Kean menghela nafas kasar memandangi Arjuna yang sejak pagi duduk melamun menatap sisa runtuhan Aurora. Pemuda yang biasa berbicara frontal dan tidak tahu malu itu mendadak menjadi pendiam. Bahkan, Kean yang berusaha berbicara dengannya hanya ditanggapinya dengan anggukan lemah. Arjuna mengerjap sayu. Kelopak matanya menyendu. Bibirnya menghela berat sedari tadi. Dadanya masih sesak seakan tidak ada oksigen di sekitar sana. Pemuda itu begitu merasa kehilangan. Apalagi Syahid masih belum diketahui keberadaannya sekarang. Entah itu dia masih hidup atau tidak. Namun, petugas forensik mengatakan kemungkinan Syahid masih hidup hanya beberapa persen. Apalagi bom meledak tepat di tangannya. "Udah mau sore, Jun. Elo belum niat pulang? Besok kita ke sini lagi dah." Tutur Kean sudah ikut mendudu

