BAB 7

1619 Words
Firma Hukum Kim & Jang. Firma Hukum Kim & Jang adalah firma hukum terbesar di Korea Selatan yang berpusat di Seoul. Kim & Jang adalah firma hukum yang mempekerjakan lebih dari 1000 pengacara ahli dan berlisensi di luar negeri seperti Amerika Serikat, Jepang, Cina, dan Eropa. Kim & Jang sendiri adalah firma hukum yang didirikan oleh ayah dari Jang Stella, ayah Stella bernama Jang Songdeuk dan temannya Kim Gungcheol. Jang Songdeuk memang memiliki firma hukum juga di California, tetapi firma hukum ini berdiri karena ajakan temannya Kim Gungcheol yang meyakinkannya bahwa firma hukum yang mereka dirikan akan menjadi firma hukum terbesar di Korea Selatan. Dan benar saja, Kim & Jang menjadi firma hukum terbesar, bahkan masuk ke dalam 100 top firma hukum dunia yang di umumkan oleh AS The American Lawyers. Salah satu pengacara Kim & Jang adalah Jang Stella. Dia diminta oleh ayahnya untuk membantu di firma hukum ini. Sedangkan ayahnya akan mengurus firma hukum yang berada di California. Stella juga tercatat sebagai pengacara terbaik yang selalu berhasil memenangkan semua persidangan yang ditangani oleh dirinya. Sama halnya dengan firma hukum lain, Kim & Jang selalu di penuhi dengan bunyi – bunyi kertas berkas yang di buka secara cepat, perdebatan yang kadang terjadi antara pengacara dan klien yang keras kepala, suara mesin foto copy yang selalu berbunyi hampir di setiap menitnya. Stella sendiri sedang memeriksa berkas kasus yang sedang di tanganinya. Tangan kirinya sibuk membuka tiap lembar berkas yang sedang dia baca sedangkan tangan kanannya sibuk menggaris bawahi kunci – kunci penting untuk persidangan nanti. Tok tok “Masuk,” ucap Stella yang masih fokus membaca. “Maaf mengganggu pengacara Jang,” seorang wanita muda masuk kedalam ruangan Stella setelah di persilakan masuk. “Ya, ada apa sekretaris Park?” “Saya hanya ingin memberitahukan bahwa jadwal anda untuk siang ini adalah menemui klien,” jawab sekretaris Park. “Oh benarkah? Bagaimana aku bisa lupa. Jam berapa aku harus menemui klien” tanya Stella sembari meletakan pulpen yang dia pegang dan melepas kacamata bacanya. “Satu jam setelah makan siang pengacara Jang. Jadi saat ini anda bisa makan siang terlebih dahulu,” “Lalu di mana klien bilang akan bertemu?” “Klien meminta bertemu di kantor anda saja, karena tadi klien menelepon dan memberitahukan bahwa dia sedang berada di sekitar sini sehingga akan lebih cepat untuk bertemu anda,” jelas sekretaris Park. “Baiklah, terima kasih karena sudah mengingatkan ku tentang pertemuan ini sekretaris Park,” ucap Stella. “Sama – sama pengacara Jang, tapi apakah anda akan pergi makan siang sekarang?” tanya sekretaris Park. “Sepertinya hari ini aku tidak makan siang, masih ada berkas yang harus aku baca sebelum bertemu dengan klien,” “Baiklah pengacara Jang, saya izin untuk makan siang terlebih dahulu,” “Ya, nikmati makan siangmu sektetaris Park. Oh iya jangan lupa tutup pintu lagi saat keluar ya,” “Baik, terima kasih pengacara Jang,” Setelah sekretaris Park keluar dari ruangannya, Stella melanjutkan membaca berkasnya. Tidak terasa waktu begitu cepat berlalu atau mungkin karena Stella yang terlalu fokus dengan pekerjaannya sehingga dia tidak sadar bahwa satu jam telah berlalu. Saat seseorang membuka pintu ruangannya, dia pun melihat ke arah pintu untuk mengetahui siapa yang datang. “Silakan masuk Jung Sora ssi,” ucap sekretaris Park pada klien yang sudah datang untuk masuk ke ruangan Stella. Stella pun segera bangkit dan menghampiri kliennya. “Selamat datang di Kim & Jang Nona Sora. Saya pengacara yang akan mewakili di persidangan nanti. Perkenalkan nama saya Jang Stella,” ucap Stella memperkenalkan dirinya sembari mengulurkan tangan kepada kliennya itu. “Sebelumnya, saya berterima kasih banyak karena anda sudah mau mewakili saya pengacara Jang,” ucap Sora sambil menerima uluran tangan Stella. “Sama – sama Nona Sora, silakan duduk,” “Terima kasih pengacara Jang,” “Kalau begitu apa kita bisa langsung memulai saja pertemuan kita hari ini?” tanya Stella. “Tentu saja pengacara Jang, mari kita mulai,” Pertemuan yang cukup lama ternyata, sekitar dua jam Stella dan kliennya berbicara tentang masalah yang di hadapi oleh Sora. Sora harus bercerita secara jujur dan apa adanya pada Stella agar dia bisa membantunya memenangkan persidangan. Semua bukti – bukti yang bisa membantu di persidangan pun harus terkumpul, jangan sampai ada yang hilang atau tidak lengkap. Karena dalam persidangan barang bukti adalah hal yang sangat mempengaruhi kemenangan. “Sepertinya kita bisa mengakhiri pertemuan hari ini Nona Sora. Terima kasih karena anda sudah mau menceritakan semuanya secara detail,” “Terima kasih kembali pengacara Jang, kalau begitu saya pamit undur diri dulu,” “Baik, sampai jumpa di persidangan Nona Sora,” “Sekali lagi terima kasih pengacara Jang,” Stella mengantar Sora keluar ruangannya dan di pintu sekretaris Park sudah menunggu. Setelah Sora keluar dari ruangan Stella melangkahkan kakinya kembali ke dalam ruangan untuk melanjutkan pekerjaannya, sampai langkahnya terhenti sebentar karena sekretaris Park memanggilnya. “Pengacar Jang, tadi ada telepon untuk anda,” “Telepon? Dari siapa?” “Dari kantor Min Company, tadi yang menelepon adalah sekretaris dari CEO Min Junho. Karena tadi anda sedang bersama klien jadi saya menyarankan untuk berbicara dengan saya saja,” “Benarkah? Apa katanya?” “Pak Min Junho ingin mengadakan janji temu dengan anda,” “Baiklah, kamu atur saja jadwalnya. Jika sudah tolong hubungi aku, aku tidak mau mengecewakannya,” “Baik pengacara Jang, saya akan mengaturnya sekarang. Setelah selesai saya akan langsung memberitahu anda,” “Terima kasih sekretaris Park,” Stella kembali masuk ke ruangannya dan mulai fokus kembali pada pekerjaannya. Pekerjaan menjadi pengacara bukanlah hal yang mudah. Karena kebanyakan klien Kim & Jang adalah orang – orang yang berpengaruh di Korea Selatan. Terkadang ada beberapa kasus yang mau tidak mau harus dia tangani karena memang sudah pekerjaannya untuk membela klien semaksimal mungkin. Jika tidak berhati – hati dalam bertindak maka seorang pengacara bisa terjebak dalam hal – hal kotor yang bisa mengakhiri kariernya sebagai pengacara. Kring kring “Halo, ada apa sekretaris Park?” “Saya ingin memberitahukan bahwa pertemuan anda dengan Pak Min Junho akan di adakan hari  sabtu minggu ini, karena kebetulan jadwal pengacara Jang kosong dan saya juga sudah menghubungi sekretaris Pak Min Junho untuk memastikan bahwa jadwal Pak Min Junho juga kosong,” “Baik, lalu di mana kami berdua akan bertemu?” “Sabtu jam sembilan pagi sopir Pak Min Junho akan menunggu anda di depan kantor dan mengantar anda menuju ke tempat Pak Min Junho,” “Terima kasih karena sudah memberitahuku sekretaris Park,” “Sama – sama pengacara Jang. Tapi sebelumnya saya minta maaf pengacara Jang, saya ingin mengingatkan bahwa sekarang sudah jam enam sore sudah waktunya pengacara Jang untuk pulang,” “Oh, benar aku tidak memperhatikan jam. Kamu bisa pulang dulu, aku akan pulang setelah membereskan berkas – berkasku,” “Baik pengacara Jang,” Klik Stella menutup telepon dari sekretarisnya dan segera membereskan berkas kasus untuk dibawanya pulang. Stella selalu membawa pekerjaannya pulang karena dia tidak bisa melihat pekerjaannya menumpuk, dia lebih suka pekerjaannya cepat selesai. Semakin cepat kasusnya selesai, semakin cepat pula dia bisa mengistirahatkan pikirannya sejenak walaupun tetap dengan kasus di tangannya. Stella berjalan menuju tempat parkir dengan langkah yang sedikit cepat. Dia merasa perutnya mulai sakit karena dia melewatkan jam makan siang. Segera dia memasuki mobil nya dan melajukannya keluar dari tempat parkir area Kim & Jang. Dalam perjalanan pulang dia memutuskan untuk mampir ke restoran tiongkok untuk mengisi perutnya. Dia memarkirkan mobilnya dan segera masuk ke dalam restoran untuk memesan makanan. “Selamat datang di restoran kami,” sapa salah satu pelayan restoran tersebut. Stella mengangguk untuk membalas sapaan pelayan itu, dia memilih tempat duduk di dekat jendela dengan seorang pelayan mengikutinya. “Selamat datang di restoran kami, ada yang ingin anda pesan seonim?” tanya pelayan tersebut, (seonim : pelanggan) “Tolong satu porsi jjajangmyeon dan tangsuyuknya. Oiya saya juga minta teh krisan,” pesan Stella, dia ingin memesan minuman beralkohol tapi tidak bisa karena dia harus mengemudi untuk pulang. “Nde seonim, silakan di tunggu,” Stella menunggu makanan pesanannya jadi, sambil menunggu pesanannya dia melihat keluar jendala. Jalanan sangat ramai, banyak mobil berlalu lalang karena ini adalah jam pulang kerja. Orang – orang yang hilir mudik sibuk dengan fokus mereka masing – masing, banyak siswa sekolah juga. Kebanyakan siswa di Korea Selatan selalu mengikuti les agar memiliki nilai yang bagus, terkadang mereka selesai belajar saat jarum jam sudah menunjukan waktu pukul satu pagi dini hari. Apalagi jika dia adalah siswa tahun terkahir di sekolah menengah atas, mereka harus mempersiapkan diri mati – matian untuk masuk ke perguruan tinggi negeri karena di Korea Selatan jika tidak lulus perguruan tinggi pada percobaan pertama, maka mereka sering di anggap sudah gagal dalam menjalani hidup. Mereka memang masuk kedalam peringkat siswa dengan nilai tertinggi tetapi mereka juga memiliki tingkat stres yang tinggi juga sehingga mengakibatkan banyak siswa atau masyarakat Korea Selatan yang memilih untuk bunuh diri. Korea Selatan tercatat sebagai negara dengan jumlah kasus bunuh diri tertinggi di dunia delapan tahun berturut-turut dalam era industrialisasi. Pada 2012, tercatat sebanyak 14.160 orang berniat bunuh diri di Korea Selatan. Repotnya, filosofi hidup warga Korea tidak mengenal istilah curhat, sebagaimana umumnya di Indonesia dan negara timur lainnya. Di Amerika dan Eropa, artis yang sudah terkenal umumnya memiliki penasihat yang bisa menjadi tempat berbagi. Hal ini tidak ditemui di Korea Selatan. Orang Korea dipaksa oleh keadaan dan budaya untuk menyimpan sendiri masalahnya. Bagi mereka, adalah hal yang memalukan jika orang lain tahu penderitaan yang ditanggung. Tingginya angka bunuh diri membuat pemerintah Korea Selatan mencari berbagai cara untuk mencegahnya. Mulai dari menempatkan ratusan bahkan ribuan pengawas untuk mencegah bunuh diri di sejumlah lokasi yang dikenal sebagai tempat bunuh diri yang paling disukai. Mereka bertugas membujuk para pelaku untuk mengurungkan niat dan menjelaskan betapa berharganya nyawa manusia. Para petugas ini bekerja di Jembatan Hannam yang menjadi lokasi bunuh diri favorit orang Korea. Dari 2009 hingga 2011, tercatat 485 kasus bunuh diri. Itu artinya setiap hari ada tiga orang yang melompat dari jembatan. Sekolah-sekolah di Korea Selatan juga melakukan pendampingan bagi siswa yang memiliki ‘gelagat’ akan melakukan bunuh diri, tetapi tetap saja walaupun sekolah sudah melakukan pendampingan bagi siswanya, itu tidak mencegah kemungkinan bagi para siswa untuk tidak bunuh diri. Terkadang lingkungan keluarga yang tidak mendukungnya juga menjadi penyebab utama mereka ingin bunuh diri. Saat tengah asik dengan lamunannya Stella terkejut dengan kedatangan pelayan yang mengantarkan pesanannya. Pelayanan meletakkan pesanan Stella di meja dan pergi meninggalkannya untuk membiarkan Stella menikmati makanannya, rintik hujan mulai turun dan lama – kelamaan menjadi hujan deras yang sudah membasahi jalanan orang – orang pun berlarian mencari tempat berteduh dan Stella kembali fokus untuk menghabiskan makan malamnya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD