Pulang sekolah, Evan sudah menunggu Lyssa di depan kelas. Pemuda itu ramah menyapa semua orang – kecuali satu, Septi. Septi tampak malu-malu lewat di depan Evan. “Kita jalan ke mana, Bee?” tanya Evan sembari membukakan pintu mobil untuk Lyssa. “Terserah Bibib,” jawab Lyssa. “Sebenernya paling lengkap sih ke SPICES. Kita bisa main di sana sampe malem juga.” “Deal. Kita main sampai malem ya?” “Oke..” Evan menjawab sambil senyum-senyum penuh makna. Sayangnya, meski Lyssa sudah puas main di arcade, lelah naik turun eskalator, lelah mengajak Evan ke sana ke mari, tapi malam itu tetap saja ia tidak bisa tidur. Hah.. ia lelah sekali. Gadis itu membuka buku pelajaran, berniat menghabiskan waktu bermanfaat hingga shubuh. Tapi sayangnya, otaknya sedang lelah, ia tidak bisa konsentrasi. Ia p

