Chapter 36 : Pencarian

1175 Words
Pagi pun tiba dengan begitu cepat, Kenzie bersama dengan para penduduk keluar dari dalam gua. Ketika keluar, mereka dapat menghirup udara segar yang begitu menyejukkan bagi tubuh mereka. Kenzie lantas berlari sejenak, lalu berhenti dan menghirup napas panjang, menikmati sensai sejuk yang menenangkan pikirannya ini. Kala ia membuka mata, ia sangat senang karena tidak ada para siluman di sekitarnya. Zidan maju beberapa langkah, lalu bergumam pelan pada dirinya sendiri, “Sekarang, ke mana kita harus pergi? Apakah dalam perjalanan kali ini, semuanya benar-benar akan aman?” Semua pertanyaan itu berputar dalam kepala Zidan, tetapi ia masih belum juga dapat menjawabnya. “Haah ... kuharap perjalanan kali ini tidak terlalu berbahaya.” Mendengar gumaman Zidan itu, Kenzie segera berbalik, lalu menjawab, “Entahlah, aku juga tak tahu apakah perjalanan ini akan baik-baik saja. Tapi, kurasa selagi ada kau di sini, kita dapat memastikan kalau perjalanan kita baik-baik saja.” Ia berhenti sejenak, lalu melanjutkan. “Untuk arah perjalanan, bagaimana kalau kita pergi ke barat saja? Kurasa tidak ada salahnya kita menunjuk arah secara acak, karena kita memang masih belum mengetahui seberapa luas Benua Kura-kura ini.” Berpikir sejenak, akhirnya Zidan memberi tanggapan, “Kau benar. Kita tidak dapat memastikan kalau perjalanan kita akan aman, tapi kita masih memiliki kemungkinan untuk dapat membuat perjalanan ini aman.” Sama seperti Kenzie, Zidan menjeda kalimatnya sejenak, lalu melanjutkan. “Arah barat, kurasa itu bukan arah yang buruk untuk dituju. Ayo kita ke sana!” “Baiklah! Sudah diputuskan kalau kita akan ke barat.” Kenzie meregangkan otot-ototnya terlebih dahulu, lalu kembali berbalik. “Zidan, silakan pimpin jalan! Aku akan melindungi di bagian paling belakang. Sedangkan Vani dan Kyra akan berjalan di tengah-tengah rombongan kita ini!” “Haah ... ternyata kau merupakan orang yang sesukanya mengatur juga ya? Tapi, formasi itu tidak salah juga, mari kita lakukan.” Tanpa melakukan pembatahan, Zidan segera mengumpulkan para penduduk dan bergerak menuju arah barat sesuai dengan apa yang Kenzie ucapkan sebelumnya. Kenzie yang berjalan di barisan terbelakang, terus bergerak sembari memerhatikan sekitar dengan saksama. Sebelumnya, ia merasakan ada sesuatu yang aneh, tetapi ia tak tahu apa itu, makanya ia ingin memastikannya dengan berjalan di barisan paling belakang. Barisan seperti ini ia susun bukan karena ia merasakan sesuatu yang aneh, melainkan karena mempertimbangkan kemampuan Zidan dan Vani juga. Bagi Kenzie, Zidan pasti mampu dalam memimpin dan mengambil pilihan ke mana harus pergi, sedangkan Vani dapat sangat berguna untuk membantu serangan, itulah mengapa Vani diletakkan di tengah barisan bersama dengan Kyra. Sementara itu, Kenzie sediri sudah cukup yakin dengan kekuatan serta kemampuan observasinya sendiri, jadi memutuskan untuk bergerak di barisan paling belakang, sendirian. *** Di balik lebatnya pepohonan dalam hutan rimba ini, tampak beberapa siluman yang bersembunyi dengan sangat hati-hati agar keberadaan mereka tidak diketahui. Mereka semua masih belum ingin bergerak mendekati mangsa mereka, yakni para penduduk yang kini bersama dengan Kenzie dan Zidan, karena mereka tahu kalau waktunya belum tepat. Mereka semua menunggu dengan sama, menjaga jarak sejauh mungkin dari mangsa, sebab tahu kalau kemampuan observasi yang dimiliki oleh Kenzie sangatlah hebat. Jika mereka salah bergerak sedikit saja, rencana mereka pasti akan hancur berkeping-keping. Sebab bukan mereka yang menyerang terlebih dahulu nantinya, melainkan Kenzie yang menyadari keberadaan mereka. “Manusia yang berada di barisan paling belakang itu seperti sangatlah kuat,” kata satu siluman yang bersembunyi di balik sebatang pohon yang sangat besar, pada siluman lainnya yang juga bersembunyi tidak jauh dari dirinya sekarang ini. “Bukan hanya dia. Tapi, manusia yang berada di barisan paling depan juga sangatlah berbahaya. Jika kita salah langkah sedikit saja, maka semua rencana yang sudah kita susun pasti akan berakhir sia-sia ...,” sahut siluman yang lain. Siluman yang memiliki tubuh paling kekar, lantas berbalik, berkata dengan pelan, “Berhenti berbicara dan terus amati. Jangan sampai kalian merusak rencana kita yang sudah susah payah kita susun ini. Apa kalian mengerti?” Seketika itu, para siluman yang tadinya berbisik-bisik, langsung diam, karena komandan mereka telah memberikan peringatan. Siluman paling besar, yang mana adalah komandan para siluman ini, kembali memalingkan pandangan ke depan, memerhatikan rombongan warga Zidan yang tersisa. *** Kembali ke barisan paling belakang para penduduk ini, Kenzie berjalan dengan tenang dan hanya menampilkan wajah datar saja, tetapi masih sangat fokus dalam mengobservasi sekitar. Selama melakukan observasi, Kenzie sudah dapat memastikan kalau perasaan buruknya sebelum ini memang benar, itu terbukti karena ia berhasil melacak adanya kelompok siluman yang mengintai. Tahu kalau dirinya susah untuk bergerak menyampaikan informasi yang ia miliki ini pada Zidan, ia memutuskan untuk menyimpan informasi ini sendiri. Ia mengerti kalau keputusan ini sedikit ceroboh, tetapi lebih baik dari pada dengan ceroboh bergerak ke depan dan membuat celah bagi para siluman yang mengintai untuk menyerang ruang yang kosong. Dalam kondisi yang sedikit mendesak seperti ini, Kenzie berharap dirinya memiliki kekuatan telepati. Akan tetapi, hal itu tentu saja tidak mungkin terwujud untuknya dalam waktu yang sangat singkat. Memang ada kemungkinan kalau dirinya akan bisa menguasai jurus telepati entah dengan cara apa, tetapi untuk sekarang hal tersebut tidak dapat dilakukan. “Ah, sudahlah, aku hanya bisa berharap kalau Zidan juga menyadari apa yang aku ketahui ini,” kata Kenzie, pelan, pasrah akan keadaan yang membuatnya sedikit dilema ini. “Untuk sekarang, aku hanya bisa berharap, semoga harapanku dapat terwujud, meskipun sangat sulit diwujudkan. Haah ....” *** Sementara itu, di tengah barisan para penduduk, Vani dan Kyra berjalan dengan begitu tenang, saling beriringan satu dengan yang lain. Mereka tentu saha ikut memerhatikan sekitar dengan tenang, mencari tahu apakah ada bahaya di sekitar atau tidak. Namun, kendati mereka berdua mencoba, tetap saja tidak mendapatkan informasi apa-apa, berbeda dari Kenzie yang tidak dapat membaca tulisan, tetapi dapat membaca keadaan dengan lebih baik. “Vani, apakah menurutmu kita akan tiba di sebuah desa atau gua bawah tanah lagi nantinya?” tanya Kyra, mendadak dan spontan saja, tanpa ada alasan. “Hm ....” Vani berpikir sejenak, lalu menjawab dengan tenang. “Menurut perkiraanku, pasti nanti Zidan mencari sebuah tempat persembunyian yang tidak jauh dari apa yang dinamakan ruang bawah tanah atau pun gua. Tapi, aku juga tak tahu, apakah tempat semacam itu yang sedang dipikirkan Zidan saat ini. Atau mungkin hal lain.” Kyra terdiam sejenak, lalu menyahut, “Yeah, memang sangat logis bagi Zidan jika memilih tempat persembunyian yang sangat aman, sama seperti tempat persembunyian sebelumnya. Namun, tetap saja hal tersebut tidak membuat kita tahu apa yang sebenarnya sedang dipikirkan oleh Zidan sekarang ini. Kita hanya bisa menebak dengan logika kita saja.” “Memang benar apa yang baru saja kau katakan itu, Kyra.” *** Sedangkan, di barisan paling depan, Zidan masih memimpin perjalanan dengan begitu tenang dan santai. Ia masih belum memiliki gambaran tentang tempat persembunyian para penduduk selanjutnya. Namun, ada satu hal yang pasti, ia ingin tempat persembunyian yang tidak lagi berbasis bawah tanah, gua atau semacamnya. Ia ingin sebuah tempat yang lebih luas dan membuat para penduduk lebih leluasan untuk bergerak sekarang ini. “Tapi, meskipun keinginanku seperti itu. Hm ... di mana aku bisa mendapatkan tempat persembunyian yang sangat bagus itu? Haah ... menyebalkan saja,” Zidan bergumam pelan, tidak dapat didengar oleh orang lain.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD