“Gue sama Pras jadiannya pas lo udah putus sama dia, Din. Gak ada acara tikung-menikung seperti berita gosip yang lo sebar sefakultas. Gue tahu, gue salah karena gue gak pernah cerita apapun sama lo tentang Pras. Ta—” “Ck!” Dina langsung memotong. Sebenarnya, ia malas membahasnya kalau saja ia bisa keluar dari tempat ini, Ruang BEM fakultas. Dina tahu, Pras yang mengatur tapi lelaki pengecut itu cuma berani menunggu di depan pintu. “Berita? Gosip? Gue yang sebar?” Dina emosi. Kalau main k*******n tidak dipermasalahkan, sudah ia tampar mulut cewek yang satu ini di depan mata. Sayangnya, selain malas berurusan dengan hukum, ia juga malas mengotori tangannya demi menampar satu orang perempuan. “Asal lo tahu, gue gak butuh penjelasan lo yang ini-itu karena percuma, gue gak bakal percaya!” C

