Cuaca siang terlihat sangat cerah. Meski sedang musim penghujan, tetapi hari itu langit kota sedang bersahabat dan seolah tak ingin menumpahkan setetes air pun ke permukaan bumi. Namun, suhu udara justru terasa begitu panas menyengat dan mentari bersinar terik, tepat di atas kepala.
Meski sebuah ruangan di dalam gedung perkantoran Semesta Corporation sangat sejuk oleh pendingin udara, semua itu sangat bertentangan dengan yang sedang dirasakan oleh Kandaka.
Sorot mata tajam penuh kobaran amarah dari Wala, Lantana dan Jaya, membuat hatinya terbakar panas ketegangan dan rasa khawatir. Bagaimana tidak, di hadapan Lantana, dengan sangat jelas Wala dan Jaya bergantian menceritakan kecurangan serta kejahatannya, ditambah lagi dengan diperkuat bukti-bukti kongkret yang membuatnya kian terpojok.
