Menemukan jejak

1139 Words
Malam hari yang sunyi sepi ini, cieeee... Sam tidak tahan untuk bertemu Nada, dia bersembunyi di warung kopi dekat kos Nada sambil mengawasi bangunan bertingkat itu. Entah berapa lama akhirnya sosok yang ditunggu keluar juga, Nada, Saras dan Mita keluar dari pagar besi yang tinggi di kos kesayangan tentunya, ketiganya berjalan sambil bergandengan tangan dan tersenyum ria, entah apa yang mereka guyonkan. Tanpa membuang waktu Sam langsung mendekati mereka bertiga. "Nada", panggil Sam. Ketiga gadis itu diam dan menatap Sam waspada, entah apa yang laki-laki ini inginkan hingga dia datang lagi dan lagi. "Ada apa?", Nada menjawab dengan ketakutan. Sebenarnya Sam juga gugup, hanya saja dia tidak memperlihatkannya, dia tidak mau membuat kesan buruk dihadapan orang yang disukainya. Apalagi bilang "Aku kangen" jelas tambah tidak mungkin lagi. "Mau traktir kamu makan", jawab Sam tanpa basa basi. Nada dan kedua temannya hanya diam, mereka tidak tahu harus merespon apa. Pikirannya tiba-tiba henk seperti otak kedua sahabatnyanya saat ini. Sebelum ada yang menjawab Sam berkata kembali "Kalian bertiga mau aku traktir makan, kalian mau kan?". Dengan nada sedikit memohon berharap para gadis itu menyetujui ajakan Sam. tidak mungkin kan kalau hanya mengajak Nada seorang, orang dianya takut setengah mampus sama si Sam. Nada dan kedua temannya pun masih terdiam. Rupanya otak mereka masih belum berfungsi dengan baik. "Ayam krispi bagaimana?" Bujuk Sam. Ayam krispi merek K? hemmm mereka bertiga mulai tergiur, rencananya mereka keluar memang untuk membeli makanan di warung prasmanan dekat kos tidak menyangka bahwa saat ini ada yang mengajak makan Ayam krispi yang terkenal itu, gratis pula. Nah otaknya baru mulai jalan nih. Meskipun mereka takut dengan penampilan Sam yang seperti preman apalagi statusnya sebagai ketua geng copet, ajakan Sam ini benar-benar menggoyahkan hati mereka bertiga. Sam yang melihat ketiga gadis itu masih diam, langsung berbalik dan berjalan ke depan sambil berucap "Ayo berangkat keburu malam". Nada, Saras dan Mita juga langsung berjalan mengikuti Sam dibelakang, entah mengapa mereka langsung menurut seperti anak ayam dibelakang induknya. Ampun deh cuma makan ayam goreng tepung aja mereka udah pada luluh. Tempat Penjual Ayam krispi tersebut tidak jauh dari kos Nada, hanya berjalan kaki kurang lebih dua puluh menit sudah sampai. Maklum tempat kos Nada merupakan kawasan area kota yang dekat dengan berbagai pusat keramaian misalkan kampus, mall, rumah sakit dan juga rumah makan dan cafe hitz yang Instagramable tentunya. Selama makan disana mereka tidak ada yang bicara, hanya sibuk makan, apalagi sudah terpampang berbagai macam menu di atas meja, ini bukan hanya traktir makan tapi pesta makan gratis, mulai dari ayam, burger, kentang goreng dan nasi plus ice cream tentunya. Ketiga gadis itupun tanpa sungkan menghabiskannya. Bahkan sampai lupa ketakutannya tadi. Setelah itu Sam pun mengantarkan ketiga gadis itu ke kos mereka dengan aman dan dengan suasana hening sehening mengheningkan cipta di upacara sekolah. "Terima kasih ya sudah traktir kami makan", ucap Nada pada Sam. "Terima kasih juga ya", ucap Saras dan Mitha bersamaan. Sam pun mengangguk sebagai tanda menerimanya, sebelum Nada masuk ke gerbang hitam kosnya Sam pun memanggil "Nad..". Nada pun menoleh kearah Sam. "Boleh aku telpon kamu", pinta Sam. "Hah... Kamu tau no hp aku?", Sambil melotot ke Sam. Laki-laki ini sungguh luar biasa, dia tahu Nama, alamat kos, hingga nomor hp dirinya. Darimana Sam mengetahui itu semua. Apakah dari Saras atau Mita? Tapi ini pertama kalinya mereka bertemu. Sam mengangguk tandanya "iya". Nada tidak menjawab Sam, tapi langsung masuk ke kosnya. "Nad, sini" panggil Mita. Saras dan Mita yang mengintip di balik tanaman palem milik ibukos sambil mengayunkan tangannya memanggil Nada yang baru saja menutup pagar. "Mukamu kok merah Nad, kamu gak diapa-apain kan" tanya Saras. "Tau gak sih, ketua preman itu alamat kos, fakultas aku, dan sekarang no hp aku dia juga tau lho... Heran deh, padahal kan aku gak pernah kasih tau dia, dia tau dari mana coba? Jangan-jangan kalian ya yang kasih tau, hayo ngaku", Nada menunjuk kedua temannya sambil memonyongkan bibirnya. "Ya ampun Nada, kita aja baru kali ini ketemu sama preman itu, gimana mau kasih tau semua info itu," jawab Saras. "Baru ketemu sekali kok kamu mau sih diajak makan sama preman itu" timpal Mita. "Lha kamu sendiri kenapa gak nolak tadi" tanya Saras. "Ayam krispi merek K gitu lho... gratis pula... goyah hati aku" jelas Mita. "Aku juga". Jawab Nada dan Saras bersamaan. "Ha ha ha sama ayam goreng aja kita udah luluh, gampangan banget ya kita di suap, eh tapi Nad kamu benar-benar harus hati-hati lho sama preman itu, takutnya di punya niat jahat", Saras memperingatkan. "Iya, lagian kan ada aku punya dua bodyguard" sambil melirik Saras dan Mita bergantian. Hingga jam satu pagi Nada masih tidak bisa tidur, punggungnya sampai sakit karena bolak balik diatas kasur dari tadi, setelah mendengar ucapan Sam yang katanya akan meneleponnya, dirinya menjadi tidak bisa tidur, ingin tidur takut Sam meneleponnya tapi ditunggu hingga sekarang hpnya tidak kunjung berdering, entah mengapa Nada sedikit kecewa. "Kenapa aku mengharapkan telpon dari dia, argghhh...", batin Nada. *** Keluarga Wibowo di Jakarta. Faisal Wibowo, seorang Jendral bintang dua tentara Indonesia yang gagah, berwibawa dan ganteng juga tentunya, duduk di kursi ruang tengah Sambil menyeruput kopi hitam. Selain jendral di kodimnya dia juga jendral di rumah, tutur kata yang keluar dari mulutnya sudah bagaikan titah raja. Nah ini salah satu alasan Sam kabur dari rumah. Mendapat kabar dimana keberadaan Sam dari Julius kakak Sam, hari ini dia telah memanggil Julius untuk mendengar secara langsung kabar anaknya yang sudah tiga tahun pergi dari rumahnya itu.. Ya tiga tahun setelah tiga tahun anak bungsunya akhirnya muncul juga, ada rasa kesal namun juga ada rasa rindu. Ingin sekali memukulnya pakai tongkat kayu namun juga ingin sekali memeluknya. "Benarkah kamu sudah mengetahui keberadaan Sam", suara Faisal bergetar seiring kerinduannya pada anaknya. "Iya ayah, temanku seorang kepolisian dari Malang memberi aku informasi bahwa ada seseorang membeli sebuah motor gede dan namanya sesuai dengan nama orang yang kita cari. Aku juga mendapatkan KTP untuk pengurusan surat motor tersebut, ternyata benar itu adalah Samudra". Faisal mendengar penjelasan Julius sambil menganggukkan kepalanya. Tanpa disadari bibirnya membuat garis lurus. "Membeli motor? Tadi kau bilang Sam membeli motor gede, bukankah itu mahal? harganya puluhan juta kan?, dari mana dia mendapatkan uang sebanyak itu? Bukannya dia lari hanya membawa tiga puluh lima juta, untuk hidup selama tiga tahun bukannya uang segitu seharusnya sudah habis?", tanya Faisal lagi. "Untuk itu aku belum tahu pasti, yang pasti dia membeli motor ini secara cash" jawab Julius. Bibir Faisal semakin melengkung keatas "Rupanya anak itu bisa bertahan hidup diluar sana", ada rasa sedikit bangga sebagai seorang ayah. "Buntuti gerak geriknya, jangan sampai ketahuan, untuk sementara kakek jangan diberitahu dulu." pinta Faisal. Julius mengerti dan mengiyakan. "Tentu ayah". "Satu lagi, jangan beri tau ibumu juga". "Kenapa?", Julius heran. "Sebelum kau pastikan bahwa dia memang Samudra adikmu, lebih baik jangan beritahu ibu, takutnya dia sudah berharap namun kecewa", jelas Faisal. "Baik ayah", jawab Julius sambil mengangguk.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD