Pagi hari, Alisya terbangun dan tak melihat Andra di kamarnya. Dia tak peduli, berpikir mungkin pria itu sudah pulang. Semalam, Andra tidak tidur di ranjang, melainkan di sofa. Tentu saja, itu atas perintah Alisya. Dan beruntungnya, kali ini Andra menurut. Alisya bangun, meringis pelan seraya memegangi lehernya yang sakit. Ah, harusnya sekarang dia minum obat pereda nyeri. Baru saja kedua kaki Alisya turun, pintu kamarnya terbuka. Andra masuk dengan tangan memegang nampan. Dia sengaja membawakan makanan untuk Alisya. Alisya yang melihat itu merasa tak percaya. Andra mau melakukan itu untuknya? "Makanlah. Setelah itu minum obat agar lehermu tak sakit lagi," ucap Andra seraya menyimpan nampan di atas laci. Bukannya langsung pergi, Andra malah sengaja duduk di samping Alisya. "Andra, sehar

