Rasa Khawatir

1157 Words

"Jadi, apa gangguan itu masih kamu alami?" tanya Ardan kepada Vita, setelah es kopi yang dipesan tersaji di atas meja. Vita melirik Yani. Temannya itu belum tahu jelas apa saja gangguan yang ia alami belakangan ini. "Enggak terlalu menyeramkan kaya munculnya sosok atau apapun itu, tetapi suara-suara itu cukup menganggu." "Apa aja memang, Vit?" Yani ikut nimbrung. "Awalnya aku denger Fajar teriak di kamarnya. Sungguh aku dengar dengan jelas adik aku teriak ketakutan. Tapi anehnya, pas aku gedor pintunya Fajar muncul kaya orang yang baru bangun tidur. Dan waktu aku tanya juga, Fajar enggak ngerasa seperti yang aku ceritain." Ardan terlihat fokus, tetapi santai. Sedangkan Yani sudah mulai ketakutan. "Terus?" Ardan menyahut. "Nah, yang kedua itu kemarin malam. Itu benar-benar bikin

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD