Bab 37 Menghancurkan Isi Kepalanya

1951 Words

Aku disibukkan oleh pekerjaanku sampai pukul 10 malam. Begitu aku tersadar sudah selarut ini, aku menyadari kalau aku belum makan malam. Xiao Tiantian masih belajar mengarahkan gaya dengan direktur seni. Dia tidak terlihat kaku sedikit pun, tidak seperti saat kami pertama kali bertemu di hari itu. Aku bisa melihat kalau dia melakukan pekerjaan ini sepenuh hatinya. "Oke, ayo kita pulang. Aku akan mengajakmu makan malam," ajakku. Dia terlihat kebingungan, "Eh? Pulang? Jam berapa sekarang? Wah, ternyata sudah jam sepuluh!" "Tunggu aku, Kak!" serunya. Aku sudah terbiasa dengan camilan malam yang dibuat oleh koki Michelin di vila, jadi aku ingin mencoba sesuatu yang lain. Kami segera mampir ke sebuah kedai barbeku di pinggir jalan lalu memesan dua botol bir dingin untuk diminum. Setelah men

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD