BYE MERTUA

1300 Words
"Kamu ini pulang lama banget loh aku ngantuk," Ucap ku kepada Rio. "Ya sudah aku juga capek, kamu tidur aja deh, aku juga mau tidur besok pagi kan harus anter mama ku pulang, maaf ya sayang," . "Dah lah males, kamu besok abis anter pulang juga gak langsung pulang kan? mau nginep beberapa hari? iya kan? dah kebaca tau pikiran mu, awas aja sampe tebar pesona sama mantan - mantan kamu di sana?" dengan mimik wajah yang tak rela jika suami ku harus berlama - lama di rumah mertua ku, sebenarnya aku pengen sekali ikut, tapi entah kenapa Rio melarang ku. "Hmmm kamu ihh, aku kan lagi nyiapin rumah dinas juga, pokoknya surprise untuk kamu, pokoknya sedang ku siapkan untuk mu sayang ku cinta ku, kejutan untuk kamu di hari pernikahan kita," Rio pun pergi ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya yang baru pulang kantor, aku pun menunggu nya sambil rebahan di tempat tidur. Rio selama ini tak pernah menuntut ku untuk segera hamil, tapi selama sebulan ini, aku diam diam berkonsultasi dengan dokter, untuk program kehamilan ku, aku berharap hadiah pernikahan kami, sebuah anugrah dari Tuhan yang sangat ku impikan. Ya aku sadar di kantor Rio masih berstatus single, dia juga merahasiakan teman nya dari ku, dan selama Ia bekerja ia pun tak pernah membawa teman nya pulang ke rumah, bahkan ia selalu bilang jika dia ngekos. Aku berharap setelah rumah dinas nya rampung, ia akan mengumumkan pernikahan kami di kantornya, aku juga gak mau jika banyak cewek yang mendekati dirinya di kantor, apalagi jaman sekarang gak bisa liat cowok bening langsung aja di sikat. *** "Jaga rumah yah sayang, aku gak akan lama kok, nganter mama paling sehari nginep besok nya pulang," ucap Rio sambil mencium kening ku. "Hati - hati ya sayang, aku juga habis ini ke toko, paling sampai siang aja habis itu langsung pulang," ucap ku sambil mencium tangan suami ku itu. Kemana mertua ku, bukan nya pamitan malah sudah diam di luar saja, seperti ogah berpamitan, tapi berhubung cuaca hati ini sedang merasa bahagia atas kepulangannya dari rumah ini, aku pun menghampirinya dengan rendah hati. "Mah, sering sering mampir ya, biar aku ada teman nya di rumah," ucap ku sambil meraih tangannya lalu mencium nya. sepertinya dia tau aku hanya basa - basi, ya layaknya tom n jerry dia tentu saja menyaut dengan sinis basa - basi ku ini. "Alah, sudah yuk berangkat," ucap nya dengan ketus. Suami ku dan mertua ku yang menyebalkan lalu memasuki mobil nya, dan mereka pun pergi meninggalkan ku, di rumah ini sendirian. Aku pun segera merapihkan rumah, dan mencuci pakaian, kebetulan pakaian. Aku langsung mengambil kemeja suami ku yang kemarin ia pakai, ku periksa semua kantong celana dan baju nya, seperti biasa takut ada uang yang nyelip, tetapi bukan uang yang ku temukan, malah foto yang sudah tercetak di acara kantornya kemarin, dan benar saja dia berpose bersama wanita yang mengorder pesanan kue kemarin. terlihat sangat akrab karena rio merangkul nya dan memasang wajah bahagia, seperti tersambar petir rasaya menemukam foto suami yang seperti itu, marah tentu saja, karena hanya 1 foto yang ada di saku nya. foto berdua dengan wanita lain, jika ada foto foto yang lain dengan teman nya mungkin aku tidak semarah saat ini, tapi aku menyoba untuk tenang, tapi pikiran ini terlalu berisik untuk di tenang kan. entah sampai kapan ia terus merahasiakan jika ia sudah menikah, entah sampai kapan ia merahasiakan minimal memperkenalkan beberapa teman kantornya jika aku ini pasangannya, atau mengajak aku datang di acara kantornya. sepertinya aku harus mengubur kemauan aku itu. Aku pun sudah tak mood, aku biarkan cucian ku itu, dan tetap ku taruh foto itu di sakunya, biar saja biar tercuci biar hancur. Aku pun bergegas mandi, dan merapihkan diri ku, lebih baik aku bersenang - senang dari pada aku harus terpuruk nanti yang ada aku malah semakin sakit memikirkan kecemburuan ku. Akhirnya aku pun memesan taxi online dan menuju suatu tempat di mana aku bisa menenangkan diri ku. **** "Hai, datang - datag cemberut kenapa? ada masalah apa dengan pernikahan kamu? sampai harus datang kemari?" "Kangen aja dah lama kan ga komunikasi?" Ucap ku,. kepada sesorang yang sedang duduk sambil menghadap ke jendela menikmati pemandangan kota dari lantai 40 gedung ini. "Kangen? apa ada mau nya gadis kecil?" Ucap nya sambil membalikan badan nya ke arah ku. "Serah lah", aku pun langsung duduk di hadapannya, "Bagaiamana aku bisa membantu mu? sedangkan kamu hanya bilang terserah? apa ada clue?" Tanya nya. aku hanya menggelengkan kepala, malas sebenarnya bertemu dengan nya, tapi saat ini hanya dia yang menurut ku bisa membantu ku saat ini, tapi aku malu. Aku malu mengatakannya, lebih baik diam saja terlebih dahulu, dari pada dia meledek masalah ku. "kalau kamu ga mau bicara hanya karena kau malu aku ga masalah sih, karena seperti biasa aku akan tau apa masalahnya walaupun kamu hanya diam saja, lagian itu kan pilihan mu dari awal menikahi nya kan? apa yang kamu harapkan? cinta sejati? bulls*it" Ucap nya sambil berdiri dan mendekat kepada ku. "Tok ... tok ... tok" Pintu ruangan di ketuk, suara pintu itu menyelamatkan ku dari ledekan dia yang pasti akan di mulai. "Selamat pagi pak, ini berkas yang bapak minta, jika kurang bisa panggil saya kembali, biar segera ku tangani," Ucap nya. pintu pun di tutup, berkas itu pun tiba tiba di berikan kehadapan ku. entah apa isinya, dan kenapa ia memberikan kepada ku. "Aku tau, apa maksud mu kemari, karena kamu tau aku selalu mengawasi mu dari jauh, walaupun kamu tak pernah memberiku kabar, tapi percayalah aku akan tetap menjaga mu, karena kamu satu - satunya yang ku miliki, sebelum kamu baca berkas nya, apa imbalam yang aku dapat? makan siang? sepotong kue? atau....?" "Aku pulang dan menginap sehari, tapi cuma sehari, aku akan memasak makan siang dan makan malam, jadi aku tunggu di rumah saja, atau kita pulang barengan ya kak," Ucap ku sambil memeluk kakak ku satu satunya itu, dengan erat. "Makasih ya kak, kamu selalu menjadi penjaga ku, walaupun aku selalu menyusahkan mu sedari kecil, hingga aku sedewasa ini. "Sama - sama gadis kecil, aku tuh rindu banget, tapi kamu keterlaluan keras kepala susah banget di kasih tau, ya sudah kita pulang ya, tapi kita belanja dulu kamu janji nginep sehari kan?" "Siap pak bos," Ucap ku dengan semangat. kami pun pergi meninggalkan kantor kakak ku dan bergegas pulang. *** "Ahhhhh rindu bangett rumah ini, kak...." rengek ku. "Ahhhh janji palsu, ya sudah pesan makan saja lah, hari ini Bibi juga ga dateng soalnya sekarang aku suruh dia seminggu 3 x saja kemari, kasian dah tua," Ucap kakak ku. "kenapa ga suruh tinggal sini aja sih kak, kan kasian dia di rumah nya juga gak ada siapa - siapa?" jawab ku. "gak mau dia kalau gada kamu, makanya kalau nanti kamu pinda rumah, ajak aja bibi, lagian dia tuh ga tua tua banget, buktinya pacaran mulu," jawab kakak ku. "Pacaran? ama siapa ihhh dah si bibi;" "Sama laki lah, masa sama kodok," "issshhhh kalah kakak sama bibi, kapan kakak ku nikah, jomblo terus kasian deh ah," Kak Vian pun terdiam, ia hanya menatap ku, dengan dalam. "sampai kamu berada di tangan yang tepat, tanpa menyusahkan ku lagi, dan aku pun akan tenang," Ucap kakak. Kak Vian, sangat sayang kepada ku, sayang nya mungkin mengalahkam suami ku, apabila jiwa nya di tukarkan untuk ku, mungkin ia akan menukar nya, kak Vian sebenarnya semenjak awal ku kenal Rio, aku pikir dia seperti Kak Vian, tapi ternyata aku salah. Tak ada pria yang sebaik Kak Vian di hidup ku, sedangkan suami ku saja sampai detik ini tak memperkenalkan aku kepada para temanya, padhal aku ga jelek, jelek amat, dan aku juga sexy, gak malu juga di baea ke ondangan, ahh tapi takdir sudah memberikan jalan ku seperti ini, aku harus menerima nya dan menunggu saja
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD