Sejenak suasana kembali hening dan Lantana hanya menggaruk pelan pelipisnya, seolah tengah memikirkan sesuatu. "Bagaimana kalau ternyata Wala menyukai janda itu, Jaya?" Sekilas praduga itu, terbesit di benak Lantana. "Masih bagus kalau Tuan Wala menyukai seorang janda, Tuan. Daripada menyukai sesama jenis ... masa ada jeruk minum jeruk?" Jaya terkekeh dan tidak sadar sudah keceplosan berbicara. "Ups!" Jaya langsung menutup mulut degan telapak tangan dan menunduk malu terhadap Lantana. Secara tak sengaja dia telah mengungkapkan kecurigaan yang dia rasakan tentang Wala selama ini. "Maksud kamu apa, Jaya?" Lantana seketika terperanjat mendengar apa yang barusan Jaya ucapkan. "Beraninya kamu mengatakan kalau putraku memiliki kelainan!" hardiknya, merasa kesal akan lelucon Jaya. "Ma-ma-m

