28

1135 Words

Pagi hari ketika Faten membuka mata. Sinar mentari menyinari debu-debu yang beterbangan di udara. Ia melihat ke samping, di mana Taran masih tertidur dengan wajah yang sudah lebih tenang Faten tersenyum kecil, mengecup pundak Taran sebelum perlahan melepaskan diri dari pelukan istrinya. Ia berjalan ke kamar mandi, membersihkan diri dengan cepat, lalu mulai mengemas barang-barang mereka dengan diam-diam Tapi ketika Faten membuka pintu kamar, bersiap memanaskan mobil, suara riuh rendah dan aroma kopi serta makanan pagi langsung tercium "Selamat pagi! Faten bangun juga akhirnya!" Suara ibu Faten terdengar riang dari ruang makan. Faten membeku di tempat, matanya menatap ke arah suara itu Di ruang makan yang luas, meja panjang sudah penuh dengan hidangan. Dan yang membuat dadaanya sesak a

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD