PENYESALAN

1314 Words

   Tuan Archen menatap Villian, ia tak menyangka bisa bertemu dengan bocah yang mencuri di dapurnya beberapa bulan lalu. Pria tua itu juga ingat, saat ia sakit Villian yang merawatnya.    “Iya, ini aku, Kakek.” Villian mengedipkan matanya beberapa kali, ia menatap lekat pada Tuan Archen. “Aku kira Kakek melupakanku.”    Tuan Archen tersenyum. “Bagaimana aku bisa lupa pada pencuri kecil sepertimu? Selain mencuri, kau juga merawatku dengan baik saat itu.”    Lux menatap anaknya tak percaya, ia tak menyangka jika Villian mengenal pemilik rumah makan tersebut. Sementara Lux menatap Villian, Mirza malah melihat keluar ruangan. Ia menikmati suasana ramai, ada banyak anak kecil yang berlarian di sana.    “Apa Kakek masih sering sakit?” tanya Villian.    Tuan Archen mengangguk. “Kadang

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD