya kan?" seketika aku pun menatapnya dengan raut wajah terkejut serta bingung. Bagaimana dia bisa mengetahui tentang hal ini? Siapa dia sebenarnya? Wanita itu tidak mengatakan maupun menjelaskan apapun lagi kepadaku. Dia segera pergi, meninggalkan berbagai pertanyaan di dalam kepalaku saat ini. Sudahlah, lupakan saja. Mungkin dia hanya asal bicara supaya aku mau menanggapinya. Dia wanita yang aneh. Setelah beberapa waktu berada di klub, aku pun memutuskan untuk pulang ke rumah. Namun langkahku sedikit tertahan ketika melihat wanita yang berbicara denganku terakhir kali tadi sedang berdiri di dekat lorong menuju pintu keluar bersama seorang pria yang sepertinya sedang mabuk. Bukan sesuatu yang aneh memang melihat hal seperti ini di sini. Namun yang membuatku terkejut dan menjadi penasaran adalah ketika pria itu tiba-tiba saja menampar sang wanita hingga membuatnya sampai terjatuh. "Kalau enggak punya uang, enggak usah datang. Bego!" "Dasar p*****r murahan. Servis elo juga biasa saja. Di kasih gratis, gw juga ogah!" "Berengsek!" Wanita itu terus saja memukul dan membalas semua makian sang pria dengan kata-kata yang tidak kalah kasarnya. Hingga tidak lama berselang, beberapa petugas keamanan datang dan menyeret pria tersebut untuk keluar dari klub. Namun sebelum benar-benar terusir dari sana wanita itu kembali memukulinya, tepat di bagian alat vitalnya, membuat pria tersebut merasa kesakitan dan akhirnya kembali memaki. "Dasar pria kere. Sial. Kalau begini ceritanya, sia-sia saja waktu gw buat nemenin dia dari tadi." Wanita itu terus saja meluapkan emosinya hingga akhirnya dia pun melihatku. Dengan cepat, ekspresi wajahnya pun berubah. Dari yang terlihat marah menjadi senang dan penuh senyuman. "Mau pulang?" "Iya." "Silakan." ucapnya seraya sedikit menyingkir dari badan jalan di depanku. Aku hendak melewatinya. Namun kata-kata terakhirnya tadi masih saja mengangguku hingga akhirnya aku pun menanyakannya. Aku penasaran. "Apa maksud ucapanmu tadi?" "Yang mana?" "Soal saya yang tidak suka perempuan." ucapku sambil menatapnya lekat.

Great novels start here

Download by scanning the QR code to get countless free stories and daily updated books

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD