Pencarian akhirnya menemukan yang dicari. *** Di dalam mobilnya, Daniel beberapa kali meremas dudukan tangannya dengan perasaan gemas dicampur marah. Kerinduan membuat keinginannya akan lukisan itu semakin menguat. Tapi Elard menghalanginya. Ia pikir anak itu akan memiliki rasa sungkan, mengingat sebelumnya status hubungan keduanya adalah calon mantu dan calon mertua. Atau setidaknya, Elard yang ia tahu membenci ibunya, kiranya akan dengan mudah memberikan lukisan itu. Kini Daniel memukul-mukul dudukan tangan. Ia harus cari cara menemukan Sasi dengan cepat. "Bagaimana pencarian di Bandung?" tanya Daniel. Ia tak peduli siapa yang menjawab. Toh, dua orang di depan adalah penanggung jawab setiap permasalahan yang sekaligus kaki tangannya. "Masih nihil, Bos," jawab Edwin. "Bodoh! i***t!