46. Penyesalan

876 Words

Bagai di rundung duka, kelam membelenggu leher seakan mencekiknya perlahan. Udara terasa seakan menipis saja, menyempitkan d**a, otak tak mampu berpikir dengan santai lagi. Rentetan masalah menghantui, meresahkan jiwa membuat mata enggan terpejam. Dulu seakan angkuh melawan takdir dari sang kuasa, seolah mengatakan bahwa ialah yang paling bisa membuat sekenario terbaik. Tuhan tidak pernah tertidur, semua manusia selalu punya jalan agar menjemput hidayah. Erick kini menyesal, kehilangan segala-galanya. Merusak kehidupan Sarah, menyakiti Reyea dan calon anaknya, membunuh ibunya dan perusahaan yang ambruk. Secepatnya Erick akan merasakan posisi menjadi Sarah, berteman dengan sepi dan kesusahan. Tuhan memang adil, membiarkan yang b******k tetap melakukan tugasnya tetapi Tuhan mempunyai car

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD