CHAPTER 5

1025 Words
Malam itu setelah Alicia meninggalkan rumah Lucas tanpa menolehkan pandangannya ke arah pria itu, ia berpikir sangat keras tentang kejadian yang menurutnya sangat aneh mengenai Lucas, belum lagi sepasang paruh baya yang ditemuinya semalam. Akibatnya, pagi ini moodnya sangat buruk, malamnya ia tidak bisa tidur, terus-menerus memikirkan kejadian ini. Belum lagi tidak ada orang lain di apartemennya yang sepi. Jadi, Alicia tidak bisa menceritakan ini pada sahabatnya. Tapi kalau dipikirkan lagi, pasti Jane akan menceritakan ini ke orangtuanya. Yah, walaupun itu hal yang biasa. Mereka berdua dekat dengan orangtua satu sama lain. Tidak ada rahasia yang bisa tersimpan di antara kedua keluarga itu. Mungkin saja orangtuanya malah akan mendorongnya untuk mengenalkan Lucas pada mereka. Alicia tahu itu dengan pasti. Orangtua Alicia adalah tipe orangtua yang akan menikahkannya dengan siapapun yang sedang dekat dengannya. Menurut Alicia, mereka sangat aneh. Sebentar-sebentar protektif, tapi kalau soal pria selalu bersikap sebaliknya. Mungkin saking takutnya Alicia akan jadi perawan tua, mereka melakukan berbagai cara untuk membuat Alicia menyerah dan menuruti keinginan mereka. Dan sesampainya di rumah sakit, pemandangan yang dilihatnya pertama kali adalah seorang Lucas Black. 'Benar sekali, Lucas Black yang ditemukannya tergeletak di pinggir jalan menuju ke apartemennya.' Batinnya sarkastis. Dia berada di salah satu bangku taman rumah sakit, dan setelah melihat Alicia, ia langsung bergerak mendekat. 'Apa sih maunya pria ini? Tidak cukupkah ia mengganggu malam-malam tenangku dan sekarang ia ada di sini? Ya Tuhan, apasih salahku?' batinnya sambil mengusap pelipisnya yang mulai pening. "Ali, I miss you," ucap Lucas berdiri di hadapannya. Mukanya kusut seperti tidak tidur sama sekali. "Luke, listen to me. Kita baru saja bertemu semalam. Apa yang kau lakukan sepagi ini di rumah sakit? Kau itu baru saja sembuh dan sekarang sudah berkeliaran di sini. Pulanglah Luke, aku sudah berjanji akan berkunjung kalau tidak sibuk, bukan?" Lucas hanya menggelengkan kepalanya. "Aku tidak bisa jauh darimu Ali, tidakkah kau mengerti? Aku sudah mengatakan ini berkali-kali. Sampai kapan kau akan menolak kehadiranku?" tanyanya pedih. "Bukannya aku menolak kehadiranmu, Luke. Hanya saja semua ini sangat tidak normal bagiku. Kau tidak bertingkah seperti orang normal pada umumnya dan itu membuatku ketakutan, asal kau tahu." Pandangan yang Lucas arahkan kepadanya membuat hati Alicia nyeri. Lucas seperti seorang anak kecil yang ditinggalkan ibunya begitu saja di jalanan. Dan itu sangat menyakitinya. Ia langsung saja ingin menenangkan Lucas, memeluknya dan mengatakan semua akan baik-baik saja. Tapi yang bisa dilakukannya hanya menggandeng tangan Lucas dan membawanya ke ruangan tempat kerjanya dan menyuruhnya duduk di sofa yang terletak di ruangan itu. Lucas yang diseret hanya diam saja mengikutinya seperti anak kecil yang merasa bersalah karena mencuri kue yang disimpan oleh ibunya untuk orang lain. Kelakuan Lucas yang imut itu membuat Alicia terkekeh, awan mendung yang sejak pagi menyelimutinya perlahan menghilang karena keberadaan Lucas yang tadi sempat membuatnya kesal. Lucas yang melihat itu, menatap Alicia dengan binar yang membuat jantung Alicia berpacu. "Ya sudah, kau di sini saja, oke. Aku harus bekerja dan kau tidak boleh mengganggu, mengerti?" tanyanya dengan suara tegas dibuat-buat. Senyum Lucas terbit dan membuatnya seribu kali lebih tampan. 'Stop it, Alicia,' batinnya berusaha megontrol perasaannya yang tidak karuan. "Tapi aku membutuhkan pelukanmu sebelum kau meninggalkanku di sini sendirian," ucapnya masih menampakkan senyumnya. Sebelum Alicia sempat menolak, Lucas cepat-cepat menyela. "Satu menit saja, itu hanya sebentar. Please," pintanya. Seperti biasa Alicia tidak kuasa menolak permintaan Lucas yang diucapkannya begitu manis dan polos. Ia pun menuruti permintaan Lucas dan memberikan pelukannya pada Lucas, melingkarkan tangannya di tubuh Lucas yang berukuran dua kali lebih besar jika dibandingkan dengan tubuh mungilnya. Lucas melingkarkan tangan besarnya dengan erat di tubuh Alicia. Menghirup wangi tubuh Alicia dan menyusupkan wajahnya pada lekukan leher perempuan itu. Mereka berdua menikmati momen ini. Dunia terasa menghilang, hanya ada dua orang yang berada dalam pelukan satu sama lain. Alicia pun merasakan hal yang selama ini tidak pernah ia rasakan dari pria lain yang pernah ditemuinya. Rasa aman dan percaya. Alicia seperti menemukan tempat bernaung. Tempat untuk pulang, di pelukan Lucas. Momen sakral itu pun berlalu. Satu menit terasa cepat sekali. Lucas dengan berat hati melepaskan pelukannya, Alicia diam-diam merasa kehilangan ketika sentuhan Lucas terlepas dari tubuhnya. Tapi masih ada pekerjaan yang perlu diselesaikannya. Dan Lucas merupakan godaan luar biasa yang bisa membuatnya teralihkan. "Kau harus tetap di sini, oke. Jangan ke mana-mana. Apalagi berkeliaran di rumah sakit. Kalau kau bosan dan ingin keluar boleh-boleh saja. Pulang juga tidak apa-apa. Asalkan tidak mengganggu pekerjaanku maupun pasien-pasien di rumah sakit ini, mengerti?" titahnya sambil bersiap mencari file-file untuk pasien yang harus ditanganinya pada hari ini. Tidak terlalu banyak memang, melihat tidak banyak pasien yang datang ke rumah sakit ini. Tidak seperti di perkotaan besar yang sering tidak mampu menampung pasien karena ruang rawat yang penuh. Well, di sini kebalikannya. Lucas hanya memandangi Alicia yang mondar-mandir melewatinya. Ia tidak mengatakan apapun, hanya menikmati kebersamaannya dengan Alicia. Saat-saat seperti ini sudah dinantikan Lucas sejak dulu. Bertahun-tahun yang lalu. Ketika Lucas melihat orang-orang di sekitarnya menemukan belahan jiwa mereka, Lucas selalu merasa kesepian. Kini Lucas sudah menemukannya, belahan jiwa yang selama ini ia harapkan dan sekarang sudah ada di hadapannya. Lucas tidak siap berjauhan dari Alicia. Ia merasa Alicia merupakan oksigen yang selama ini dibutuhkannya. Sebelumnya, ia merasa sesak dan tertekan, namun sekarang bisa bernapas lega. Ia menemukan seseorang untuk dicintai dan orang itu adalah Alicia. Alicia pun melanjutkan pekerjaannya. Meninggalkan Lucas di ruangannya dan menemui pasien-pasien yang harus diperiksanya. Seperti biasa, hampir semua teman-teman yang melihatnya masuk bersama Lucas memberondonginya dengan pertanyaan yang membuatnya bingung harus menjawab apa. 'Aku yakinkan pasti kalian akan berakhir bersama.' Itulah kalimat yang paling sering mereka ucapkan dan yang lain saling mengiyakan. Perkataan Alicia pun tidak dihiraukan seperti biasanya. Lucas masih berada di rumah sakit, tepat di tempatnya semula hingga menjelang waktu pulang Alicia. Siang tadi Alicia membujuknya untuk pulang, namun tidak ditanggapi oleh Lucas. Alicia sudah mulai terbiasa dengan kekeraskepalaan Lucas sehingga tidak terlalu ambil pusing. Ia membawakan Lucas makanan dari kantin rumah sakit karena Lucas tidak mau meninggalkan ruangan Alicia. "Ayo Lucas, kuantar pulang. Tadi pagi kau ke sini naik apa?" Alicia bersiap untuk pulang. Jujur saja ia sudah lelah dan ingin segera tidur. Tapi Lucas di sini juga perlu pulang dan masih belum mau pulang tanpa Alicia.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD