Eva cepat-cepat menutup pintu lift sambil tangannya masih tetap memegang tangan Nathan. Nafasnya memburu tanda dia lagi terburu nafsu. Ini membuat Nathan berusaha mencium bibir Eva. "Eit! Jangan di wajah! Aku hampir satu jam merias wajahku!" kata Eva dengan nada tinggi. "Maafkan aku, kak. Maafkan aku." "Tapi kita bisa saling raba. Aku ingin meraba o***g gedemu itu," kata Eva penuh arti. Nathan langsung tersenyum mendengar kata-kata Eva. "Baik, kak." Belum habis kata-kata Nathan itu, Eva sudah meraba-raba properti besar milik Nathan yang baru mulai naik sejak Eva menarik tangannya. Kini properti itu semakin membesar setelah mendapatkan jamahan tangan dari Eva. "Ah. Ini betul-betul besar. Aku suka banget," bisik Eva. "Aku juga suka bukit kembar kakak. Empuk di tangan." "Gimana kalau

