"Aku berangkat sendiri dengan motor, Mas. Aku belum siap dengan pertanyaan karyawan lain tentang ada hubungan apa diantara kita." Jam digital di meja menunjukkan pukul tujuh lebih sepuluh menit. Sudah hampir lima belas menit Mas Satria menelponku sepagi ini. Dia ingin menjemputku dan kami berangkat ke kantor bersama-sama. Hanya saja aku perlu waktu untuk bisa publish hubunganku dengan Mas Satria. "Kan sudah beberapa kali pulang bareng." Mas Satria kekeh untuk pergi barengan ke kantor. "Kan beda, kalau sore jarang yang lihat. Meski banyak juga sih kemarin yang lihat. Pasti hari ini pada intograsi aku deh di kantor. Tahu sendiri kalau kaum Hawa suka kepo," tolakku dengan membeberkan alasannya. "Iya … iya, hati-hati ntar ke kantornya. Mas bersiap dulu," pamit Mas Satria. "Assalamualaiku

