Dana yang tak bisa cair

1037 Words
Harganya tidak mahal kok mas, cuma 300 juta saja, beliin ya Mas, kalau mas nggak mau beliin aku bakalan ngambek pokoknya' sambung Roma memberi ultimatum kepada sang suami. Bimo yang merasa baik baik saja dengan semuanya Menyetujui permintaan sang istri, tak tahu saja dia bahwa besok akan ada kejutan yang akan sangat memacu jantungnya. *** Bimo berangkat ke kantor lebih pagi dari biasanya, karena hari ini merupakan tanggal gajian semua karyawan termasuk dirinya, tapi tentu saja ada tujuan lain sebelum semua penghasilan masuk ke rekening perusahaan. Saat sampai ke kantor dia langsung menuju ke ruangan Hana, orang yang memiliki kuasa mengeluarkan uang perusahaan tentu dengan kwitansi yang tertera. "Pagi Bu Hana" sapa Bimo kepada bawahannya tersebut. "Pagi pak, maaf pak tumben pagi pagi-pagi bapak ke ruangan saya, ada yang penting? kok saya jadi deh degan ya Pak?" kata Hana basa basi. Kemudian Bimo berbasa basi tentang gaji semua karyawan adakah sudah beres atau belum,"Alhamdulillah sudah Pak, semua sudah masuk ke rekening masing-masing, punya Bapak juga sudah ya Pak? sesuai jabatan bapak sebagai CEO. Kata Bu hana sambil tersenyum. kemudian Bimo membuka aplikasi di hape nya. keningnya mengkerut pasalnya jumlah yang masuk tak seperti biasanya yang berjumlah 500 juta, melainkan hanya separuhnya saja. "Maaf Bu Hana, anda tidak salah kan mentransfer uangnya? ini nominalnya tidak seperti biasanya loh Bu." tanya Bimo masih bernada lembut. "Oh ya pak, sesuai kebijakan baru, semua yang bekerja harus sesuai dengan gajinya termasuk Bapak, ini adalah data semua karyawan beserta gajinya. dan Bapak menempati posisi tertinggi yaitu 250 juta." Hana menyerahkan map berisi data karyawan beserta gajinya di luar jam lembur. "Ok tak masalah batin Bimo, yang penting dana untuk Rosma mama dan papa masih bisa terhendel. " Bu Hana tolong nomer rekening ini isi sesuai yang tertera ya Bu, ini urgent tolong di isi sekarang juga, saya tunggu konfirmasinya sekarang." perintah Bimo menyerahkan nomor rekening beserta nominal yang harus di transfernya. "Maaf Pak Bimo, saya tidak bisa melakukannya, dana perusahaan sudah terkunci otomatis setelah gaji karyawan di bagikan, dan lagi ini tak ada tanda tangan dan kwitansi yang jelas untuk pendataan di komputer, saya tidak bisa melakukannya." Kata Bu Hana sopan. "Lancang, saya ini CEO di perusahaan ini, siapa anda berani mempertanyakan semua itu. kalau saya memberi perintah untuk transfer ya transfer, tidak ada bantahan atupun alasan.dengar itu," kata Bimo berapi-api. "Apa bapak ada baca email? di sana tertulis jelas bahwa sang pemilik perusahaan memberi kebijakan baru, jika anda tidak terima, silahkan Bapak protes kepada pemilik perusahaan". "Jedaaaarrr, Bimo hampir lupa bahwa dirinya hanya sebatas CEO bukan pemilik perusahaan, tentu pemilik perusahaan lebih punya kuasa untuk memberi wewenang." dengan langkah kasar Bimo keluar dari ruangan Hana, dengan keras pula pintu itu di bantingnya, ''Siallll kenapa pula nggak dari kemarin kepemilikan tak aku balik nama saja? aku terlalu terlena dengan kemudahan dana yang ku ambil Sampai aku lupa sumber kemudahan itu, sekarang aku harus bagaimana? hasil bulananku saja sekarang sangat terbatas, bagaimana aku akan menjelaskan kepada mereka?" Bimo frustasi dengan keadaan yang ada. dia pun pulang tanpa perduli dengan pekerjaannya di kantor.dia bingung harus menjelaskan bagaimana kepada semuanya. Pertama dia lebih memilih pulang ke rumah Mamanya. sesampai di sana Bimo langsung di cecar dengan pernyataan oleh Mamanya, "Bagaiman Bim? kok belum ada notif masuk ke hape Mama? Mama mau bayar ongkosnya ini sudah di tunggu oleh ketuanya." Cecar sang Mama penuh harap. "Nggak bisa Ma, uang perusahaan sudah terkunci tak bisa di cairkan lagi karena gaji karyawan sudah clear sejak semalam. kebijakan perusahaan yang baru tidak bisa mengalirkan dana kecuali ada tanda tangan pemilik perusahaan dan struk kwitansi yang jelas." jawab Bimo terlihat berat. "Nah benar kan Mama bilang? jangan sepelekan keputusan Alika semalam, begini kan jadinya? lagian kenapa sih kamu kok bodohnya kebangetan, kenapa tak dari kemaren saat kamu pegang kendali semua aset kamu pindah atas namamu, sekarang kita bisa apa? kamu masih enak terima gaji sebagai CEO, lah Mama? gigit jari gitu? Mama nggak mau tahu, Kamu baik-bikin si Alika jangan sampai kalian cerai, Mama nggak mau kehilangan sumber keuangan mama. Mama nggak mau susah ya Bimo, buat si Alika hamil biar dia bisa bertekuk lutut kepadamu lagi. sentuh dia beri dia haknya sebagai istri, berikan nafkah batin mu, Mama yakin Alika pasti akan luluh lagi. dia itu Bucin sama kamu Bimo."kata-kata Mama seperti kereta api lewat tanpa rem. Bimo yang mendengar Pusying sendiri, di rumah pasti Rosma sedang menunggu juga uang transferannya. selama ini tak pernah ada masalah seperti ini, setiap membutuhkan uang dia hanya akan mengkode Hana untuk di transfer, ini baru pertama kali dalam seumur pernikahannya dengan alika dia mengalami kesusahan dalam mencairkan dana. Bimo Masih belum sadar sinyal bahaya yang di berikan oleh Alika, tak tahu saja dia jika masih banyak kejutan lain yang akan di pertunjukkan oleh Alika. saat sampai di rumah Bimo berniat masuk ke rumah , baru saja dia menginjakkan kakinya di halaman rumah, mobilnya yang belum di masukkan ke garasi dan masih di depan pagar dah pun di jalankan orang, sekilas Bimo tahu bahwa itu adalah orang kantor. saat Bimo hendak meneriaki orang tersebut orang kantor telah menghubungi lewat telefon. "pagi menjelang siang pak, maaf mobil anda kami tarik dan secepatnya akan di ganti dengan mobil yang lain sesuai fasilitas dari kantor. kata orang di sebrang sana santai cepat dan tegas lalu mematikan telefonnya. "Sialll" mobil seharga 2 M yang menemani hari harinya kini telah di tarik kantor katanya akan di ganti dengan mobil yang lain yang dia sendiri sja tak tahu seperti apa wujudnya. Ternyata Bimo memang kurang jeli dalam bertindak. itu baru kejutan yang kedua suamiku sayang, batin Alika miris. sebucin itukah dirinya? berkali kali dia menepuk jidatnya tanda kebodohannya yang tak disadarinya. Alika mulai meneliti satu persatu aset yang di tilap suaminya dari uang perusahaan ayahnya. dia tertuju pada sebuah apartemen dan rumah yang di tempati oleh istri ke dua suaminya, ternyata rumah itu tak jauh dari kediamannya bersama suami, Bimo ini sebenarnya terlalu pintar atau bagaimana sih, bisa-bisanya kedua aset itu masih atas nama perusahaan yang itu berarti Alika bisa menariknya kapan pun dia mau. "Ok, berarti besok akan aku tarik fasilitas itu, hari ini hari terakhirmu menikmati fasilitas mewah dariku mas.besok tidak lagi. sudah cukup banyak kamu berbuat curang, cukup sampai di sini saja." batin Alika tersenyum kecut.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD