(Author) Pagi ini menjadi pagi yang sulit bagi Ezot. Pagi pertama bendera perang dengan Eja dikibarkan. Rasa sesak di dadanya masih membekas sampai sekarang. Padahal, semalam mungkin air mata sudah bosan menyusuri pipinya yang chubby. Ezot memang tomboi, tapi jangan lupakan hati dia yang juga merupakan hati perempuan. Bagaimanapun perasaannya juga seperti perempuan pada umumnya, yang bisa sakit dan tak selamanya tahan banting seperti kardus ovenan. Ezot melangkah gontai menyusuri koridor dengan tak semangat. Hari ini dia membawa mobil sendiri karena hubungannya dengan Eja sedang tidak baik. Biasanya dia akan berangkat dan pulang dengan lelaki itu. Membuat lelaki itu melupakan adiknya dan merelakan uang jajannya untuk menyuruh Adit, ketua kelas Ezot, demi adiknya, Reynia, sampai dengan se

