Damian terbangun dari tidurnya. Dia membuka matanya dan yang pertama kali dia lihat adalah Anindiya yang ketiduran disampingnya. Dengan tetap menggenggam tangan Damian yang dia jadikan tumpuhan untuk tidur. Anindiya merasa kalau istrinya sangat takut jika dirinya terjadi apa-apa. Damian tersenyum hangat menatap wajah cantik sang istri yang tertidur pulas di sampingnya.
“Syukurlah kamu tidak apa-apa, Sayang. Aku tidak bisa membayangkan jika yang tertembak itu kamu. Mungkin aku bisa gila. Rasa sakit yang aku rasakan ini tidak sepadan dengan rasa sakit yang pernah aku torehkan dihatimu. Mungkin Tuhan memang sedang menegurku. Supaya aku tetap berhati-hati dan terus waspada akan keselamatanmu. Karena kamu saat ini sedang mengandung buah cinta kita. Jika mulai sekarang aku harusbenar-benar ekst
