BAB 24

1014 Words
Akhirnya Fero memutuskan untuk pulang dan menunggu jam 1 karena nanti harus menjemput El dirumahnya. Sambil menunggu Fero sarapan terlebih dahulu dan mencuci pakaiannya yang sudah menunpuk, bagi Fero mencuci pakaian manual merupakan olahraga yang baik untuk meningkatkan performa pertempuran. Singkat cerita penantian sampai pukul 1 siang itu di isi dengan hal baik oleh Fero, dan Fero kembali bersiap-siap untuk menjemput El. "Saatnya mengantar tuan putri!" Ucap Fero dalam hatinya. Fero menyalakan motor bututnya dan menepak bagian spido meternya, plaaakkkk... "Pokonya jangan sampai mogok!" Ucap Fero kepada motor bututnya. Tretetetettt....Tretetetetettt... Suara hp Fero berbunyi, Fero pun langsung mengangkat teleponnya yang ternyata dari El, "Halloo El?" Tanya Fero "Masih dimana? ayo kak berangkat!" Ucap El dengan penuh semangat. "Iya ini sudah dimotor mau berangkat tunggu di depan saja ya!" Jawab Fero. "Oke aku tunggu ya kak!" El langsung menutup teleponnya. Fero menancap gas layaknya seorang pembalap namun tak pernah balap, Padahal motornya sudah tidak kuat menahan angin terlalu kencang, beberapa bagian motornya bergetar dengan cepat saat dibawa kencang oleh Fero. kolotrakkk...kolotrakkk ....kolotrakk... begitulah bunyi kaper motor Fero. Singkat cerita Fero sampai di depan rumah El, dan El memang sudah menunggu di depan gerbang, "Wihhh El cantik banget hari ini!" Ucap Fero mulai berani basa-basi. "Ah biasa aja kok!" Jawab El dengan senyuman merah merona. Fero membalikkan arah motornya, "Ayo berangkat?" Tanya Fero. "Ayo kak! tinggal 1 jam lagi mau masuk!' Jawab El sambil menaiki motor butut Fero. Entah mengapa El seperti begitu senang menaiki motor Fero yang apabila di lihat oleh mata akan pedas dan perih, motor Fero jarang di cuci persoalannya adalah itu. Diperjalanan El menceritakan kegiatan yang akan dilakukannya di kampus pada hari ini, dan Fero hanya mengangguk-ngangguk pura-pura paham dengan yang di sampaikan El, namun sebetulnya Fero berusaha keras untuk memahami apa yang dibicarakan El, sesekali dia suka searching untuk lebih paham. 25 menit perjalanan akhirnya mereka mendarat dengan selamat di depan kampus, namun saat berhenti mereka dihadang oleh Doni yang sudah nangkring di depan mobilnya. Ekspresinya seperti seorang mafia, tertawa dengan bengis dan penuh misteri, gerak-gerik Doni seperti ingin menghancurkan sesuatu, "El itukan cowo kemarin yang ganggu kamu?" Tanya Fero heran dengan wajah belagunya Doni. "Iya itu si doni! Udahlah jangan di ladenin kak!" Jawab El memasang wajah malas melihat Doni. Lalu Doni berjalan dengan pelan-pelan sangat hati-hati layaknya seorang pembunuh bayaran yang lihai nan handal, Fero menelan lidah bukan karena takut tapi jijik melihatnya. Lalu Doni berdiri di depan El sambil melirik tajam Fero, wajahnya masih terlihat biru bekas pukulan Fero kemarin, sontak itu membuat Fero ingin tertawa. "El aku mau nunjukin sesuatu sama kamu!, kamu harus tau kalau dia itu lelaki b***t!" Ucap Doni menunjuk tepat wajah Fero. Fero terkejut dan mulai penasaran apa maksudnya Doni ingin menunjukan sesuatu, Fero mulai gelisah karena belakangan ini dia sering tidak enak hati, "Apa ya maksudnya?" Fero bertanya-tanya dalam hatinya. "Kamu mau nunjukin apa? jangan ganggu aku terus bisa gak sih?" Ucap El dengan suara kesal kepada Doni. "Kamu harus tau El!, kalau Dia itu udah ngebohongin kamu!" Ucap Doni menunjuk kembali Fero. Fero mulai gelisah dan berkeringat dingin, pikirannya sudah terpaku kepada satu hal, bahwa dirinya sekarang dalam kondisi tidak menguntungkan. "Kamu jangan nuduh yang engga-engga deh!, udah sana cepetan pergi!" Ucap El mengisyaratkan Doni untuk segera pergi. Lalu Doni menatap tajam kepada Fero dan tertawa bengis, Lalu dia menunjukan sesutu kepada El. "Lihat ini!" Doni memperlihatkan Hp nya. Lalu El terkejut dan menutup wajahnya, El sampai-sampai sempoyongan mundur-mundur kebelakang. "Dia itu gigolo El!" Ucap Doni menunjuk kepada Fero dengan tajam. Fero langsung menundukan kepalanya dan tidak karuan ekspresi wajahnya. El masih syok melihat foto-foto yang ditunjukan oleh Doni, dan El langsung menatap tajam kepada Fero, "Kak apa itu semua benar?, kakak berbohong kepadaku? jawab kak!" Ucap El dengan kesal kepada Fero. "Dia berniat ingin ngejahatin kamu El!" Doni memanas-manasi El. "Kak jawab kak! kenapa kakak harus bohongin aku?" Tanya El sekali lagi menatap Fero. Namun Fero tak sedikitpun menjawabnya dan hanya menunduk. "Iya el itu semua benar!" Jawab Fero langsung membelokkan motornya lalu pergi meninggalkan El dan Doni. Fero menancap gas dengan keadaan yang tak karu-karuan Hal itu membuat Fero terpukul, Dia merasa kecewa dengan dirinya sendiri, dia merasa di telah melakukan hal yang sangat bodoh karena telah membohongi El yang begitu baik kepadanya, namun disisi lain Jika Fero berkata jujur pasti El mungkin tidak mau lagi dekat dengan Fero, apapun yang Fero lakukan memang hasilnya akan berujung tidak baik. Karena apa yang dilakukan Fero memang salah sekalipun berkata jujur El belum tentu menerimanya,Fero telah menyia-nyiakan kepercayaan El yang baru saja terbangun. Fero hanya bisa menyalahkan dirinya sendiri, dia mendapatkan hukumannya dengan cepat, Padahal sedari awal Fero sudah meniatkan bahwa hubungan antara dia dengan El hanyalah sebatas untuk uang tidak lebih, namun mengapa saat ini Fero harus merasa kecewa? merasa sakit? merasa dadanya terasa engap seakan-akan bagian dalamnya yang tak terlihat sedang si koyak-koyak. "Mengapa sampai semenyakitkan ini!" Ucap Fero dalam hantinya merasa tidak terima dengan apa yang dia rasakan saat ini. Bukankah seharusnya Fero menerima semua ini jika memang harus terjadi?, mengapa sekarang Fero merasa tidak mau semua ini terjadi? adakah yang berubah di dalam hati Fero?. Artinya sekecil-kecilnya Fero sudah menaruh perasaan kepada El, namun dia tidak menyadarinya secara langsung dan terpaksa harus sadar dengan sebuah kekecewaan. Doni mencoba mendekati El yang sedang tidak baik-baik saja itu. "Untung aku secepatnya membongkar kebusukan pria itu El!" Ucap Doni dengan pelan kepada El. El lalu menjauh dari Doni dan memasang ekspresi marah. "Kamu jangan merasa seperti menjadi pahlawan sekarang!, apakah kamu merasa menjadi seseorang yang baik setelah membongkar aib orang lain?, dengan kamu melakukan ini saja sudah cukup untuk membuktikan bahwa kamu bukanlah orang yang baik!, aku tidaklah sebodoh itu Don!" Ucap El dengan wajah mengeras kepada Doni. Doni terkejut mendengar perkataan El kepadanya, alih-alih ingin dianggap telah menyelamatkan dan menjadi pahlawannya El namun malah sebaliknya. "Aku cuma ingin nolong kamu El!" Jawab Doni yang masih terkejut dan berusaha meyakinkan El. "Cukup!, bukan berarti kamu menunjukan hal ini aku jadi mau deket sama kamu!, tolong ingat sampai kapanpun gak akan pernah!" Ucap El dengan tegas sambil pergi masuk ke kampus.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD