Levin mengetuk pintu kamar Revel dan masuk perlahan, menatap sekeliling. Ada beberapa barang yang sudah tidak ada di tempatnya lagi karena akan dibawa oleh Revel ke Melbourne. Kamar putranya terlihat lebih rapi dan lapang membuat Levin sadar kalau kepergian putranya hanya tinggal menghitung jam. “Apa kamu yakin sudah tidak ada yang ketinggalan?” Pertanyaan sang papa membuat Revel terdiam. ‘Ada, Pa. Jill.’ Tentu saja itu hanya jawaban Revel di dalam hati. “Yakin, Pa. Semua yang penting sudah aku bawa, sisanya tinggal beli di Melbourne.” “Okay. Papa nggak nyangka akan kembali jauh dari kamu. Dan kenapa harus Melbourne lagi? Melbourne membuat Papa teringat dengan masa muda Papa dan Mama kamu, Revel,” desah Levin lirih. “Karena Melbourne adalah tempat yang berharga untukku, Pa. Melbourn

