TUJUH BELAS

1019 Words

Ian melangkahkan kakinya keluar dari ruang persidangan. Tadi, ingin rasanya ia melompat ke tengah-tengah medan sidang, menghajar habis b******n yang sudah merusak perempuan yang begitu ia cintai. Arman bahkan tak nampak merasa bersalah, sesekali teman SMAnya itu justru menyeringai sinis pada Ian. "Ian!" Ian yang sudah berada di halaman kejaksaan, memutar kembali tubuhnya. Seorang pria yang berumur di awal empat puluh tahun berlari kecil mendekatinya. "Bang Oloan!" "Sudah mau pulang kau?" Tanya pria itu khas dengan aksen bataknya. "Iya, Bang." "Mana Meta?" "Sudah pulang lebih dulu sama Papi." Jawab Ian sendu. "Aku mau minta maaf, tak bisa kita dapat hukuman terberat. Kasus p*******n dua tahun lalu tak ada bukti sama sekali." "Iya, Bang." "b******n itu juga mengakui kesal

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD