Terbuai

1481 Words
Praaaang Bunyi benda yang terbuat dari kaca jatuh. Ternyata ibu yang menjatuhkan gelas-gelas itu karena terkejut saat melihat aku melancarkan serangan yang bahkan mungkin orang dewasa sulit melakukannya. Dia berdiri sambil menutup mulut dan mata terbelalak seakan tak percaya dengan apa yang dilihatnya barusan. “Astaga Arvin lihat apa yang kau lakukan!” ucap ayah pada ku “Ibumu sampai berdiri mematung karena kaget dengan kekuatanmu” tambahmya “Huh? Tapi kan Ayah yang memaksa ku untuk melakukannya” jawab ku pada ayah. “Jika serangan itu diarahkan pada ku saat duel tadi pasti aku akan mati seketika” ucap Delwyn dengan menunjukkan wajah ketakutan. “Ayolah kak, tak mungkin aku melakukan itu pada kakakku” jawab ku sambil tertawa kecil. “Bagaimana caranya kau bisa mengeluarkan serangan seperti tadi?” ucap Elan pada ku. “Aku hanya melakukan seperti yang di ajarkan oleh buku” jawab ku masih sambil tertawa kecil. Ibuku yang sedari tadi mematung mulai menghampiri ku dan berkata. “Kau harus menanam pohon dengan jenis yang sama karena kau telah memotong pohon kesayangan Ibu!” “ Heeee? Tapi kan Ayah yang menyuruh ku bu” jawab ku sambil menunjuk Ayah. “ Kalau begitu kalian berdua harus menanam pohon baru dengan jenis yang sama” ucap Ibu sambil menunjukkan wajah yang menakutkan. “Baiklah” ucap ku bersamaan dengan Ayah. Aku dan Ayah saat ini sedang menanam pohon sambil di awasi oleh Ibu sedangkan kedua kakakku sedang bermain seusai latihan tadi. “Arvin kau mungkin berbakat menjadi Evasion ” ucap Ayah sambil menggali tanah. “Kenapa begitu?” tanya ku padanya. “Pengendalian mana mu sangat luar biasa, bahkan tahap Encourage seperti Ayah kesulitan mengenai itu” jawabnya dengan enteng. Menurut buku yang aku baca hanya ada 4 pembagian class di dunia ini yaitu Executioner, Warrior, evasion dan hexe. Namun hanya Evasion dan Hexe yang bisa menggunakan elemen lanjutan karena mereka bisa menggunakan lebih dari 2 elemen dasar. Executioner adalah class dasar bagi semua makhluk yang bisa menggunakan sihir, semua makhluk yang bisa memadatkan dan mengalirkan seluruh energi mana nya di sebut Executioner dan biasanya Executioner hanya memiliki satu atribut sihir yang menonjol. Wariror adalah class lanjutan dari Executioner dimana perbedaannya hanya Seorang Warrior memiliki dua atribut sihir yang menonjol. Sedangkan Evasion dan Hexe adalah class yang hampir bisa menggunakan semua atribut sihir namun perbedaannya Evasion sangat mahir dalam pertarungan jarak dekat sedangkan Hexe cenderung lemah untuk pertempuran jarak dekat namun tidak di pungkiri Seorang Hexe bisa mengalahkan seorang Evasion jika dia memiliki strategi yang bagus begitu juga sebaliknya. Aku sangat senang bisa di lahirkan kembali ke keluarga ini. Ayah ku yang kadang bisa bersikap konyol dan kekanak-kanakan namun kadang kala dia bisa menjadi pemimpin yang tegas dan bisa menjadi guru yang dapat menjadi cerminan. Ibu ku yang sangat penyayang pada ku dan kedua kakak ku tidak pernah membedakan perlakuan nya terhadap kami. Kedua kakak ku yang sangat baik pada ku, mereka tak pernah iri satu sama lain yah meskipun kami kadang bertengkar namun itu hanya sebentar, kami pasti berbaikan satu sama lain. Tahun demi tahun berlalu saat ini aku sudah berumur 10 tahun dan aku telah mencapai tahap Braverry defiance sedangkan kedua kakakku masih mencapai tahap Scorch Defiance. Dalam beberapa tahun terrakhir aku terus mengasah seni berpedang milik Varen yang di berikan padaku hingga akhirnya pada umur 9 tahun Ayah pun tak bisa mengimbangi ku dalam seni berpedang bahkan aku juga mengajari kedua saudaraku seni berpedang milik Varen ini. Menurut ingatan yang aku peroleh dari Varen seni berpedang ini bernama God slayer art. Sesuai dengan namanya seni berpedang ini di khususkan untuk melawan lawan yang jauh lebih kuat. “Hah hah aku sudah tidak bisa mengalahkan mu lagi nak” ucap Ayah sambil terbaring dengan nafas terengah-engah. “Hehe semua itu berkat latihan fisik yang ayah berikan dan kerja keras ku” jawab ku sambil tertawa kecil. “Yah usahakan untuk tidak menjadi sombong saat berkelana nanti” ucap ayah. “Hmm? Berkelana? Kenapa aku harus melakukannya” tanya ku penasaran. “Keluarga kita mempunyai tradisi turun-temurun, dimana setiap anak laki-laki yang telah berumur 15 tahun maka mereka harus pergi berkelana dan baru boleh pulang jika telah pergi selama 5 tahun” jawabnya sambil duduk bersandar pada pohon. “Kalau begitu kakak akan pergi?” tanya ku pada ayah kembali. “Ya mereka akan berangkat satu minggu lagi” jawabnya dengan tenang. Sehari sebelum kedua saudaraku berangkat kami mengadakan pesta keluarga di rumah kami sendiri, tujuannya untuk mendoakan agar mereka baik-baik saja ketika berkelana. Hingga hari yang kedua saudara ku tunggu telah tiba. Aku, Ibu dan Ayah pergi mengantarkan mereka berdua. Sambil menangis ibu berkata. “Jaga diri kalian baik-baik, jangan sampai terkena masalah” “Jaga diri kalian baik-baik nak” ucap ayah sambil memeluk mereka. Ketika Ayah telah selesai memeluk mereka, kedua kakakku mendekat dan memeluk ku. “Jangan membuat ibu dan ayah kerepotan Arvin” ucap Delwyn pada ku. “Ayo duel lagi ketika kita bertemu lagi, aku akan mengalahkan mu” ucap Elan sambil memeluk ku. “Baik kak, tolong jaga diri kalian” ucap ku sambil tersenyum. Sebelum mereka berangkat Ayah memperingati agar tidak pergi ke daerah Aurian. “Kemana pun kalian pergi jangan sampai masuk ke daerah Aurian” ucapnya dengan tegas. Mereka berdua pun berangkat menuju tujuannya masing-masing yang telah di tetapkan sebelumnya oleh mereka. Aku tak tau mereka akan pergi ke daerah mana karena ketika aku bertanya, mereka tidak pernah memberikan jawabannya. Sesampainya di rumah aku teringat tentang perkataan Ayah tentang daerah Aurian. Aku berusaha mencari buku mengenai wilayah tersebut namun hanya ada satu buku tipis yang menjelaskan tentang wilayah itu. Disini tertulis bahwa wilayah ini berisikan energi gelap yang menyebabkan seorang Warrior mati mendadak setelah masuk ke wilayah ini selama lima detik. Saat akan membuka halaman selanjutnya. “Hmm? Dimana halaman selanjutnya? Apa cuma ini isi bukunya?” ucap ku penuh kecewa. Aku sangat kecewa karena hanya memperoleh sedikit informasi tentang Aurian. Namun tak ada yang bisa aku lakukan akan hal itu. Di dunia yang aku tak ketahui ini aku hanya bisa bergantung pada kemampuan diri ku sendiri. Aku lalu pergi keluar rumah dan mulai melati fisik ku bersama ayah yang telah lebih dahulu berlatih. Aku sempat berpikiran untuk bertanya pada ayah tentang daerah Aurian namun aku mengurung kan niat ku karena aku takut ayah marah karenanya. Pada malam hari saat tidur aku bermimpi tentang masa lalu saat masih di bumi. Aku bermimpi tentang peristiwa pembunuhan Ayah, Ibu dan Istri ku saat itu. Aku merasa sedang diikat dengan sangat kuat hingga hanya dapat menyaksikan pembunuhan atas keluarga ku sendiri hingga akhirnya aku terbangun dengan air mata yang menetes karena masih mengingat kejadian itu. Aku pun juga teringat alasan kenapa aku dilahirkan kembali, alasan kenapa Varen memberikan semuanya pada ku. Aku sadar beberapa tahun di dunia ini aku di buat terbuai dengan hal yang aku tak miliki di bumi sebelumnya. Dengan penuh amarah yang meluap-luap dan nafsu membunuh aku membulatkan tekad ku untuk membalas dendam pada nya yang menyandang nama Tuhan. Aku membulatkan tekad ku untuk berjuang lebih keras lagi agar dapat menjadi kuat. Keesokan paginya aku teringat akan skill yang Dewa berikan pada ku saat akan di lahirkan kembali. Yang pertama adalah Growth yang mana ini adalah skill pasive yang menyebabkan aku memperoleh pengalaman dan kekuatan ku meningkat pesat sebanyak 3 kali lipat dari musuh yang aku kalahkan. “Hmm oleh karena itu Ayah sekarang tak bisa mengalahkan ku sekarang, bahkan dia tak bisa menang dari ku lebih dari dua gerakan” gumam ku. Yang kedua adalah Craft, seperti namanya ini adalah skill yang memungkinkan ku untuk membuat apa saja mau itu senjata item pendukung dan lain-lain. Dan yang terakhir adalah Enchant, ini adalah skill yang memungkinkan ku untuk memasukkan bonus stat pada senjata ataupun memasukkan efek unik pada berbagai barang dengan adanya syarat-syarat yang harus terpenuhi. Dengan begitu aku mencoba kemampuan Enchant ku terlebih dahulu dimana aku mencoba memasukkan efek dari tanaman beracun pada anak panah yang aku bawa. “Bagaimana caranya meng-Enchant efek dari tanaman ini pada anak panah ku” gumam ku kebingungan. Karena kebingungan aku mencoba memotong satu lembar dari tanaman beracun itu dan menaruhnya di atas anak panah. Kemudian menutup mata dan berkonsentrasi pada energi mana yang aku salurkan. Saat ku pikir mana yang ku butuhkan telah cukup aku mengarahkan tangan ke atas anak panah dan berkata. “ENCHANT” Kemudian anak panah itu mengeluarkan sedikit cahaya putih disusul dengan menghilangnya tanaman beracun itu. Aku berpikir bahwa anak panah itu berhasil aku Enchant. Aku pun mulai mengambil anak panah itu dan mulai mencari binatang magis di hutan sekitar. Tak lama berselang setelah aku masuk ke dalam hutan, Seekor landak besi yang berukuran cukup besar sedang makan di samping pohon. Aku pun langsung mengarahkan panah pada landak itu dan berusaha membidiknya. Saat yakin akan arah panahan ku akan mengarah pada landak itu aku melepaskan anak panah melalui busur yang telah kutarik dengan kuat. Swooosshhh......
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD