Hurt.

1000 Words
Yah, Rasa sakit ini sudah sempurna. Dalam satu hari aku kehilangan keperawanan dan kekasihku. "Merrien... " Aku mendengar suara dalam yang indah itu. "Merrien... Aku berjanji akan menikah denganmu... " "Hanya kamu yang ku cintai... " "Debora hanya alat untuk mendukung perusahaanku... " Aku begitu terlena dengan janjinya. Bahkan rela menyandang status kekasih gelap bagi Jack. Betapa hina diriku. Sesuatu yang memalukan telah terdoktrim sebagai cara untuk mendapatkan kebahagiaan bersama Jack. Mengabaikan logika karena menganggap jika perbuatan Jack adalah pengorbanan untuk kebahagian kami, mimpi kami, mimpi dari kecil. Ternyata Tuhan masih menyanyangiku, Albert--suami palsuku, menyadarkanku jika aku mempercayai janji semu seorang pria serakah. Dia menarikku dari kegelapan dan membuka mataku untuk melihat kebenaran. Semua menghantamku ke dalam kesakitan. Aku harus menelan rasa kecewa dan perih yang aku alami.Hatiku sakit tapi tidak bisa mengatakannya. Aku memang pantas menerima ini semua karena aku seorang pendosa. Dan sekarang aku sedang menghadapi hukuman dari perbuatanku. Seandainya kami bukan tetangga mungkin aku tidak akan pernah mengenal Jack. Dia adalah anak yatim dari singgle parent hebat bernama Monica. Sejak kecil kami bermain bersama, tertawa bersama dan melakukan segalanya bersama. Aku begitu menyayangi mereka sehingga menganggap mereka keluargaku. Tetapi Jack menyatakan perasaannya, sebagai gadis yang menyayanginya tentu aku menyambut perasaan Jack. Lebih tepatnya sangat menyambut. Dengan senang hati aku menjadi kekasih ideal baginya, kehabiskan waktu merawat dia dan ibunya. Aku membantu keuangannya dengan menyisihkan uang jajanku hingga aku berprofesi sebagai model sambilan ketika aku sekolah untuk dan memberikan honorku pada Jack. Saat Jack sakit aku orang pertama yang merawatnya. Ketika ibunya meninggal aku juga berada di sisinya. Semua berjalan begitu saja. Pada saat usaha yang ia rintis mulai menunjukkan hasilnya, dia masih tidak menikahi diriku bahkan menikah dengan wanita penguasa yang kaya demi perusahaannya. Saat itu dia menggenggam namaku dan bilang ini hanya sementara. Jika perusahaannya stabil dia akan bercerai dan menikahiku. Aku tau telah menjadi orang jahat. Cinta membutakan aku begitu saja. Tadi malam mataku sepenuhnya terbuka. Semuanya hanya omong kosong... Aku tak lebih dari sekedar alat untuk kekayaannya... "Hentikan Albert." 'Pria di pagi hari adalah serigala. ' "Yah. Ini harus berhenti sebelum aku tidak bisa berhenti. Ada yang harus kita lakukan pagi ini. " Tangan kekar Albert masih melilit pinggangku. Dia tidak mengindahkan rengekanku dan hanya melepasnya. Kemudian menuju ke kamar mandi. Aku mendesah lega. Setidaknya pria ini tidak menunjukkan dominasinya. Sejujurnya baru kemarin malam mereka berinteraksi satu sama lainnya setelah perjanjian pernikahan yang mereka tanda tangani. Albert jarang pulang dan aku tidak keberatan dengan hal itu. Aku juga mempunyai pekerjaan yang aku lakukan di luar kota. Hanya saja awal pembicaraan kami menjadi sebuah tamparan keras padaku. Mulai dari Jack yang menjadikan aku sebagai komoditi yang bisa menghasilkan uang. Dan Albert yang menjelma menjadi pengusaha sukses. Pintu kamar mandi terbuka. Aku mencium aroma segar yang lezat. Tanpa sadar aku menelusuri tetesan air di tubuhnya yang mengikuti lekukan otot tubuh sempurna itu. "Kau terpesona? Mulai jatuh cinta padaku? " Aku tersenyum, dengan nada menggoda aku menjawab ucapannya, " Kau terlihat lezat, kita bisa jadi patner ranjang yang hebat. Tetapi untuk jatuh cinta...aku tidak yakin setelah apa yang terjadi." "Aku setuju. Sekarang bersiaplah nyonya Albert Actexi. Kita perlu mendatangi undangan pesta pembukaan perusahaan Oxtc ltd. " "Tentu saja. Aku hanya terkejut saat mendapati kekasihku ternyata b******n tetapi suamiku memiliki p****t yang seksi. Aku sungguh menyia-nyiakan waktuku." Aku melihat seringai di bibir Albert. Mata hitamnya berkilat berbahaya. "Kau bisa menghabiskan waktu untuk mengagumi pantatku nanti, sekarang kita harus bersiap-siap. " "Tentu dan kita lihat saja nanti siapa yang mengagumi p****t siapa? " Aku turun dari ranjang, sedikit meringis karena rasa sakit di pangkal paha. Aku bersikap sok kuat dan bersiap tak acuh ketika berjalan dalam kondisi telanjang ke kamar mandi. Anggap ini balasan karena menggodaku. Sebelum aku menutup pintu aku bisa mendengar umpatannya. Aku yakin pasti karena pantatku. Tubuh model tidak akan pernah mengecewakan. Kami tiba di hotel Actexi, rasanya aku tidak asing dengan nama ini. Oh Tuhan, ini nama belakang Albert. Apa dia pemilik hotel mewah yang setara dengan beverlihill ini. Tidak mungkin, memiliki sebuah hotel mewah berbintang diperlukan waktu dan dana yang tidak sedikit. Sedangkan uang yang Jack berikan hanya beberapa ribu dolar. Kami turun dari Limo. Albert mengulurkan tangannya akupun tersenyum manis dan menyambutnya. Dia semakin yummy dengan jas dan setelah yang dirancang khusus untuknya. Aku semakin ingin memakannya saat rambut hitam tertata rapi itu terikat kebelakang. Dia benar-benar lezat. Ini menyebalkan... Red karpet, paparazi dan keamanan. Sudah kuduga aku tidak akan lepas dari mereka. Aku mulai alergi terhadap mereka. Mungkin karena aku sadar telah menjadi alat penghasil uang demi pria berengsek yang menjualku. Aku akan berhenti dari dunia artis nanti. Para penjaga dan bodyguard mulai mengelilingi kami. Paparazi mulai merangsek ingin mendapatkan gambarku dan Albert. Tentu saja ini akan menjadi gosip yang sensasional karena aku tidak pernah menggandeng pria sebelumnya. Aku hanya tersenyum dan menarik lembut Albert masuk ke lobi. Dia memberiku senyuman lembut dan mengerti ketidaknyamananku. Sudah kuduga aku akan bertemu beberapa artis di sini. Entah mereka sebagai pasangan undangan atau sebagai salah satu investor. Pekerja seni memang menjanjikan bagi mereka yang beruntung. Akan tetapi ada satu orang yang sangat tidak ingin aku temui muncul di depanku. Jack dengan wajah tanpa dosanya datang dan menyapa kami bersama wanita glamor di sampingnya. "Mr Actexi, senang bertemu denganmu. " Tanpa aku duga ternyata Debora menyapa Albert terlebih dahulu. Nampak sikap penuh penghormatan pada pria disampingku ini. Padahal yang aku tahu Debora Wallson bukanlah wanita yang ramah. Terutama pada orang yang statusnya berada di bawahnya. Debora masih menggandeng suaminya yang kini aku masukkan daftar pria yang tak ingin aku lihat mendekat. Dia nampak ingin berbincang dengan Albert, yang aku duga jika perbincangannya adalah bertema bisnis, keuntungan atau rekomendasi yang menguntungkan. Otak mereka memang diseting untuk mengumpulkan pundi uang. Aku jadi penasaran dengan status Albert sebenarnya. Diam - diam aku memperhatikan Albert. Pria ini seperti sebuah tantangan yang menyenangkan untuk dipecahkan. Dan sepertinya aku memiliki banyak waktu yang untuk mengamatinya dan mencari identitas aslinya. Lagi pula dia suamiku, suami bayaran yang menjelma menjadi suami pendukung sejati. Tbc
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD