Chapter 22

1481 Words

Kamu adalah hadiah dari Tuhan untukku. Menjadi temanku. Menjalani hari-hari bersama. Tak terpisah. *** Sasi berulang kali memegangi dadanya. Membelainya lembut agar tenang. Tetap tidak tenang sedikit pun. Pikirannya tak henti tertuju pada Mahesa. Ia sudah menelepon sesampainya di rumah, tetapi ponsel Mahesa mati. Ditemani Elard, keduanya duduk di taman samping rumah. Berulang kali tatapan Sasi terarah pada pagar tinggi rumah. Berulang kali juga Elard menenangkan Sasi, meyakinkan gadis itu bahwa Mahesa baik-baik saja dan mungkin ponsel Mahesa habis daya. "Sas," panggil Elard yang sedang mencari cara mengalihkan perhatian Sasi dari pagar. "Ya?" jawab Sasi belum melepaskan pandangan ke pagar rumah. "Kamu belum jawab pertanyaan saya." Kali ini berhasil dan Sasi menoleh menatap Elard. "P

New users can unlock 2 chapters for free!
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD