Bagian 2

511 Words
Gue yang menang satu langkah dari dia atau dia yang menang satu langkah dari gue. Entahlah gue enggak perduli soal itu. -Keira Agatha- *** "Seriusan nih?" Claudia menatap Keira tidak percaya. Dia terkejut atas penjelasan yang sahabatnya katakan. "Lo enggak lagi nipu gue kan Kei?" Keira menatap Claudia kesal. "CK.. seriusan gue. Tau gak, semalaman gue enggak bisa tidur Clau.. gue teringat aja kejadian di pantai." Keira menjelaskan dengan senyuman yang tidak pernah pudar. "Bagus deh!" Claudia menganggukkan kepalanya. "Udah? Gitu aja?" Keira menyipitkan matanya. "Apanya?" "Respon lo Clau.. gue dari tadi jelasin semuanya tanpa kecuali dan lo cuman bilang 'bagus deh' yang bener aja." Keira menirukan gaya bicara Claudia. Claudia tertawa mendengar penuturan dari sahabtnya itu. "Kei.. gue seneng kalo lo akhirnya bisa tunangan sama Reihan. Ini kan yang selama ini lo impikan?" Keira tersenyum mendengarnya. Sahabatnya selalu tau apa yang diimpikannya "Dan satu lagi.. lo menang satu langkah dari sahabat sih Reihan itu. Lo udah menang Kei. Jadi lo enggak perlu khawatirin sih Riska." Keira mengingat kejadian yang ada di pantai semalam. Dia mengingat wajah khawatir yang ditunjukan oleh Reihan . Hanya karena dia terlambat untuk menemui Riska. Keira tersenyum kecut bila mengingat kejadian tersebut. "Entahlah Clau. Gue yang menang satu langkah dari dia, atau dia yang menang satu langkah dari gue. Gue enggak perduli soal itu. Yang paling penting sekarang, gue yang akan selalu jadi prioritas Reihan. Dia? Gue enggak tau apa yang akan terjadi sama dia." Keira tersenyum menyeringai. "Jangan terlalu seneng Kei. Lo juga harus waspada sama nih perempuan, dengan tampang lemahnya dia bisa memperdaya siapa aja. Itu saran gue sama lo." Keira mengangguk - anggukan kepalanya. "Gue akan selalu ingat saran lo Clau." Mereka berdua tersenyum satu sama lain. Menikmati waktu berdua mereka dan saling berbicara satu sama lain. Pembicaraan mereka berhenti karena handphone Keira berdering dan dia langsung mengangkat panggilan tersebut. "Halo Rei." Keira tersenyum senang mendengar penuturan dari sang penelepon. ".." "Kamu ngajakin aku kencan nih?" ".." "Yaudah aku kesana sekarang ya." ".." "Bye." Keira langsung menutup panggilan tersebut. Menatap sahabatnya yang memandangnya dengan berbagai pertanyaan. "Reihan ngajak gue kencan Clau.. gue harus pergi sekarang." Keira hendak beranjak dari tempat duduknya, tetapi gerakannya berhenti setelah mendengar penuturan sahabatnya. "Jangan seneng dulu Kei. Nanti lo kecewa lagi. Semoga sih Reihan enggak ngecewain lo deh. Gue berdoa dari sini." Keira kembali berdiri dan berjalan meninggalkan sahabatnya menuju tempat yang dijanjikan oleh Reihan. *** Keira menatap sekeliling restoran yang lumayan ramai. Mencari keberadaan dari Reihan. Keira tersenyum melihat seorang pria yang melambaikan tangannya kepada Keira. Dia pun mendekati menjadi yang telah diduduki oleh pria tersebut. "Kamu kok tumben ngajakin aku jalan gini Rei?" Keira tersenyum menatap sang kekasih. Reihan tersenyum mendengar pertanyaan dari Keira. Dia memang menyadari hal tersebut. Dia jarang sekali mengajak jalan atau pun keluar sang kekasih. "Udah lupain aja soal itu. Ngomong-ngomong kita mau ngapain nih? Gimana kalau kita nonton aja? Aku denger ada film yang seru loh Rei. Habis nonton kita perg-" "Itu Riska." Semua penjelasan dan senyuman dari Keira langsung berhenti setelah Reihan menunjuk seseorang yang sedang berjalan kearah mereka. ***
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD