I Miss you

1488 Words
Raynand kembali ke rumah masa kecilnya. Rumah dengan taman mawar putih dan taman billberry. Pria itu tersenyum menatap rumah yang selama ini memeluknya dengan penuh cerita canda tawa dan kehangatan sebuah keluarga. Setelah menatap lama rumah uang sudah lebih dari satu bulan tak disinggahinya karena kesibukan, pria itu pun turun dari vios merahnya. Sebuah mobil sedan bekas taksi yang sudah dimodif sedemikian rupa. Dia menyeret dua koper besar di tangan nya. Dan kembali menginjakkan kaki pada marmer hitam ruangan tersebut. "Assalamualaikum.. Bun.. I miss you." Ucap Raynand menyapa Bundanya yang sedang memasak di dapur. Pria tampan itu memeluk tubuh sang bunda dari belakang. Membuat wanita yang telah melahirkan tersentak kaget. "Miss you too son.. Alhamdulillah.. Kamu mau tinggal di sini lagi nak?" Tanya Silvi menatap koper besar yang dibawa putranya. Silvi begitu bahagia menyambut kedatangan putra sulung nya yang sudah lebih dari satu bulan tak mau mengunjunginya karena perang dingin bersama sang ayah. Sejak sang ayah memaksanya menjadi seorang dokter dan menjadi kepala rumah sakit. Raynand pergi dari rumah demi membuktikan eksistensinya di dunia bisnis. Dia bosan dengan kehidupan yang monoton. Dia tak ingin menjadi seorang dokter seperti sebagian besar keluarganya. "Ya bun... Tidak masalah kan?" Tanya Raynand manja. "Tidak Sayang... Bunda bahagia sekali kau mau tinggal disini lagi. Kau sehat Sayang? Sudah lama Bunda tidak melihatmu. Kau tampak lebih tirus sekarang." Silvi menatap sedih wajah putranya yang tampak lebih kurus dari sebelumnya. "Maaf ya Bun... Raynand jarang mengunjungi Bunda. Mulai sekarang Raynand akan tinggal di sini. Mungkin akan lama. Jika Bunda tidak keberatan." Ucap Raynand bersedih. "Tidak masalah Sayang. Ayo kamu istirahat dulu di kamar.Bunda akan memasak makanan kesukaanmu." Ucap Silvi sambil mencium pipi putranya. Wanita paruh baya itu sedikit berjinjit karena tubuh Raynand yang sudah jauh menjulang tinggi. "Kau masih ingat rumah rupanya. Kapan datang?" Ucap Indra ayah Raynand dengan sindiran tajam. "Assalamualaikum Ayah... Maaf baru mengunjungi Ayah." Ucap Raynand mencium punggung tangan ayahnya. "Baguslah kalau masih ingat punya orang tua..." ucap Indra ketus "Sudahlah ayah..." Silvi berusaha menengahi suami dan putranya. Sungguh dia tak ingin ada perang dingin yang kembali terjadi antara anak dan ayah itu lagi. "Tak apa Bun. Raynand memang salah. Raynand jarang mengunjungi Bunda dan Ayah. Dan sekarang Raynand malah datang mau numpang di sini." Ucap Raynand menunduk lesu. "Tidak Sayang. Ini rumah mu juga. Kau bebas mau tinggal sampai kapanpun." Ucap Silvi mengusap lembut punggung putranya. "Memang kemana apartment mewah mu, sampai kau mau menumpang di sini?" Tanya Indra menyindir putranya. "Raynand jual yah.." Raynand sangat berat saat mengucapkan hal itu. Sungguh jika bukan karena ingin lepas dari jerat wanita iblis itu, Raynand tak rela melepas apartment dan mobil kebanggaannya. "Lamborgi mu kau jual juga?" "Iya Ayah." "Kau kehabisan dana rupanya. Dari dulu Ayah bilang lebih baik jadi dokter. Kau malah memilih jadi bussinessman yang menguras energi dan pikiran, sekarang kau malah naik mobil murah. terserah kau lah... Sana Istirahat!" "Terima kasih Ayah." "Ayah malah bersyukur kau pulang ke rumah. Ayah tak perlu khawatir suatu saat, ada perempuan datang dan minta pertanggungjawaban dari mu." Ucap Indra bergumam. "Apa yah?" "Tidak ada apa-apa. Sana istirahat!" "Baiklah... Raynand permisi Yah. Mau istirahat." "Hmm" Raynand pun berjalan menuju kamar masa kecil nya. Kamar yang Selalu dia rindukan. Raynand melempar tubuhnya ke bed king size miliknya. Lebih tepat jika dikatakan milik orang tuanya. Karena dia kembali menumpang di rumah ini bukan? "Haah..  Dijual semua..." Gumam Raynand lemas. Pria itu pun mengecek saldo pada rekening melalui smartphonenya. "Tinggal 79juta... Masa gue beli rumah susun... Apa kata relasi gue... Beruntung masih bisa kebeli mobil. Second sih... Ga apa-apalah. Setidaknya cukup keren dengan modifikasi terkini. Hahaha, daripada kepincut jalang. Mau jadi apa anak-anak gue." Ucap Raynand bermonolog. Begitulah ego seorang Pria. Sebejad-bejadnya seorang laki-laki, akan mencari wanita sholehah sebagai pendampingnya. Karena masih mengkhawatirkan, sosok keturunannya kelak. Dan Nazwa adalah sosok istri idaman bagi Raynand. Wanita lembut dan penyayang. Wanita yang senantiasa menjaga kehormatannya. Wanita sholehah dengan balutan hijab syar'i. Dan selama ini... Raynand belum pernah menemukan sosok itu pada wanita lain. Wanita yang mendekatinya selalu menggoda dengan pakaian minim. Dan parfum menyengat yang membuatnya mual. Dan parahnya lagi. Aurel sahabatnya sejak SMA. Kawan sekaligus lawan saat menempuh pendidikan akselerasi. Dia bahkan sangking terobsesi pada Raynand, rela mengorbankan tubuhnya. Demi hamil benih dari Raynand. Beruntung Raynand tidak tergoda oleh Aurel. Tapi sayangnya... Tanpa disadari dia malah memperkosa gadis yang dia anggap Nazwa. Raynand tertidur karena lelah akan pikiran yang menguras emosinya. Pikirannya sungguh berkecamuk hingga hatinya terus mencelos nyeri. Sedangkan di dapur... "Ayah kasar banget tadi bicara dengan Raynand. Kasihan dia..." "Memang ayah bicara apa?" Ucap Indra tak merasa bersalah. "Tadi ayah segala bicara ada yang minta pertanggungjawaban... Aku yakin putra kita ga akan seperti itu." "Ya... Mudah-mudahan... Tapi Ayah ga yakin. Kau tau sendiri,dia sering keluar masuk club. Sudah berapa kali Ayah bilang untuk menjual apartemennya, kau tau sendiri bagaimana keras kepalanya dia. Jadi Ayah bersyukur dia dapat masalah dan menjual apartemen laknat itu." "Tapi Bunda pernah bertanya padanya. Dia bilang hanya minum minuman soda di sana.  Anak kita sama sekali tak menyentuh minuman haram itu Ayah." "Ya... Semoga saja..." Ucap Indra acuh. Dia malas membahas perihal putranya yang selalu membangkang. Saat mereka sedang berbincang mengenai putra sulung mereka, Rayyan putra kedua mereka datang. "Assalamualaikum Ayah... Bunda..." Ucap Rayyan saudara kembar Raynand. Pria tampan yang memiliki postur tubuh dan wajah bak pinang dibelah dua dengan Raynand segera mencium punggung tangan bunda dan ayah nya. " Waalaikum salam Nak..." ucap Indra dan Silvi bersamaan. "Di luar ada mobil... Aku pikir ada tamu." Ucap Rayyan menunjuk mobil yang terparkir di halaman rumah mereka. "Abangmu pulang... Dia sudah menjual apartemennya. Butuh uang, makanya pulang." Ucap Indra ketus. "Ayah..." Ucap Silvi merendah. Sungguh dia sedikit kesal melihat Indra yang selalu ketus kepada putra sulung mereka. "Owh... Abang pulang? Kemana dia?" Ucap Rayyan bersemangat. Sudah lama dia merindukan saudara yang pernah berbagi tempat dalam rahim ibunya. "Dia sedang istirahat. Tolong bangunkan abangmu. Kita makan siang bersama. Dia juga belum sholat Zuhur." Ucap Silvi sambil menyiapkan makan siang mereka. "Siap Bun." Rayyan pun berjalan menuju kamar Raynand. Dia merasa sangat bahagia, saudaranya mau pulang dan tinggal bersama keluarganya lagi. Setelah tragedi Raynand yang hampir mengacaukan pernikahan Nazwa dan Nauval putra sahabat ayah nya. Raynand terlibat cinta terlarang dengan Nazwa. Karena mereka masih memiliki hubungan darah. Nazwa adalah putri dari Andri saudara kembar Indra ayahnya. Dan jelas saja Nazwa lebih memilih Nauval. Karena selama ini Nazwa memang hanya menganggap Raynand sebagai saudara sepupu. Terlebih lagi sikap Nauval yang dewasa. Membuat Nazwa sangat nyaman berada di sisi nya. Sayangnya hingga saat ini, Raynand masih belum bisa merelakan Nazwa. Hatinya masih tertaut pada wanita yang sudah sah menjadi istri Nauval 1 tahun yang lalu. Terlebih lagi, Raynand yang menolak untuk mengikuti jejak keluarga menjadi seorang dokter. Pria itu malah pergi dari rumah untuk membuktikan bahwa dia bisa sukses menjadi seorang pengusaha. Alhasil hubungan antara ayah dan anak menjadi sangat buruk saat ini. "Hai Bang... Apa kabar?" Ucap Rayyan saat mendapatkan Raynand sedang duduk di tepi ranjang. "Alhamdulillah sehat. Kau bagaimana?" Ucap Raynand melirik ke arah adik kembarnya. "Alhamdulillah sehat. Akhirnya kau pulang juga..." Ucap Rayyan duduk di sisi abangnya. "Huuuh... Terpaksa..." Kini Raynand menghela nafas panjang. Seolah dia sedang mengalami masalah yang sangat besar. "Apa benar kau menjual apartemenmu?" Ucap Rayyan penasaran. Dia tahu betul kakaknya bukanlah orang yang pantang menyerah dan memiliki ego tinggi. Jika bukan karena tak punya masalah besar, pria itu pasti akan enggan kembali ke rumah ini. "Ya begitulah..." Ucap Raynand sambil menyandarkan tubuh nya ke dinding. Wajah tampannya tampak lesu seolah tak memiliki energi untuk tersenyum. "Kenapa kau tak bilang pada ku? Siapa tau aku bis membantumu." Ucap Rayyan menyadari keputus-asaan yang dirasakan oleh Raynand. "Kau berminat menginvestasikan uangmu rupanya?" Tebak Raynand bergurau. "Hahaha... Iyalah Bang... Supaya selain keren dan menjadi dokter sukses, aku juga bisa dikenal sebagai investor... Aku yakin wanita akan tergila gila padaku... Hahaha" sejak dulu Rayyan memang pandai mencairkan suasana. Pria itu begitu ramah dan jenaka. "Huh... Dasar bocah... Apa enaknya digilai para wanita... Kau tak akan sanggup..." Ucap Raynand kesal melihat tingkah Rayyan. "Just kidding..." Ucap Rayyan terkekeh. "Tapi aku serius. Apalagi yang mengilaimu wanita tidak waras. Kau bisa diberi afrosidiac." Ucap Raynand asal. Dan hal itu sukses membuat Rayyan memicingkan mata. Bahkan adik kembarnya sempat berpikir mungkin saja Raynand sudah tidak perjaka. "Sepertinya kau pernah mengalami nya ya?" Tanya Rayyan penuh selidik. "Ya begitulah..." Jawab Raynand ambigu. "Apa itu artinya kau sudah melepas keperjakaan mu?" Kini Rayyan sudah tak menyaring pertanyaannya. Dua sungguh penasaran apa yang sebenarnya terjadi pada abangnya. Sedangkan Raynand merasa kesal karena tuduhan adiknya. Raynand pun memukul kepala Rayyan dengan guling di tangan nya. "Aawww..." Pekik Rayyan merasa sakit akibat pukulan sebuah guling. "Makanya jaga bicara mu. Mana mungkin aku rela bibit unggul ku diberikan pada jalang?!?!" Ucap Raynand kesal. "Kupikir..." "Kupikir apa? Otak mu rusak sepertinya. Sudah ku bilang aku tak akan memberi bibit unggulku untuk jalang. Bibit ku ini hanya akan aku berikan pada wanita baik-baik." Ucap Raynand meninggikan nada bicaranya. Mengingat kejadian bersama Aurel membuatnya terbakar emosi. "Bagus lah.. Aku doakan saja semoga bibit unggulmu itu yang kau beri pada wanita baik-baik. Dan bisa tumbuh dengan baik juga. Hahaha" "Karena kau bilang untuk wanita baik2.. Ok lah Aku aminkan saja. Hahaha" "Ayo turun. Kau belum sholat Zuhur kan?" "Ok lah." Tanpa sadar mereka malah mendoakan benih yang ditebar Raynand dalam rahim Zahra tumbuh dengan baik. Sungguh malang nasib gadis itu. Pria yang menghamilinya tak menyadari perbuatannya. Apakah Zahra akan hamil?
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD