Game 1

2042 Words
Sebuah Serangga raksasa dengan tubuh yang sangat feminin, lingkar d**a besar dan juga sebuah make up meriasi wajahnya. Tubuh bagian belakangnya sendiri terdiri dari suatu sengatan ataupun juga sebuah jarum layaknya serangga yang mematikan menggunakan senjata biologis miliknya sendiri. Makhluk, itu, merupakan percampuran dari seekor monster dan juga manusia seutuhnya yang sangat menawan. Dan makhluk itu, memiliki warna dan juga bentuk kulit berbeda daripada monster kebanyakan yang dimilikinya. Tubuhnya berwarna ungu gelap sementara area wajahnya cerah layaknya seorang wajah wanita biasa pada umumnya. Dia memiliki sesuatu yang sangat menawan, sementara apa pun yang dia miliki sekarang seperti berusaha memikat musuh yang ada di depannya. Di atas kepalanya, ada sesuatu berbentuk mirip seperti mahkota, dengan berbagai poin dan juga keruncingan yang maksimal. Berwarna emas kecoklatan, menambahkan keagungan dari makhluk misterius itu sekarang ini. Mungkin, mahkota itu sama seperti semua bagian tubuh yang dimilikinya, berusaha untuk menunjukkan keagungan yang dimiliki olehnya kepada orang lain. Dilihat dari luar sendiri, monster ini seperti berlindung di dalam armor yang sangat kuat di dalamnya. Armor itu, memiliki ketahanan super keras sehingga mungkin akan sangat sulit ditembus oleh peluru kegelapan milik Fanzy sekalipun. Peluru itu, tidak mampu membuatnya melukai monster berbentuk aneh dan menantang batinnya sendiri sekarang ini. Aura sihir yang keluar dan meledak-ledak, membuat grup Fanzy sendiri tidak bisa melakukan apa-apa selain memandangnya ke atas. Senyuman dan tatapannya yang tajam ke bawah membuat mereka semua seakan-akan memang sedang diam terpukau dan membisu tanpa seribu bahasa yang membuatnya tak bisa melakukan apa-apa. Karena mereka mungkin telah menghadapi musuh yang sulit untuk dilawan. Bagaimana tidak, musuh berupa hybrid antara perempuan dan kumbang itu keluar dari sarang layaknya dirinya adalah sebuah boss dalam suatu permainan video game jadul. Terlahir kembali ke dalam dunia game ini untuk meluluh lantakkan apa pun yang ada di hadapannya. Termasuk tim-tim Indonesa yang hanya ingin segera pergi dan lewat dari sini. Para monster kumbang, sebelumnya memenuhi tempat tersebut, kemudian terdiam dan menunduk hormat kepada makhluk raksasa itu. Mereka seakan-akan memiliki rasa hormat dan juga tunduk terhadap makhluk yang baru saja menetas saat ini, mencoba untuk membuatnya benar-benar merasakan kalau sosok super dan memiliki hierarki tinggi sedang berada di antara mereka sekarang. Monster kumbang yang terletak di antara makhluk kumbang tersebut itu pun kemudian mengikut monster itu dari belakang. Seperti layaknya sebuah jajaran barisan anak TK mengikuti kemanapun pembimbing dan guru mereka untuk ikut. Dan mereka, benar-benar bersikap menjadi seorang pendiam, tidak ada sifat kemonsteran yang muncul dari perilaku kumbang-kumbang ini sekarang. “Recks. Aku tahu kalau kau juga kebingungan dengan apa yang kau lihat. Namun aku juga perlu tahu, apa yang sedang kita hadapi sekarang ini..” Tanya Bozzy, mencoba untuk mengerti situasi yang mereka sedang hadapi sekarang. Karena di medan perang itu, hanya ada 4 orang dengan kemampuan terbatas bisa melawan musuh jika memang mereka adalah musuh yang sebenarnya. “Apakah kita memiliki jalan untuk kabur dan melarikan diri dari sini Recks? Karena jika iya, aku mungkin akan mempertaruhkan segenap nyawa dan jiwaku untuk bisa membawa kita kabur dari sini sekarang juga!” Ucap Sion mencoba untuk mengerti situasi di dalam keadaan mereka sekarang ini. Kemungkinan besar memang, Sion tak bisa membuatnya bergerak lebih jauh daripada seharusnya. “Tidak mungkin, tempat ini memiliki letak topografis terbatas dengan beberapa jalan saja untuk bisa kabur melewatinya. Mungkin memang, ada hutan jamur di sana memiliki kesan kalau kita bisa kabur lewat sana dan membuatnya pergi dari sini. Namun, hutan Jamur itu tak memiliki jalan keluar untuk bisa terus ke timur dan membuat kita terisolasi dan hanya bisa terjebak di sini...” Recks menelaah situasi. “Aku yakin, satu-satunya jalan bagi kita untuk bisa pergi hanyalah dengan menembus sarang yang menggantung itu di sana. Sarang itu akan membuat lubang dan membuat kita memiliki jalan baru untuk bisa lewat. Aku yakin, itu adalah cara agar kita bisa selamat dari sini...” Jawab Recks. Mereka semua pun menunduk dan mencoba untuk merenung bingung apa yang terjadi. Ancaman dan juga mara bahaya tak bisa terus mereka hadapi. Mereka semua bukanlah tim super bisa melawan semua musuh dengan kemampuan yang mereka miliki. Akan selalu ada batasan atas apa yang mereka perbuat dalam melakukan sesuatu di tempat ini. Dan semakin lama mereka mengulur waktu hanya untuk berdiam diri tak melakukan apa-apa, kesempatan bagi mereka untuk bisa menang juga semakin menyusut mengecil menjadi mungkin tak memiliki kesempatan lagi agar bisa memenangkannya. Bozzy tahu apa yang dia dan timnya sedang perbuat sekarang. Pasukan monster kumbang yang berbaris ke belakang semakin banyak dan benar-benar masif. Jika diurutkan dan dijumlahkan, Bozzy dan kawan-kawannya mungkin tidak bisa melawan mereka dengan kemampuan yang mereka miliki saat ini. Tidak ada yang tahu apa yang bisa monster itu perbuat dalam kekuatannya yang sekarang ini. Hal ini juga disadari oleh Fanzy dan Vira berada jauh di atas sana. Mereka berdua langsung saja mencoba untuk menyusul lokasi dimana kawan-kawannya berada karena memang mereka sekarang berada dalam posisi cukup aman, tidak ada monster kumbang yang akan berani atau berada di sekitar mendekat membahayakan nyawa mereka berdua dalam pertaruhan kematian dan nyawa ini. “Teman-teman! Apa yang terjadi?! Kenapa kalian berdiam diri begitu saja seperti sekarang ini? Bukankah ini adalah waktu yang tepat untuk kabur ke suatu tempat sementara monster raksasa itu mengumpulkan pasukannya?” Tanya Fanzy melalui saluran interkomunikasi tersambung ke semua rekan-rekannya. Fanzy sepertinya tidak menyadarinya sama seperti yang dilakukan anggota timnya yang lain. Vira menyentuh bahu Fanzy sekarang ini, menyadarkannya akan sesuatu yang mungkin Fanzy belum juga sadari dengan apa yang dia lihat. “Mereka, memang sedang menunggu monster raksasa itu bergerak Fanzy. Kau tidak pernah boleh mencoba untuk menyerang lawan yang tak kau kenal. Itulah prinsip dari tim kita, kita akan menyerang sebelum diserang oleh musuh, apalagi jika itu adalah musuh berbahaya...” Fanzy baru tahu, jika timnya memiliki prinsip seperti itu. Dan dia menganggap, jika prinsip itu cukup aneh untuk diterapkan dimana banyak sekali monster-monster berkeliaran hanya untuk mencari mangsa dan penyerang perut. Fanzy akan sangat setuju jika prinsip itu diterapkan kepada orang-orang biasa, berakal dan memang mencoba untuk membuat semuanya menjadi masuk akal. “Apa yang kau katakan! Dia bukanlah sosok manusia atau makhluk berakal! Dia adalah sosok monster!? Apa kalian sudah terkena sihir, ilusi atau semacamnya oleh makhluk itu sehingga tidak dapat bertindak dengan akal sehat? Aku bingung kepada kalian semua.” Ucap Fanzy kepada yang lainnya. Para anggota timnya yang lain tidak berani untuk ikut menjawab. Diam tanpa kata. Fanzy pun mengokang Sniper Rifle miliknya, mencoba untuk menghabisi monster itu dengan sendirinya sekarang. “Jika kalian memang tak memiliki keberanian untuk melawannya. Maka biarkan aku saja yang melakukan itu untuk kalian. Tidak usah repot dan jangan sungkan-sungkan, kalian tidak perlu berterima kasih kepadaku karena apa yang aku lakukan akan sangat membantu pekerjaan kalian...” Vira tahu, kalau Fanzy sedang lelah dengan emosinya yang meledak-ledak sekarang ini. Dan gadis itu, pun mencoba untuk menenangkan pikiran dan juga emosi milik Fanzy dengan menurunkan senjata revolver miliknya itu sekarang ini. “Cukup Fanzy. Kau mungkin tidak bisa menyelamatkan siapa pun, termasuk dirimu sendiri sekarang ini. Kau tidak tahu, musuh seperti apa yang akan kau lawan...” “Jika kalian berdiam diri begitu saja selama terus menerus, maka kita tak layaknya sebuah target dan juga makanan berjalan bagi dirinya! Apakah kau tidak takut, jika kita semua mati sia-sia tanpa bisa melakukan apa pun untuk bertahan! Aku benci melakukannya Vira, aku tidak ingin mati dalam kondisi seperti ini! Aku memiliki Adik dan juga ibuku yang harus kurawat di rumah!” Teriak Fanzy menggelegar. Pria itu, belum pernah sama sekali mengatakan atau menceritakan tentang kegelisahan yang sedang dia hadapi sekarang ini. Karena baginya, kegelisahan itu memang merepotkan dan akan membuat orang lain menjadi tidak nyaman. Fanzy menangis dan meneteskan air mata kepadanya. Vira, yang mengetahui itu, langsung memeluk Fanzy dalam kondisi yang benar-benar aneh sekarang ini. “Aku tahu apa yang kau sedang perjuangkan dalam masuk game ini. Tidak mungkin ada orang waras yang ingin masuk ke dalam permainan kematian kecuali jika memang apa yang mereka miliki dan korbankan adalah sesuatu yang penting. Aku sendiri, tak tahu apa yang sedang aku perjuangkan. Namun aku yakin, aku memiliki alasan yang tepat untuk masuk ke dalam game ini sekarang...” Jawab Vira bijak. Semua orang dalam anggota timnya mendengar percakapan antara Vira dan Fanzy tadi, membuatnya merasakan kalau mereka mungkin berada di dalam game ini untuk suatu alasan khusus. Tidak ada kesenangan dan juga kegembiraan lagi jika nyawa menjadi taruhannya. Satu-satunya hal yang bisa mereka lakukan adalah hanya untuk melawan, lari, dan juga bertahan hidup. “Kami di sini, juga mengerti perasaanmu Fanzy. Aku tidak akan cukup bodoh mengorbankan apa yang kita lakukan hanya untuk mencoba berdiam diri menunggu menjadi kudapan enak Monster mengerikan tersebut. Aku sedang berpikir, kalau mungkin memang monster itu memiliki hal lain selain makanan di dalam dunia ini. Dan aku, mungkin harus mendengarnya terlebih dahulu apa yang ingin coba ia katakan”. Ucapan Bozzy tadi setidaknya bisa membuat Fanzy yang sebelumnya merasakan emosi maksimal dan meledak-ledak menjadi lebih tenang sekarang. Karena setelah mendengar itu, Fanzy akhirnya tahu apa tindakan dan juga pikiran yang sedang dilakukan oleh Bozzy sekarang. Semuanya, tetap akan mengarah kepada kemenangan dan juga keselamatan timnya sendiri. Mungkin, mereka tidak akan memiliki kesempatan lain untuk bersekutu dengan musuh seperti yang seharusnya mereka lakukan sekarang ini. Monster kumbang raksasa itu kemudian berjalan dengan semakin dekat ke arah Sion dan juga Bozzy sekarang ini. Semua monster kumbang anak buahnya telah berkumpul dan berbaris menjadi satu di belakangnya. Bozzy melihat penampakan itu tentu saja merasa aneh, monster yang seharusnya barbar dan tak memiliki akal pikiran bisa berubah menjadi setenang itu sekarang ini. Bozzy berjalan mendekat, dengan jantung yang berdebar-debar dan hati seperti layaknya sebuah besi, siap untuk diterkam dan juga dimakan apa pun caranya dan bagaimanapun dia bisa bergerak dengan miliknya sekarang. Hanya nyali yang dia miliki, jika monster itu berpikir untuk menyerangnya di saat itu juga, Maka Bozzy memang akan langsung tamat tak memiliki pilihan lain selain mati. “Halo wahai Manusia. Perkenalkan, namaku adalah Lady Lorgoreth, aku adalah pemimpin dari para monster kumbang ini sekarang. Aku datang kepadamu dalam damai wahai manusia, maafkan dengan apa yang terjadi kepada pasukanku kepada kalian tadi, jiwa barbar dan kehewanan mereka benar-benar membuatnya tak bisa memilih ataupun bertindak dengan akal ataupun pikiran...” Ucap monster itu. Bozzy tak mengira, monster yang dia awalnya pikirkan sebagai monster bengis dan tak memiliki ampun atau belas kasihan kepada musuh-musuhnya dapat berkata dengan baik dan juga sopan seperti musuh yang memang berkelas. Namun Bozzy sendiri masih belum yakin, apa motif dan juga tujuan dari monster itu sekarang ini. “Kenapa kau ingin berbuat damai kepada kami? Apa untungnya bagimu? Bukankah kau adalah seorang Spawn Manager yang akan membunuh seorang manusia petualang seperti kami kapanpun kamu akan tinggal dan muncul? Seberapa besar kepercayaanku bisa melekat kepadamu?” tanya Bozzy kepada Lady Lorgoreth. Monster dengan wajah wanita berparas cantik itu tersenyum mendengar pertanyaannya. “Hmm... aku paham sekarang. Kau adalah petualang, sosok musuh khusus yang akan membuat kami memiliki exp dan juga banyak sekali kemampuan melimpah jika berhasil membunuh kalian. Namun perlu kutekankan kepadamu, aku bukanlah musuh yang selama ini kau pikirkan. Aku adalah sosok yang berbeda dari itu semua... Aku adalah sosok yang lain dengan tujuan yang lain juga...” Ucapan Lady Lorgoreth tersebut memang membuat Bozzy sedikit penasaran dan bertanya-tanya. Dia mungkin akan berusaha untuk menginterogasinya dengan berbagai pertanyaan sebanyak mungkin agar dia tahu apa motif dan tujuan sebenarnya yang monster ini inginkan darinya dan juga timnya. Bozzy menunggu, agar monster itu melanjutkan ucapannya. “Aku lahir dan dibentuk dalam dunia ini dengan kondisi berbeda dan tidak seharusnya seperti musuh-musuh yang pernah kau temui. Karena lebih tepatnya, aku memiliki tujuan khusus di dalam hidupku. Aku memiliki tujuan, untuk melengserkan tahta sang Iblis putih dalam menguasai tanah ini. Aku memiliki keinginan, kalau kekuasaan dan pengaruhnya harus segera dihapuskan dalam dunia ini. Dan aku ingin, kalau mereka semua harus menjadi bagian dari rencanaku nantinya. Aku sudah muak, dan kalian juga pasti sudah tahu apa yang terjadi dengan area ini dalam pengaruh Sang Iblis Putih laknat itu. Dia telah mengubah semuanya menjadi lebih buruk dan juga hancur porak poranda seperti ini. Aku akan mengambil alih faksi bulan seperti yang seharusnya dia lakukan!” Ucapnya/ “Dan aku, memerlukan bantuanmu untuk melakukannya. Seorang petualang dan berbagai macam kemampuannya yang menakjubkan. Aku yakin jika kalian bersamaku, aku akan dapat mewujudkan impianku itu...”
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD