Bingung

1929 Words
    Setelah kembali dari kantornya, Keira langsung menuju ke Apartmentnya tempat dia tinggal selama 10 tahun ini dengan sahabatnya Freya Tahirih gadis keturunan Palestina yang lahir dan besar di Los Angeles, orangtua Freya memiliki restaurant yang menjual makanan khas Palestina. Orangtua Freya pun sudah menganggap Keira seperti anaknya sendiri.     Begitu membuka pintu Apartmentnya, Keira langsung menuju ke sofa besar yang berada di tengah ruangan tempat dia biasa menonton Serial TV F.R.I.E.N.D.S kesukaannya dan Freya, walaupun mereka sudah berkali-kali menonton serial itu tapi mereka tidak pernah merasa bosan. Dia pun meletakkan kasar tubuhnya ke atas sofa karena dia merasa hari ini dia begitu lelah, lelah batin dan fisiknya.     Selain karena tawaran pekerjaan yang disampaikan bosnya tadi Mr. Fredrick yang membuatnya bingung bagaimana harusnya dia memberitahukan soal tawaran pekerjaan itu kepada sahabat satu-stunya Freya, dia pun memiliki kegalauan perihal harus kembali bersosialisasi dan beradaptasi dengan lingkungan baru yang akan terasa sulit untuk dia yang seorang Introvert.     "Bagaimana caranya aku harus mengatakannya kepada Freya" lirih Keira sambil menghembuskan kasar napasnya sambil memejamkan matanya, dan tanpa terasa pun dia terlelap karena kelelahan yang dirasakannya. ***     "Aku pulaaaannnnggggg." Teriak seorang gadis yang baru saja memasuki Apartment minimalis itu dan juga kaget karena mendapati Apartment itu dalam keadaan gelap, siapa lagi kalau bukan Freya.     "Aneh kenapa gelap sekali, bukankah seharusnya Kei sudah pulang ya?" Tanyanya pada diri sendiri.     Begitu dia menyalakan lampu ruang tengah itu, betapa kagetnya dia melihat sahabat satu-satunya itu tertidur pulas diatas sofa ruang dengan wajah yang begitu terlihat kelelahan.     Dengan berjalan pelan menuju sofa dia pun mencoba dengan pelan menggoyangkan tubuh Keira "Kei, Keira, bangun Kei, kamu ketiduran?" Panggilnya dengan lembut.     "Uhhmm, kamu sudah pulang Fe?" Tanya Keira sambil membuka matanya dan masih mengumpulkan nyawanya.     "Sudah, kamu ketiduran Kei? Apa begitu beratnya kah hari ini?" Tanya Freya sambil duduk disamping sahabatnya.     "Hmm, iya Fe." Kata Kei sambil mengucek matanya.     "Pergilah ke kamarmu untuk mandi dan ganti baju yang lebih nyaman, kamu belum makan malam kan? Mandilah biar aku yang memasak makan malam untukmu." Perintah Freya kepada Keira.     "Iya, baiklah aku mandi dulu ya, kamu tidak perlu masak Fe, nanti biar aku delivery aja karna kamu juga pasti capek kan?" Ucap Keira     "Tidak apa-apa, karena aku juga masih lapar, mandilah biar kita bisa cepat makan malam dan istirahat." Perintah Freya lagi.     Keira pun langsung beranjak menuju kamar mandi yang ada di dalam kamarnya, diapun langsung menghidupkan keran shower yang airnya langsung mengguyur tubuh putih mulus milik gadis cantik yang memiliki rambut berwarna bergundy itu. Setelah selesai mandi dia pun memakai kaos oversize dan celana hot pants miliknya agar terasa nyaman selama dirumah, lalu dia pun segera keluar dan menuju dapur dimana Freya sudah selesai memasak masakan yang menurut Keira menggugah seleranya, Keira melihat ada Bound Salad dan Lasagna serta ada wine kesukaannya yang seketika membuat Keira mengeryit keningnya heran, karena semua yang terhidang di atas meja makan adalah makanan dan wine kesukaannya, dan dia pun tidak sabar ingin mengetahui dalam rangka apa Freya memasak semua makanan kesukaannya malam ini.     "Woah, kamu memasak makanan kesukaanku malam ini, dalam rangka apa Fe?" Tanya Keira ketika sudah sampai di meja makan.     "Kamu sudah selesai Kei? ayok kita duduk dan langsung makan, aku sudah lapar tau." Cicit Freya yang langsung menarik kursi dan langsung duduk.     "Kamu tidak menjawab pertanyaanku Fe." Rajuk Keira menuntut jawaban Freya yang sudah dianggapnya seperti kakaknya sendiri.     "Makan dulu yuk, setelah selesai aku janji akan menjawab pertanyaanmu, OK?" Kata Freya menenangkan sahabatnya.     "Baiklah." Ucap Keira singkat yang dia memang tidak bisa melawan Freya, karena dia tau Freya tidah bisa dipaksa dan tetap sesuai pendiriannya, lagipula Keira pun sedang malas berdebat, karena dia tidak memiliki mood untuk berdebat dengan Fe.     "Kamu darimana Fe, kok masih lapar?" Tanya Keira heran sambil memicingkan matanya menatap Freya, karena dia tau kalau Freya pasti baru pulang jalan dengan kekasihnya.     "Jelas lapar dong, aku kan baru pulang kerja Kei, dan aku belum makan malam." Kata Freya sambil menyuapkan salad ke mulutnya.     "Hah? kupikir kamu jalan sama Lucas Fe, tumben kamu lembur?" Tanya Keira pun yang sambil meminum winenya.     "Enggak Kei, tadi siang saja aku jalan sama Lucas sambil makan siang, karena dia harus terbang ke Jepang jam tujuh malam tadi untuk urusan kerjaan." Balas Freya sambil menjelaskan kepada Keira.     "Dan kamu lembur? Tumben?" Tanya Keira kembali karena tidak mendapat jawaban yang dia inginkan atas pertanyaan sebelumnya.     "Ini akhir bulan Kei, bukannya aku sering pulang larut karena lembur pada akhir bulan?" Jawab Fe sekenanya.     "Rasanya aneh, kamu tidak pernah pulang larut pada akhir bulan seingatku Fe." JAwab Kei sambil menatap curiga kearah Freya.     "Karena setiap akhir bulan aku selalu menginap dirumah Lucas, makanya kamu tidak pernah tau kalau aku selalu lembur setiap akhir bulan Kei." Bohongnya pada Kei, karena dia takut kalau dia jujur kepada Keira, Keira akan memilih untuk tetap tinggal di LA daripada harus ke New York, ya Freya tau perihal tawaran kerja yang di berikan Mr. Fredrick kepada Keira untuk menjadi Senior Design Interior di perusahaan pusat Keira yang berada di New York. *** Flashback On     Freya sedang berjalan di trotoar sepulang dari Restaurant keluarganya yang berada di Downtown LA, dia mendapat telpon dari ibunya saat sedang makan siang dengan Lucas tadi siang, dan dia bingung harus bagaimana karena Restaurant orangtuanya mengalami krisis dan diapun tidak tau harus berbuat apa, akhirnya dia memutuskan untuk ke suatu tempat yang membuatnya selalu nyaman dan bisa meringankan pikirannya sedikit, setidaknya sampai dia menemukan jalan keluar untuk masalah orangtuanya, kalau kalian fikir dia akan ke Club itu salah, masalahnya tempat kesukaan Freya dan Keira adalah toko buku atau perpustakaan, dimana mereka bisa membaca dan barfantasi dehingga mereka melupakan masalah mereka sejenak untuk mendapatkan ide atau hanya sekedar merefresh kepala mereka dari masalah yang mengganggu fikiran mereka.     Ketika Freya memasuki toko buku yang tidak jauh dari lokasi Restaurant orangtuanya berada, dia pun langsung menuju ke rak yang berisi novel-novel fiksi kesukaannya, ketika dia sedang asik melihat-lihat dan membaca sinopsis yang berada di cover belakang novel tersebut, dari depan ada seorang laki-aki yang berjalan terburu-buru kearahnya dan tidak sengaja menabrak bahunya.     "Aduh." Teriak Freya ketika ada bahu tegap seorang laki-laki menabraknya dengan terburu-buru yang membuatnya jatuh terduduk karena tabrakan itu.     "Gimana sih, lihat-lihat dong kalau jalan, ini toko buku bukan arena jalan cepat!!" Ketusnya kepada pria itu sambil meringis kesakitan.     "Maaf, karena saya sedang terburu-buru dan tidak memperhatikan jalan." Mohonnya dengan tulus kepada Freya sambil mengulurkan tangannya untuk membantu Freya berdiri.     Freya pun menyambut uluran tangan laki-laki yang dihadapannya dengan sesekali menggerutu "Terima kasih sudah membantuku berdiri, tapi bisakah kau tidak terburu-buru ditempat seperti ini, bagaimana kalau yang jadi korbanmu adalah seorang anak kecil?" Protesnya sambil membersihkan celana bagian belakangnya karena jatuh terduduk tadi.     "Sekali lagi maaf... tunggu, kau bukankah Freya Tahirih kan?" Tanyanya sambil melihat kearah wajah Freya.     "Maaf kau siapa ya? Apa kita pernah bertemu sebelumnya?" Tanya Freya yang bingung terhadap laki-laki yang ada di hadapannya yang mengetahui namanya.     "Kau tidak mengenalku?" Tanya laki-laki itu menuntut Freya untuk mengingatnya.     "Maaf, tapi aku orang yang sangat sulit mengingat nama orang." Bohongnya kepada laki-laki itu.     "Aku Darren, Darren Smith... Rekan kerja Keira, kita pernah bertemu di ulang tahun perusahaan waktu itu, kau memakai dress selutut berwarna hitam lengan panjang, dan kita berkenalan saat aku tidak sengaja melihatmu menangis di pinggir kolam renang setelah menerima telepon, apakah kau mengingatnya?" Jawab Darren lengkap disertai dengan kejadian saat dia berkenalan dengan Freya.     Freya yang merasa kaget serta malu mengingat kejadian dimana dia diajak Keira ke ulangtahun perusahaannya, karena Keira tidak sampai hati meninggalkan Freya yang tengah ribut saat itu dengan Lucas, demi untuk menghibur sahabatnya Keira pun memaksa Freya untuk ikut dengannya ke salah satu hotel tempat dimana diadakannya acara ulangtahun perusahaan Keira saat itu, dan saat dia ingin menari di lantai dansa dengan Keira yang sudah disiapkan untuk menghibur para karyawan, Freya pun mendapatkan telpon dari Lucas yang marah karena saat Lucas datang ke Apartment Freya, dia malah keluar dengan Keira, merasa tidak ada itikat baik kekasihnya untuk memperbaiki hubungan mereka maka Lucas saat itu pun memutuskan hubungannya dengan Freya yang membuat Freya menangis di pinggir kolam renang, dan saat itulah laki-laki bernama Darren itu datang menghampirinya dan memberikan sapu tangannya kepada Freya untuk menghapus air matanya dan berkenalan dengannya.     "Ya ampun, maaf aku lupa namamu dan tidak terlalu mengingat wajahmu saat itu."     "Mungkin karena matamu tertutup air mata sehingga tidak terlalu jelas melihat wajahku." Balas Darren tepat sasaran yang membuat Freya tertunduk malu dan wajahnya memerah.     "Iya... Oh iya sapu tanganmu waktu itu, apakah kau masih menginginkannya? Karena aku sudah tidak tau kemana sapu tangan itu aku letakkan." Jawabnya jujur tanpa basa-basi pada Darren.     "Tidak apa, simpanlah. Aku tidak terlalu memerlukannya." Sambil memasukkan tangannya kedalam saku Darren pun kembali berkata "Bisakah kita mampir ke Coffee Shop sebentar untuk sekedar ngobrol." Pinta Darren.     "Aku tidak bisa, maaf." Bohong Freya.     "Ayolah, sebentar saja, anggaplah ini sebagai permintaan maaf karena sudah menabrakmu dan membuatmu jatuh, please." Ucan Darren sedikit memaksa.     "Baiklah, tapi aku tidak bisa lama ya, karena aku tidak enak meninggalkan Keira sendirian di Apartment." Bohongnya, "Tapi bukankah kau bilang tadi sedang buru-buru ya?" Tanyanya lagi.     "Oh iya, aku baru ingat, apakah kau masih lama ditoko buku ini?"     "Ya, aku masih belum mendapatkan apa yang kucari, kemungkinan aku masih lama disini, kenapa?"     "Aku minta nomormu." Kata Darren sambil memberikan ponselnya ke Freya agar Freya mengetikkan nomornya ke ponsel Darren.     Dengan berat hati Freya mengetikkan nomor telponnya dan menyerahkan ponsel itu kembali ke yang punya. "Sudah, untuk apa nomorku?" Tanyanya pada Darren.     "Agar nanti setelah aku selesai meeting kita bertemu di Coffee Shop, dan tidak ada penolakan, ok." Perintahnya.     Setelah 2 jam kemudian mereka sudah berada didalam Coffee Shop dan mereka sedang menikmati minuman mereka masing-masing tanpa ada yang mau membuka suara, sampai akhirnya Darren pun memecah keheningan dengan bertanya sesuatu ayng membuat Freya kaget, "Apakah kamu masih bersama dengan orang yang membuatmu menangis waktu itu?" Tanya Darren langsung.     "Hah? Maksudmu?" Tanya Freya bingung     "Pada saat malam kau menangis itu bukan menangisi hewan peliharaanmu yang mati kan? Pasti kau menangisi seseorang kan?"     "Ah, iya kami kembali seminggu setelah kejadian malam itu, bagaimanapun aku mencintainya dan dia mencintaiku." Jelas Freya terlihat tanda tidak suka di wajah Darren atau entah itu perasaanku saja.     "Oh, syukurlah kalau begitu." Pasrahnya. "Apakah kalian akan mengadakan pesta perpisahan?" Darren bertanya kepada Freya tentang perpisahan Keira yang akan ke New York.     "Hah? Perpisahan? Maksudmu? Siapa yang berpisah?" Ucap Freya membondong pertanyaan ke Darren.     "Tentu saja kau dan Keira, dia kan dapat tawaran pekerjaan dan naik jabatan, dia akan dikirim ke kantor pusat New York... Jangan bilang kalau Keira belum memberitahukanmu tentang kenaikan jabatan ini?"     "Belum, kalau dia mendapatkan tawaran itu hari ini, dia belum menceritakannya, mungkin dia akan menungguku pulang baru dia menceritakannya."     "Memang baru hari ini sih dia di panggil ke ruangan Mr. Fredrick, tapi yang jadi masalah Keira seperti tidak senang mendapatkan kesempatan ini, saat aku tanya dia hanya mengatakan sebaiknya aku saja yang mengambil kesempatan ini."     "Terus jawabanmu?"     "Aku bilang, kalau aku yang ditawari, tentu dengan senang hati aku akan menerima kesempatan emas ini, tapi yang jadi masalahnya bukan aku yang dapat, melainkan kau."     Entah apa yang membuat Keira tidak senang mendapatkan kenaikan jabatan, aku harus bisa meyakinkannya untuk menerima, dan aku tidak bisa memberitahukan masalah Restaurant dengannya, agar dia tidak kepikiran dan memutuskan menolak tawaran itu, ini kesempatan bagus untuknya dan dengan ini pun dia akan mendapatkan kehidupan yang lebih baik lagi. Flashback Off ***
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD