14. The Cassanova

1130 Words

Sean meringis merasakan sakit betisnya, yang di cubit keras gadis itu. Lalu ia segera menarik kakinya, "Kamu tuh, jahat banget sih." Rutuk Sean mengusap betisnya yang terasa panas. "Sudah tau. Ko, masih tanya!" sahut Gledys enteng. Sean menarik napas dalam. Emosinya benar-benar terkuras, akibat ulah gadis itu. "Mau satu lagi?" Tawar Gledys mendekati sebelah kaki cowok itu. Dan refleks, Sean menjauhkannya. "Enggak! Enggak usah," jawab Sean cepat. Gledys terkekeh geli. "Ternyata Sean itu bukan hanya pencuri. Tapi dia juga penakut. Ck, ck, ck." ledek Gledys lagi. Sean mendengus sebal. Ko, ada ya gadis senakal dan seberani Gledys padanya. Padahal ia pikir. Selama ini ia sudah cukup memperlihatkan batapa ia tidak suka di bantah, atau di pandang remeh oleh gadis itu. Tapi, kenapa justru se

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD