Bukan bermaksud sombong, tetapi Amira menolak kebaikan Jayden terhadap dirinya. "Maaf, Pak, tetapi hutangku padamu sudah terlalu banyak. Dan jika kau membiayai kuliahku lagi, entah berapa yang harus aku bayarkan." Lagi pula Amira dengar, kuliah di jurusan serketaris itu, memakan biaya yang tidak sedikit.
Jayden menaikan sebelah alisnya. "Kau bisa membayarku dengan bekerja di sini. Lagi pula memangnya kau bermasalah bekerja denganku seumur hidup. Jika pun menikah dan hamil kau bisa cuti." Apalagi di jaman serba uang seperti ini, mustahil kalau Amira disuruh berhenti bekerja dari perusahaan bonafit-nya jika sudah bersuami kelak, kecuali harta kekayaan suami Amira setara dengan kekayaannya.
"Aku sebenarnya ingin menjadi artis, Pak."
Jayden tersenyum mendengar angan adik iparnya itu. Namun,
