BAB 22

1344 Words

Bagian 22.   Aku mengambil napas rakus ketika Kaivan melepaskan ciuman sepihaknya. Wajahnya perlahan menjauh, tapi manik biru itu masih mengunci netraku. Dan aku bisa melihat kilat gairah itu masih melingkupi matanya.   Aku tidak bisa bergerak ketika jemari besar Kaivan mengelus rahangku perlahan, menyalurkan aliran listrik ke seluruh tubuh, membuatku sedikit berjingkat terkejut. Kenapa efek Kaivan bisa se=mengerikan ini? Dan apa yang akan ia lakukan setelah ini? Aku bahkan bisa mendengar alunan jantungku yang berdetak cepat karena ketakutan.   “Tentu saja kita tidak akan melakukannya di sini.” Kaivan berbisik serak setelah sepuluh detik yang menyiksa. Aku mengerjab ketika ia memajukan wajahnya dan menggigit bibir bawahku, seperti sengaja menggoda.   Dan, ketika Kaivan menegakka

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD