Yusuf duduk di depan meja kerjanya yang penuh dengan tumpukan buku dan kertas. Dia menggosok-gosok matanya yang lelah dan merasa lapar. Karena dia tidak sempat sarapan. Queeny masih mematung di hadapan Yusuf dengan pikirannya yang merasa Yusuf adalah sosok yang aneh. 'Aneh, kok dia sempat bikin sarapan buat gue, tapi dia sendiri nggak sarapan!' pikir Queeny. Tidak lama datang office boy kampus memasuki ruangan Yusuf. Ia membawa seporsi roti panggang dan secangkir kopi ke meja kerjanya. Dia merasa bingung karena membuat Yusuf repot-repot membuatkan sarapan untuknya, padahal dia sendiri tidak sarapan. Namun, Queeny tidak merasa bersalah karena Yusuf yang membuat hal itu. Sekarang yang justru membuatnya tanda tanya adalah, kenapa Yusuf masih menginginkan dirinya berada di ruangan Yusuf? "

