4

1566 Words
Pagi ini Naura berangkat bersama dengan sopirnya. Ia tampak diantar sampai ke depan gerbang SMA Garuda. Naura sudah berjalan masuk menuju ke dalam sekolah, tapi saat di tengah jalan ia dihentikan oleh Titan. Kali ini Titan terlihat sendiri, ia tidak bersama dengan teman-teman nya yang lain. Entah kemana pergi nya teman-teman Titan saat ini karena tidak terlihat. "Morning Naura, jalan nya sendiri aja nih. Gua temenin ya hehehe. Kita ga telat lagi nih hari ini." ujar Titan kepada Naura tersebut. Sementara Naura sedikit terkejut karena datang nya Titan yang tak terduga ini. Ia bingung juga. "Selamat pagi juga Kak Titan. Iya Kak ga telat lagi heheh." ujar Naura. "Btw lo berangkat sama sopir Nau?" tanya Titan kepada Naura sembari mereka saat ini berjalan menujur ke sekolah mereka. Mereka masih di dekat lapangan, mereka belum sampai di lobby saat ini. Mereka pun kini terlihat mencolok dimata yang lain nya karena yang berjalan disana hanya mereka. "Iya Kak, aku sama sopir aku hehehe." jawab Naura yang sebenarnya ia saat ini merasa tidak nyaman berada dan berjalan bersama dengan Titan karena sedari tadi banyak sekali yang menatap ke arah nya dengan menilai. Ya siapa juga yang tidak penasaran dengan Naura jika ia terlihat berjalan bersama dengan Titan yang mana merupakan berandalan yang seringkali mempermainkan perempuan. Dan mereka semua saat ini sedang melihat Naura yang seperti nya akan menjadi target selanjutnya dari aksi Titan itu. "Kalo gitu mulai besok gua jemput aja ya. Pulang nya gua juga anter Lo sampai ke rumah Lo. Pokok nya Lo aman deh kalo sama gua." ujar Titan yang mana kini membuat Naura terlihat sangat terkejut. Bagaimana tidak ia terkejut jika bisa di bilang ini merupakan pertemuaan kedua nya bersama dengan Titan dan mereka baru saja berkenalan tapi Titan sudah mengatakan hal itu. Titan sudah bilang kepada dirinya bahwa ia ingin mengantar jemput Naura. "Maaf Kak Titan, tapi Mama sama Papa ga ngebolehin aku buat berangkat selain sama pak sopir hehhee. Sekali lagi maaf ya Kak Titan, aku permisi dulu kak." ujar Naura yang mana kini mereka sudah ada di lobby SMA Garuda. Sekarang ini Naura sudah maju beberapa langkah tapi tubuh nya terhenti ketika ia melihat di depan sana Kak Nevan sedang membantu cewek yang entah siapa ia tidak kenal itu membereskan buku-buku nya yang jatuh. Naura kini merasa iri pada cewek itu yang bisa di bantu secara langsung oleh Nevan, ia masih ada disana yang mana membuat Titan menatap ke arah Naura. Titan melihat ke arah pandang Naura saat ini ke arah seorang Nevan. Udah gua duga, Lo pasti suka sama Nevan. Entah apa yang udah Nevan lakuin ke Lo, kebaikan apa yang udah dia lakuin ke Lo. Gua pikir Lo ga boleh gitu aja memantapkan hati Lo buat dia. Karena dia baik ke semua orang. Batin Titan yang mana ia hanya bisa membatin saja, tidak bisa mengutarakan nya. "Kok ga lanjut jalan Mau? Nunggu gua ya pasti? Oke deh yuk gua anterin Lo sampai ke kelas dengan aman. Meski pun ga bisa nganter jemput Lo di rumah buat sekolah tapi bisa lah ya nganter Lo ke kelas." ujar Titan tersebut. Kini Titan terlihat berjalan yang mana membuat Naura pun saat ini juga berjalan mengikuti Titan. Naura masih saja melihat Nevan yang menolong cewek tadi, meski pun Nevan terkenal sangat dingin tapi ia juga berjiwa malaikat, jika ada yang kesusahan dia akan menolong nya. Apalagi cewek tadi buku nya jatuh karena bertabrakan dengan Nevan, itu membuat Nevan harus bertanggungjawab dengan cewek itu dengan cara membantu nya sekarang. "Hai Van, gua hari ini ga telat lagi nih." ujar Titan yang mana ia dan Naura sudah sampai di dekat Nevan dan cewek tadi yang masih mengambil buku itu. "Oh hai Tan. Bagus deh." ujar Nevan yang saat ini kembali fokus ke buku-buku tadi. Bahkan Nevan sama sekali tidak menatap ke arah Naura sekarang. Kini Titan kembali berjalan dan mereka berdua pun saat ini sudah berjalan lagi menuju ke kelas Naura. Mereka pun sudah sampai di kelas Naura sekarang. Tampak Nabila dan Meira sudah ada di dalam kelas, begitu pun juga dengan teman-teman mereka yang lainnya. Naura saat ini pun berterima kasih kepada Titan karena Titan sudah mengantar kan Naura, padahal sebenarnya tidak perlu ia begitu. Kini Naura masuk ke dalam kelas nya membuat Meira dan Nabila langsung beranjak ke tempat duduk Naura sekarang. Begitu pun juga dengan Ilham yang menjadi penasaran kenapa Titan ada disini itu. "Nau, Lo jadian sama Kak Titan?" tanya Meira kepada Naura tersebut. "Hush ya ga lah, orang gua udah daftar jadi kandidat buat ikut acara Try To Love On 30 Days kok. Masa iya gua jadian sama Kak Titan. Lo tuh aneh-aneh aja sih ya. Udah lah ga usah bahas Kak Titan deh." ujar Naura itu. "Nah terus Lo tadi kenapa dianter sama Kak Titan ke kelas nya?" tanya Ilham yang kini ikutan kepo. Naura pun menatap ke arah Ilham yang masih menatap nya dengan pandangan bertanya. Ia saat ini menjawab pertanyaan. "Ah itu kebetulan aja ketemu di depan. Gua ga enak buat nolak nya. Jadi ya udah deh. Lagi pula tadi gua udah bilang sama Kak Titan buat ga perlu repot-repot lagi nganter gua kayak tadi. Aman lah." ujar Naura tersebut saat ini. Kini Naura pun sudah selesai menceritakan tentang bagian itu. Sementara bagian dimana Nevan yang tadi menolong cewek itu tidak ia ceritakan karena disini juga ada Ilham. Ia tidak ingin jika Ilham di mengetahui. Saat ini kelas Naura sudah masuk dan sudah ada guru nya. Di jam pertama dan kedua ini mereka hanya perkenalan saja, tidak ada yang membahas tentang pembelajaran. Akhir nya guru yang ada di jam itu pun keluar, mereka kini berganti jam dan hanya satu jam saja masuk untuk perkenalan. Sekarang ini mereka sudah istirahat jam pertama dan mungkin istirahat mereka ini bisa menjadi lebih lama karena sehabis istirahat nanti juya jam kosong karena melanjutkan pembelajaran tadi yang mana sudah selesai. "Waduh gila enak bener deh cuman perkenalan doang. Eh guys ke kantin yuk? Tapi lewat Ruang Klub Jurnalistik gimana?" ajak Nabila ke mereka. "Hah? Ngapain harus lewat sana Nab? Kan ada jalan yang lebih Deket, kenapa harus pilih jalan yang lebih jauh dah Lo?" tanya Naura tersebut. "Iya bener kata Naura deh Nab, Lo emang suka aneh ya." ujar Meira. "Yeee gimana sih ini. Ya kita mau lewat Ruangan Klub Jurnalistik buat lihat lah yang daftar offline buat acara Try To Love On 30 Days ini ada berapa. Gimana dah Lo pada? Kan pendaftaran nya di bagi jadi dua tuh ya. Offline sama Online kan. Nah ya itu maka nya kita mau lihat antuasiasme buat pendaftar offline itu seberapa banyak. Kan dengan kayak gitu kita bisa ngeliat tuh prosentase Lo bakalan diterima. Ini kan hari kedua pendaftaran." ujar Nabila yang kali ini diangguki oleh Naura dan Meira, mereka baru paham. "Bener juga ya Lo Nab, pinter amat sih Lo itu. Ah iya pinter kan temen gua. Kalo ga pinter ga lolos seleksi hahaha." ujar Naura kepada Nabila yang kini mendapat kan kerlingan mata dari Nabila. Mereka bertiga saat ini sudah keluar dari kelas mereka. Kini mereka pun sudah berjalan menuju ke Ruangan Klub Jurnalistik. Saat ini Naura melihat dari dekat Lab IPA kelas X seperti ada yang sedang berkerumun, ah tidak berkerumun lebih tepat nya sedang mengantri. Ia pun bertanya-tanya sebenarnya mereka sedang mengantri apa. Mereka bertiga masih menyusuri jalan hingga akhir nya mereka bertiga sampai di dekat Ruang Klub Jurnalistik. Ia melihat banyak yang berbaris disana dan masuk per tiga orang ke Ruang Klub Jurnalistik itu. Pikiran Naura, Nabila dan Meira sempat terhenti sebentar. Mereka sama sekali tidak bisa berpikir hingga pada akhir nya mereka saling tatap dengan memelotot mata. Naura sontak berbalik dan ia menyusuri antrian memanjang tadi yang mana sangat panjang. Sementara Nabila dan Meira kini mengikuti Naura dari belakang. Naura masih shock saat ini ia melihat antrian yang begitu panjang hingga ia tidak sadar bahwa di depan nya ada seseorang yang berjalan ke depan. Ia pun menabrak d**a bidang cowok tersebut membuat Naura mengaduh saat ini. Kemudian ia melotot lagi, ia ingin memaki diri nya itu. "Aduh Kak, aku minta maaf kak. Aku beneran ga sengaja kak. Maaf ya kak." ujar Naura yang kini menatap cowok yang ia tabrak tadi itu saat ini. Meski pun ia belum tahu apakah itu cowok kakak kelas atau seangkatan tapi ia memilih aman nya saja menyebut cowok itu dengan sebutan Kakak. "Ah iya ga papa kok. Lain kali hati-hati ya." ujar nya lalu ia mengacak rambut Naura dan pergi dari sana. Naura berbalik dan kakak kelas tadi masuk ke Ruang Klub Jurnalistik. Sementara kedua teman nya saat ini tampak menganga. Naura heran kenapa dengan mereka berdua. Kini Naura melanjutkan perjalanan nya lagi diikuti oleh mereka berdua. Mereka kini sudah sampai di kantin. Setelah memesan makanan Naura dan yang lain duduk. "Udah gua hitung, tadi sekitar 65 siswa. Dan ini baru istirahat pertama ya Nau. Belum istirahat kedua, belum yang online dan belum yang nanti pulang. Eh iya, gila Lo tadi di ajak rambut nya sama Kak Gabriel astaga." ujar Nabila. "Hah? Lo tadi pada ngitung? 65? Gila pada ngapain deh. Emang kenapa? Lo kenal sama Kak Gabriel?" tanya Naura kepada Nabila tersebut saat ini. "Ya kenal lah, Kak Gabriel itu Ketua Klub Jurnalistik. Lo emang ga tahu ya? Wahh Lo tuh emang ya. Yang ada di pikiran Lo cuman Mas N aja." ujar Nabila. "Hah? Yang tadi itu Ketua Klub Jurnalistik? Ah gila kenapa Lo ga ngomong sih. Duh gimana coba kalo gua harus nya ketrima tapi waktu liat foto gua dan tau gua yang nabrak dia, terus dia ga nerima. Gimana dong." ujar Naura yang kini berpikiran yang tidak-tidak. Ia benar-benar takut sekali saat ini.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD