BERAKSI

1520 Words
Kini Sudah dua bulan sejak rencana dibuat untuk menolong Maura dan Dixie.  Brandon, Dixie dan Xander menjalankan bisnis mereka seperti biasa, sedangkan Anna dan Elsa sudah mulai dekat dengan Maura dan hampir seminggu sekali bertemu, tanpa Maura ketahui bahwa Elsa dan Anna adalah sahabat Dixie.   Sebulan yang lalu Mrs. Lambroche mengajak Elsa untuk ikut ke pesta yang diadakan oleh salah satu kerabat Duke Benjamin yang juga kenalan bisnis dari Mr. Lambroche, dengan alasan bahwa ayah Xander sedang diluar negeri maka ibu Xander datang ke New York seorang diri dan menghadiri pesta ditemani oleh menantunya. Pada acara inilah Elsa berkenalan dengan Duchess Maura. Diantara Xander, Brandon dan juga Dixie, hanya Xander lah yang masih memiliki kedua orang tua, sehingga membuat Mr. & Mrs. Lambroche juga menganggap Brandon dan Dixie seperti anak mereka juga. Saat Elsa dan Xander menceritakan kepada orang tua Xander, tentang cinta Dixie juga kekerasan yang selalu diterima Duchess Maura, sebagai orang tua mereka langsung mendukung dan siap membantu setiap rencana yang disusun oleh anak-anaknya. Menurut orang tua Xander, Duke benjamin memang tidak disukai oleh banyak orang karena sikap kasar dan arrogannya, selalu menyelesaikan segala hal dengan kekerasan. Hanya sang Ratu yang mampu bertindak, namun setiap kali sang Ratu meminta bukti, semua bukti telah berhasil dilenyapkan oleh Duke Benjamin.   Siang ini Elsa dan Anna kembali berencana untuk bertemu dengan Duchess Maura. Elsa dan Anna sudah tiba terlebih dahulu di restaurant tempat mereka janji bertemu. Saat Maura tiba di restaurant itu Elsa dan Anna melihat bahwa temannya itu datang dengan menggunakan kacamata hitam namun tidak gelap dan juga masker yang menutupi rahang hingga hidungnya. Pakaiannya setelan dengan tangan panjang juga celana panjang. Elsa dan Anna saling menatap penuh pertanyaan dan hanya mengedikkan bahu mereka bersamaan melihat penampilan Maura yang tidak seperti biasanya. Maura akhirnya duduk di meja tempat Elsa dan Anna sudah menunggu, tanpa membuka kacamata dan masker yang dia gunakan. "Ada apa dengan wajahmu Maura ?" Tanya Elsa. "Tak apa, aku hanya mengalami sedikit alergi akibat salah makan semalam." Sahut Maura memberikan alasan. "Boleh kulihat seberapa parah alergi mu? Atau mungkin lebih baik kita ke dokter saja saat ini?" Tanya Anna khawatir. "Tak perlu Anna, aku sudah terbiasa dengan alergi ini, besok juga sudah sembuh." Sahut Maura. "Tapi kami sangat mengkhawatirkan mu Maura, apakah dokter keluargamu sudah dipanggil untuk memeriksamu?" Tanya Anna lagi. "Nanti setelah ini, dokter akan datang ke rumahku." Sahut Maura. "Baiklah kalau begitu. Semoga kau cepat sembuh dari alergimu Maura." Ucap Anna.   Elsa mulai curiga dengan Maura, apakah dia kembali dipukuli oleh suaminya? Karena semua bagian tubuhnya sengaja dibuat tertutup. Mereka kembali mengobrol dan Maura hanya memesan jus saja sehingga mudah baginya untuk minum dengan menggunakan sedotan tanpa membuka maskernya. Setelah dua jam mereka berkumpul mengobrol bersama, maka mereka saling berpamitan dan melangkah keluar dari restaurant itu. Tanpa sengaja angin yang bertiup kencang siang itu di luar restaurant berhasil menyibakkan masker yang Maura pakai sebelum dia sempat masuk ke dalam mobilnya. Elsa dan Anna langsung terkejut, betapa lebamnya dan bengkak rahang dan kedua pipi Maura. Itu jelas bukan alergi. Maura segera akan menutup maskernya kembali namun tangannya sudah dicekal oleh Elsa. Maura segera masuk ke dalam mobil dan Elsa nekat ikut masuk juga ke dalam mobil Maura. Elsa menyuruh Anna pulang.   "Anna, kau pulang saja. Jangan terlalu lelah, jaga kandunganmu. Aku akan mengabarimu." Ucap Elsa dan Anna menurut. "Baiklah kak, kalian berhati-hatilah." Sahut Anna. Mobil yang membawa Maura dan Elsa pun segera meninggalkan tempat itu. Anna segera pulang ke rumah bersama Pete, sopir pribadinya.   Di dalam mobil Maura. "Maura maaf kalau aku lancang, tapi apa yang sebenarnya terjadi dengan dirimu? Mengapa wajahmu jadi seperti itu?" Tanya Elsa dan Maura hanya menunduk.   Maura segera menekan sebuah tombol dan turunlah pembatas menutup memisahkan antara kursi penumpang di belakang dengan kursi sopir yang didepan. Maura mulai membuka kacamatanya juga, memperlihatkan matanya yang bengkak akibat menangis juga lebam di tepi matanya. Maura kembali menangis, dan Elsa memeluknya mencoba menenangkan Maura. "Suamiku yang melakukannya." Ucap Maura dalam pelukan Elsa. Elsa sudah menduganya sejak awal. "Kau bisa menceritakannya padaku, kita sahabat jadi kita bisa berbagi susah dan senang." Ucap Elsa. "Suamiku dulu lembut dan sangat mencintai aku di awal pernikahan, namun sejak aku mulai hamil lalu melahirkan Quinzy hingga saat ini sikapnya selalu kasar padaku. Dia menuduhku berselingkuh dan Quinzy adalah hasil perselingkuhan ku  dengan pria lain. Sampai kuputuskan melakukan test DNA saat Quinzy lahir dan dia baru mempercayai bahwa Quinzy adalah putrinya. Tapi sikap kasarnya tak berubah, Aku tak boleh berbicara bahkan menyapa pria siapapun. Jika ketahuan maka aku akan di siksa juga pria itu akan mendapat hukuman juga. Suamiku berkata bahwa itu karena dia sangat mencintaiku dan takut kehilangan diriku.  Semalam aku tak sengaja keluar dari kamar saat kudengar dia pulang hingga larut malam. Aku melihatnya pulang dengan membawa seorang wanita. Wanita itu duduk mengangkangi suamiku dan posisinya itu membuat suamiku menciumi leher dan dadanya. Aku terkejut, tapi suamiku justru langsung marah padaku karena menganggap aku sudah mengganggu kesenangannya. Aku langsung diseret masuk ke dalam kamar dan kucium bau alkohol dari mulutnya. Di dalam kamar dia langsung memukuliku, setelah puas dengan amarahnya, dia kembali keluar kamar dan saat kuintip ternyata dia kembali melakukannya bersama wanita itu. Hatiku sangat sakit, tapi aku tak berani melawannya. Bahkan saat hasratnya masih tersisa dan wanita itu sudah pergi, dia memaksaku untuk melayaninya dan memuaskan hasratnya di pagi hari." Cerita sedih itu mengalir dari Maura sambil terisak menangis.   Elsa ikut merasa nyeri di dadanya saat mendengar cerita sahabat barunya itu. "Dasar b******n! Kau harus segera lepas dari suami mu Maura, kau bisa mati jika terus bersamanya. Dia tidak mencintaimu Maura! Dia sakit jiwa! Ada yang tak beres dalam jiwanya." Sahut Elsa. "Andai aku bisa, tapi tak ada yang bisa aku lakukan. Aku pernah mencoba kabur membawa Quinzy, tapi selalu ketahuan olehnya." Ucap Maura. "Apakah ada pegawai rumah yang sangat setia pada suamimu dan tidak membelamu?" Tanya Elsa. "Ada seorang yang sangat setia, Louisa, kepala pelayan di rumahku. Dia selalu mengancam para pelayan bahkan pengawal yang ada di rumah, jika ada yang ingin membantuku. Bersyukur aku memiliki Lidya asisten pribadiku yang setia padaku dan tak takut pada Louisa, sehingga dia yang selalu mengobatiku." Sahut Maura. "Bagaimana dengan kepala pengawal? Apakah dia bisa membantumu?" Tanya Elsa.   Maura seolah tersadar dengan maksud segala pertanyaan Elsa, Maura melepaskan diri dari pelukan Elsa. "Aku tak tahu. Elsa, apa yang sebenarnya sedang kau rencanakan? Mengapa kau bertanya semua itu?" Maura balik bertanya. "Aku ingin menolongmu juga Quinzy keluar dari rumah itu. Kalian harus segera meninggalkan b******n itu!" Sahut Elsa menatap Maura. "Tak mungkin bisa Elsa, lagipula suamiku akan lebih marah lagi jika sampai ketahuan aku pergi meninggalkannya." Ucap Maura. "Aku yang akan memikirkannya, kau tenang saja ya." Sahut Elsa menenangkan Maura.   Maura hanya menatap sahabat barunya itu. Entah mengapa Maura merasa nyaman menceritakan pada Elsa meski mereka baru dekat sebulan ini. Maura mengantarkan Elsa ke sebuah hotel. Elsa memang tak ingin sopir Maura mengetahui dimana dia tinggal. Jadi Elsa sengaja minta diturunkan di sebuah hotel saja. Setelah Maura pergi Elsa masuk ke dalam hotel itu dan menunggu di lobby hingga Mike, sopir pribadinya datang untuk menjemputnya. Elsa lalu menuju ke rumah pantai, setiap Elsa dan Anna akan bertemu dengan Maura, maka dia selalu menitipkan Justin dan Ciquilita pada Elisa ibu Anna yang tinggal di rumah pantai.   Elsa menceritakan semuanya pada Anna, Anna ikut merasa sakit mendengar perlakuan kasar yang Maura terima. Elsa dan Anna bersyukur memiliki suami yang sangat memperlakukan mereka dengan baik dan lembut penuh cinta. Anna pun segera menghubungi Dixie, menceritakan apa yang baru saja dialami oleh Maura. Dixie sangat penuh emosi dan amarah, namun Anna mengingatkan bahwa Dixie harus bisa menahan diri supaya rencana mereka tidak gagal dan Maura semakin tersiksa. Elsa dan Anna mulai melacak siapa Louisa dan mengapa dia sangat setia pada Duke Benjamin.   Setelah tiga Minggu akhirnya Mereka sangat terkejut saat mengetahui bahwa Louisa pernah memiliki seorang anak dari Duke Benjamin namun terpaksa harus menggugurkannya karena saat itu Duke memilih menikah dengan Maura, karena itulah Louisa sangat membenci Maura dan sebisa mungkin membuat Maura disiksa oleh Duke Benjamin. Elsa yang banyak bertindak dibantu oleh Mike dan Pete juga pengawal mereka karena Anna sedang hamil, sehingga Anna tidak bisa terlalu bebas bergerak.   Siang ini Elsa sengaja datang ke rumah Duke Benjamin setelah bekerjasama dengan Maura, dan mengetahui Duke Benjamin  sedang pergi keluar negeri.  Elsa datang untuk menemui Louisa dan membawanya pergi dari rumah itu, setidaknya Maura bisa sedikit bebas dari Louisa. Louisa diculik dengan sempurna oleh para pengawal Elsa tanpa ketahuan siapapun dan tidak terdeteksi oleh kamera CCTV di rumah Duke itu, berkat bantuan Maura dan Lidya.   Keesokan harinya Maura mencoba menghubungi Duke Benjamin dan berpura-pura khawatir memberitahu bahwa Louisa menghilang tanpa ada yang tahu. Duke Benjamin tak menghiraukan laporan Maura itu. Tepat seperti dugaan Elsa bahwa sebenarnya Louisa tidaklah penting lagi bagi Duke Benjamin sehingga menghilangnya Louisa tidak akan dipedulikan oleh sang Duke. Louisa melakukan semua itu semata karena benci pada Maura.   Berhasil menahan Louisa di suatu tempat membuat ruang gerak Maura sedikit leluasa apalagi jika Duke Benjamin tak ada di rumah. Seperti hari ini Maura berhasil pergi keluar rumah bersama Quinzy untuk bertemu dengan Elsa dan Anna, tanpa harus ijin dulu kepada suaminya. Tak akan ada lagi orang yang akan selalu melaporkannya pada suaminya.   Siang ini di sebuah restaurant, Elsa dan Anna sengaja memesan ruang yang private. Saat Maura datang, dia sangat terkejut karena ternyata Elsa dan Anna juga mengajak Dixie. "Hai.." sapa Dixie tersenyum berbinar melihat Maura.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD