Game 18

2026 Words
Sion melihat ke arah menara itu. Bahkan sebelum Fanzy memberitahukannya kalau ada musuh di sana, dia sudah tahu kalau arah dari tembakan itu berasal dari sana. Entah apa yang dia rencanakan sekarang ini, namun Fanzy merasa kalau Sion bukanlah seorang player yang kuat dapat membuat atau meringankan semua beban masalah yang ada pada diri mereka sekarang ini. Bukannya mendekat untuk menyelamatkan Fanzy dan juga Vira, Sion malah berlari menjauh, menghampiri ke arah menara itu sendirian sambil mencoba untuk melawannya, hanya dengan sebuah pedang di tangan kanannya. “Hei! Apa yang dia sedang lakukan! Membawa sebuah pedang untuk melawan sniper jarak jauh seperti itu adalah tindakan yang benar-benar bodoh!” Teriak Fanzy. “Tidak, kau belum mengenal Sion. Lihatlah nanti, kau akan terkesima dengan kemampuan yang dia bisa berikan kepada penembak jitu di atas menara itu sekarang!” Balas Vira kepada Sion. Tapi memang, tindakan Sion dengan sangat gagah berani menghadang sniper itu dari jarak jauh memang mungkin tidak akan dilakukannya jika dia tak memiliki persiapan atau sebuah taktik sebelumnya. Sebuah kejadian yang menakjubkan pun benar-benar terjadi sekarang ini, Sion mampu untuk mengelak sekaligus menghindar dari setiap serangan tembakan peluru sniper di atas menara itu sekarang. Membuatnya benar-benar merasa seperti angin dan melesat tanpa henti bisa menghindar setiap tembakan itu di sana. Memang, cukup mustahil untuk menghindari tembakan sniper berkaliber tinggi, namun inilah kenyataan yang sedang dilihat oleh Fanzy di depan matanya sekarang ini. “Aku bertanya-tanya, jika di dunia nyata, siapa Sion yang sebenarnya?” Gumam Fanzy dengan sangat perlahan kepada dirinya sendiri. Berpikir skill semudah itu tidak mungkin akan mampu membuatnya menjadi seorang player yang murahan. Sampai akhirnya Fanzy pun terpikir akan sesuatu, “Ah... tentu saja. Dia adalah pemain game Racing! Hanya saja menggunakan kuda sekarang ini!” Sion langsung lompat dari kudanya, menuju ke bawah menara itu sekarang. Mungkin, Fanzy akan berpikiran bila dia akan masuk ke dalam menara itu mencoba untuk menghadapi sniper itu secara langsung. Namun, aslinya tidak. Sion malah melakukan skill miliknya dengan mengangkat tanah dari menara itu berasal sehingga bangunannya menjadi miring sekali sekarang ini. Sniper itu tak dapat membidik ke arah Fanzy maupun Vira dengan sangat jelas, sehingga setiap bidikan ataupun tembakan yang dia ingin lesatkan akan berakhir sia-sia untuk ditembakkan. Vira pun berkata, “Sion adalah player yang memiliki skill paling sedikit dibandingkan kita semua di dalam tim. Namun, Strength sekaligus Agilitynya adalah stat paling tertinggi diantara kita semua. Tidak ada yang bisa bergerak secepat dan juga sekuat Sion, bahkan di dalam game ini.” “Keluarlah wahai makhluk pengecut! Aku telah datang di hadapanmu untuk menghabisimu sekarang ini!” teriak Sion kepada sosok di dalam menara itu sekarang. Mungkin Sion lupa, kalau hakikat seorang Sniper adalah untuk selalu bersembunyi di balik kegelapan, dan dia akan berlari jika memang situasi tidak memungkinkan atau pun mendesak. Mencari tempat persembunyian yang baru. Pada akhirnya, sebuah sosok dengan berbaju ungu keluar dari dalam gedung menara itu. Dia memakai baju serba ungu dari ujung kepala sampai ujung kaki. Menutupi mukanya dan juga bagian atas kepalanya adalah sebuah topi yang runcing dan lancip menancap ke atas. Fanzy tak tahu kenapa seorang sniper memakai baju seperti itu, bukannya sebuah pakaian yang menyembunyikannya dari lingkungan. Tapi saat Fanzy mengamatinya, seseorang itu tidak memakai sebuah sniper ataupun senapan mesin. Melainkan sebuah busur panah, sama seperti yang dia pakai. Namun Fanzy bingung, bagaimana sebuah busur panah bisa menghasilkan damage seperti itu dan mengeluarkan sesuatu seperti peluru? “Akhirnya kau keluar juga wahai pengecut! Untuk sekarang, tamatlah riwayatmu!” Ucap Sion kepada musuh itu. Di saat Sion mencoba untuk melompat tinggi, menyamakan kedudukannya dengan Sniper berbaju ungu itu, dia langsung saja ditembak dari belakang. Panah sekaligus peluru itu menembus dua sisi d**a bagian kiri dan juga kanan dari Sion, dia pun langsung saja terjatuh karena menerima damage 50% dari total keseluruhan nyawa yang dia punya. “Sion! Tidak! Jangan mati terlebih dahulu!” Teriak Vira. Ternyata, sosok berbaju ungu yang melayang di luar menara itu hanyalah kamuflase, menarik perhatian agar siapa pun yang ingin mencegat sang Sniper di luar sana untuk mengincarnya. Sedangkan sniper yang asli masih bersembunyi di dalam menara dengan nyaman dan juga benar-benar santai. Fanzy merasa kalau harga dirinya sebagai seorang Marksman tercabik-cabik sekarang ini. Vira pun menggebrak tanah sekarang ini, membuat sebuah gundukan-gundukan tanah sehingga dia bisa berlari dan dengan mudahnya bersembunyi untuk menghindari tembakan dari Sang Marksman. Pukulan Vira benar-benar dahsyat sampai gedung-gedung yang ada di sebelahnya pun juga ikut terjatuh dan runtuh ke jalan menutup jalan sekaligus tempat baru untuk bersembunyi. “Fanzy! Awasi aku dari belakang! Jangan sampai musuh mengetahui keberadaanku nantinya! Aku akan pergi untuk menyelamatkan Sion sekarang juga di sini!” Teriak Vira memberikan komando kepada Fanzy. Karena memang, jika bukan Vira yang menyelamatkan Sion, maka tidak ada cara lagi bagi mereka bisa menyelamatkan rekannya tersebut. Tapi kemudian, meskipun sudah berlari dengan memindik-mindik dan berada di dalam kover reruntuhan dan juga batu-batu tersebut, Vira masih bisa terkena tembakan dari sang Sniper itu diatasnya. Fanzy tak tahu bagaimana caranya dia melakukan situasi seperti itu, tapi mungkin itu adalah skill khusus yang dimiliki oleh sniper itu di sana. Untungnya, tembakan peluru-peluru itu tidak mengenai telak di bagian organ Vira, sehingga dia masih bisa berlari dengan sangat mudah ke hadapan Sion terbaring lemas di sana. Vira hanya harus mencoba untuk bertahan sedikit lebih lama lagi sekarang ini. “Sion, bertahanlah, aku akan menyelamatkanmu dari seorang musuh pengecut yang sedang bersembunyi di menara itu sekarang ini!” Tak ingin menjadi beban dari tim, Fanzy pun mengeluarkan panahnya, mencoba untuk melesatkan setiap tembakan yang dia punya ke arah Sang Sniper di atas sana itu sekarang. Tak hanya itu, karena skill pasifnya tidak bisa menjangkau sampai jarak yang begitu jauh, Fanzy memasrahkan semua itu kepada burung-burung skill ketujuhnya. Sehingga dia benar-benar bisa melihat kemana Sniper itu sedang bersembunyi itu sekarang. Para burung itu akan mengincar letak dimana musuh paling dekat sedang berada di sekitarnya di sana. Tapi hal yang begitu menggemparkan Fanzy adalah fakta bahwa burung-burung itu tidak bergerak terbang dari satu titik, melainkan juga berada di titik-titik yang lain sekarang. Menandakan kalau mungkin ada musuh lain yang sedang bersembunyi diantara reruntuhan gedung dan juga bangunan-bangunan rusak di samping kanan dan kiri Vira itu sekarang. Benar saja, sebuah bola api dan juga ratusan anak panah pun mengincar tubuh dari Vira sekarang ini. Vira benar-benar terjebak di dalam lingkaran sekaligus lorong penuh jebakan ini sekarang juga. Tubuhnya tidak lagi bisa menahan semua damage itu sekarang ini. Dia terpaksa harus bersembunyi terlebih dahulu untuk sementara. “Musuh terlalu banyak! Mustahil bagiku untuk bisa berjalan sekarang ini!” Sebuah pengeras suara pun datang dari berbagai sisi, mengumandangkan kalau musuh memang tengah memojokkan mereka di sini. “Kami adalah tim dari Vietnam! Kami ingin agar kalian menyerahkan semua tim kalian kepada kami sekarang juga! Karena jika tidak, kami akan membunuh kalian semua yang ada di sini tanpa ampun!” Mereka meminta sandera, meskipun Fanzy dan yang lainnya tak tahu dimana. Permintaan itu benar-benar mustahil untuk dikabulkan, karena mereka hanya bertiga sekarang ini, sedangkan sisa 3 anggota yang lainnya entah pada kemana. Mungkin, memang nasib Fanzy yang benar-benar buruk untuk menyaksikan rekan-rekannya mati dengan cara yang tidak hormat seperti sekarang ini. “Jika kalian tidak menyerahkan tim kalian dalam kurun waktu 1 jam, maka kalian akan selesai!” Di dalam sistem game ini, pemain yang berada di dalam satu klan atau satu skuad, akan masih bisa saling berkomunikasi jika mereka berada di dalam jarak 2 kilo meter. Fanzy berada di titik paling belakang, Vira terjebak di tengah, sedangkan Sion tengah kesakitan di ujung paling jauh di sana. “Fanzy, jangan berpikiran sesuatu yang bodoh! Kita akan menghadapi ini semua bersama-sama!” “Aku tidak tahu apa yang kau kira sedang kupikirkan, tapi memang aku merasa kalau kita tidak mempunyai pilihan lain selain melawan! Tim Vietnam memiliki keunggulan sebagai seorang player yang bersifat dan memakai jarak jauh sebagai sarana serangan utamanya. Dan kita tidak mempunyai cukup banyak player dengan senjata serangan jarak jauh!” Ungkap Fanzy tentang analisisnya strategi ini. “Kita memang perlu berusaha untuk keluar dari situasi ini sekarang menggunakan kemampuan kita sendiri tanpa bantuan orang lain. Kita perlu mencoba untuk memeriksa skill dan kemampuan kita masing-masing. Fanzy, aku tahu semua kemampuan yang kau miliki. Dan mungkin, kaulah yang tidak mengetahui kemampuanku dan juga Sion di sini sekarang. Aku mungkin akan harus mengeluarkannya!” Sebuah perisai transparan pun muncul dari tubuh Vira. Namun, perisai itu adalah sesuatu hal yang transparan dan tak bisa dilihat dari luar. Hanya sekutu sajalah yang bisa melihat sekaligus merasakan perisai itu di sana. Dilihat dari sifatnya, perisai ini mampu menghalang berbagai benda yang tak dikenal untuk masuk. Seperti layaknya proyektil, ataupun kehadiran musuh di dalam sangkar itu sekarang. “Fanzy! Cepat masuk ke dalam perisaiku! Kemampuan ini dapat bertahan dari segala serangan namun memiliki durasi yang benar-benar sebentar! Jika kau tidak segera masuk, maka kemungkinan kemampuan ini akan habis sebelum masa tenggangnya akan sangat memungkinkan!” Teriak Vira menyuruh Fanzy untuk masuk sekarang ini. Dan mungkin, dia akan segera menghajar musuh yang lainnya. Para musuh, melihat kejadian itu dan merasa kalau memang mungkin Fanzy bertindak terlalu bodoh memperlihatkan dirinya di depan umum. Tapi kemudian untuk sekarang, tembakan-tembakan baik sihir maupun proyektil yang diarahkan kepadanya berhasil dilindungi atau ditangkis oleh perisai itu sekarang. Para musuh menyadari kalau ada sesuatu yang aneh di sekitar sini sekarang. “Hai! Apa yang kalian lakukan dengan proyektil kami! Bagaimana serangan kami tiba-tiba menghilang dan tidak tertembus entah kemana-mana?” Teriaknya menggunakan sebuah device membesarkan suara. Mungkin sekarang, mereka akan melakukan hal atau trik yang belum ditunjukkan kepada Fanzy dan juga kawan-kawannya. “Kami tak memiliki pilihan untuk membunuh kalian di sini sekarang juga!” Ada 5 titik yang menjadi potensi dari tempat persembunyian para musuh itu sekarang. 5 titik itu pun sedang mengeluarkan lingkaran sihir dengan aliran mana yang sangat besar. Memusatkan titik sihir gravitasinya dan juga berusaha untuk menembakkan sihir itu ke arah Vira yang tengah berada di pusat tempat mereka berada sekarang ini. “Kau akan mati dengan menggunakan sihir ini!” “Sion! Lakukan itu semua sekarang!” Teriak Vira kepada rekannya yang berada di ujung. Sebuah hentakan tanah pun muncul meretakkan semua hal yang sedang mereka pijak di sekitar sini sekarang juga. Tanah-tanah itu terkoyak sekaligus benar-benar rusak, membuat semuanya menjadi runtuh. Terbentuk sebuah lembah yang curam dan juga begitu dalam menjatuhkan semuanya sampai ke inti bumi. Itu adalah kemampuan sekaligus skill yang dimiliki oleh Sion. Dia memiliki kemampuan untuk menggetarkan sekaligus menggerakkan tanah yang ada di sekitarnya. Tempat persembunyian para musuh itu pun kemudian langsung saja runtuh dan hancur, membuat mereka terlihat dan juga terekspos dengan mudahnya baik oleh Fanzy maupun oleh Sion yang sedang berada di luar sekarang. Lingkaran sihir yang seharusnya menjadi penentu akan hidup dari Vira juga berakhir gagal untuk dikeluarkan sekarang juga. “Untuk sekarang, rasakan kembali arwah dari burung-burung ini sekarang juga!” teriak Fanzy mencoba untuk mengeluarkan skill ke tujuhnya lagi sekarang. Berbeda dari serangan yang sebelumnya, serangannya kali ini benar-benar dapat mengenai musuhnya tepat ke dalam jantung dan membinasakan mereka semua di sana. Tentu saja dengan elemen blessed yang sangat kentara. “Tidak mungkin, mereka semua mati dengan mudah hanya karena serangan burung-burung sialan itu! Bagaimana kau bisa melakukannya?” Sosok berbaju ungu pun keluar dari sana. Dia adalah satu-satunya orang yang selamat atas kejadian yang membuat Fanzy mengalahkan semua rekan miliknya. Dia benar-benar melongo dengan sangat ketakutan karena timnya dengan mudah dikalahkan hanya dengan itu. Tapi, dengan sedikit nyawa yang masih tersisa dan menempel kepadanya, Sion langsung saja menarik bahu dari musuhnya tersebut di hadapannya. Dia mengangkatnya tinggi-tinggi sambil berkata. “Jika saja kau dapat bertarung dengan cara yang lebih jantan dan penuh adab ksatria, mungkin aku dapat mengampunimu. Namun untuk sekarang, kau perlu mendapatkan kematian yang pedih!” Sion menarik pedangnya, menusukkan senjatanya itu tepat masuk ke dalam jantung Sang pemimpin dari klan tersebut. Membunuhnya dan menghanguskannya dengan seketika. Sebuah notifikasi pun masuk, di layar masing-masing pemain. “Tim Indonesia! Berhasil mengalahkan tim Vietnam! Jumlah pemain! Hanya tersisa tinggal 26 sekarang!” Permainan dan juga turnamen ini tetap terus berlanjut, meskipun tidak ada orang yang menghendaki nyawa orang menjadi permainannya. Namun Fanzy, harus tetap terus mencoba untuk berjuang memenangkan turnamen ini saat ini juga.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD