Pulang sekolah, Lyssa dan Rainier berjalan beriringan menuju kompleks perumahan Lyssa. Meski banyak teman Rainier yang menawari motor, Rainier menolak. “Aku sedang ingin menghabiskan waktu bersama Lyssa,” katanya pada Leo yang kukuh menawarkan motornya. Merasa teristimewa, Lyssa berjalan pulang bersama kekasihnya. Jalanan yang biasa terlihat normal dan membosankan berubah menjadi detail-detail yang terasa hidup. “Maaf, kamu pasti ga biasa jalan kaki,” kata Lyssa lembut. Menoleh pada pemuda di sampingnya. “Nggak kok. Aku sama anak-anak sering naik gunung bareng,” balas Rainier menenangkan. Senyumnya tipis menawan hati. “Oh..” Lyssa manggut-manggut. Sedikit tersipu. “Pernah main ke Borobudur?” tanya Rainier tiba-tiba. Lyssa mengangkat wajah. “Belum,” balasnya sedih. Rainier mengangg

