BAB 32

1504 Words

Hujan turun deras sebelum makanan sampai. Aku yang tadinya enggan mendekat dengan manusia sok imut itu akhirnya mendekat juga, karena tak hanya hujan, lampu kini mati entah kerena apa. Yang awalnya malas memeluknya, kini aku malah menarik-narik tubuhnya agar tidak menjauh. Kak Ali sampai tertawa dengan kelakukanku kali ini, biarkan sajalah. "Ini mati lampu, tiang listrik depan tadi emang lagi diperbaikin. Aku mau ambil lilin dulu, kamu tunggu sini." Mataku melotot, dia dapat melihatku karena penerangan dari ponsel. Kali ini dia terbahak saat melihat ekspresi yang kuberikan. "Yaudah ayo ikut," ucap Kak Ali seraya merangkulku. Daritadi aku terus memeluk pinggangnya, bahkan saat turun tangga kita hampir jatuh berdua kalau kak Ali tidak menahannya. Masih untung tubuhku tidak berat-berat am

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD