Menatap papan mading dengan lekat sambil mencari namanya di setiap barisan itu.
"Alana Liora Gantari." Gumamnya dengan jari telunjuk menunjuk kertas pengumuman pembagian kelas yang tertempel di mading. " Yepp ketemu 12 Ipa-2." Senangnya karna menemukan apa yang di cari.
"Lan, lo masuk ke kelas mana?" tanya Disty temen dekat Alana sejak masa smp.
"Gue masuk kelas 12 Ipa-2, lo dmna?" jawab Alana tanpa menoleh ke arah Disty.
"Masa lo ga liat si nama gue kan di atas nama lo." Kesal Disty setelah melihat pengumuman di mading. Alana tertawa terbahak-bahak melihat muka kesal Disty.
"Ko lu malah ketawa si? ah kesel gue setelah libur lama sekalinya ketemu lu malah makin nyebelin." Dengan cepat Alana meredakan tawanya biar Disty gak makin kesel. Diliriknya Disty, mukanya sudah memerah mungkin kesal karna menahan emosi.
"Maaf deh maaf." Rayu Alana sambil menusukkan jari telunjuknya ke pipi chubby Disty.
"Ish, gak usah begini juga keleess." Kesal Disty menghempaskan tangan Alana dan dibalas Alana dengan menjitak pala Disty pelan.
"Aww sakit gila." Makinya tapi tak di gubris oleh Alana.
"Eh Lan lo tau kalo ardan sekelas sama kita?" Tanya Disty.
"Serius lo." Kaget Alana dan Ia pun melihat lagi barisan nama-nama tersebut.
"Ardana Kavin Abiputra." Senyumnya pun mengembang. Akhirnya Alana bisa sekelas juga dengan Ardan pentolan sekolah dan ketua genk dari Dragonfury Manusia yang kalo ngomong irit banget, muka datar, dinginnya kaya di oymaykon. Kenapa bisa di bilang seperti itu karna dia sedingin oymaykon bukan dataran antartika tempat terdingin di dunia. Karna memang Ardan gak sedingin bayangan Alana, Ardan bisa mencair bila sedang berada di dekat orang-orang yang dia anggap nyaman, seperti di sekitar temannya. Jadi, oymaykon lebih baik daripada antartika bukan. Hmm kenapa jadi merempet ke antartika dan oymaykon si.
"Woiii Lan kok malah ngelamun sih. Ayo cepet kekelas kita cari tempat duduk." Ajak Disty menarik tangan Alana menuju kelas.
•••
Sampai di kelas Alana dan Disty pun mencari tempat duduk kosong. Ternyata kelas udah penuh dan tersisa satu meja. Alana dan Disty pun menuju ke meja tersebut, tapi teriakan seseorang menghentikan langkah mereka.
"Bebeeeebbb, kamu di kelas ini juga ternyata." Teriak Randy kepada si makhluk Chubby alias Disty. Yaa Adisty Putri dan Randy Pangestu adalah sepasang kekasih sejak kelas 11.
"Iyaa beb, kamu disini juga? ko aku gak tau sih." Jawab Disty dengan mata berbinar. Alana hanya mencebik kesal, pagi-pagi udah ada drama aja.
"Oh hai Lan, akhirnya ya." Sapa randy pada Alana.
"Akhirnya apa Ran?" tanya Alana bingung.
"E-eh gapapa Lan." Gagap Randy. "Beb kamu duduk sama aku aja, ayo sini." Randy pun mengambil tasnya dengan tergesa-gesa dan menarik Disty agar duduk ke meja yang akan mereka tempati.
"Eh Ran seenak nya aja lo, trus gue duduk dimana kalo lo duduk disitu." Protes Alana.
"Itukan masih ada bangku kosong Lan, masa lo tega si gue jauh-jauhan sama Ayang beb gue." Kata Randy dengan muka memelasnya. Mungkin kalo Adisty yang lihat pasti udah langsung luluh kalo Randy nunjukin muka memelasnya, Tapi beda dengan Alana yang malah menganggap itu menjijikan. Kadang Alana suka heran kenapa Adisty bisa suka sama Randy? Sebenarnya Randy itu ga ganteng tapi dia tipe Pria yang manis, dengan gayanya yang pecicilan seperti pemain drakor yang berjudul Playfull kiss, Randy itu persis banget kaya pemeran Bong Joon Gu. kalo Alana jadi Adisty si pasti ogaah deh jadian sama Randy. Ternyata bener ya kata Orang kalo cinta itu emang buta.
Alana pun menghela nafas pasrah, dicari bangku kosong tersebut.
Degg!
tiba-tiba jantung Alana berpacu dengan cepat. Segera ia redakan detak jantungnya lalu melangkah ke bangku kosong itu.
"Hai Ar, gue boleh duduk disini?" tanya Alana. Ya bangku kosong itu berada di meja Ardan yang artinya Alana akan duduk semeja dengan Ardan.
" Ya." Jawabnya singkat. Alana pun langsung duduk di sampingnya setelah persetujuan dari si empunya meja.
•••
Bel istirahat pertama pun berbunyi. Alana bergegas merapikan alat tulis dan bukunya. Tak lama Disty pun menghampiri Alana.
"Lan lo mau ke kantin atau mau mulai siaran lagi?" tanya Disty.
" Gue mau siaran, lu mau ikut Dis?" jawab Alana sambil memasukkan buku ke tas.
"Ayo." Sahut Disty.
For your information, Alana mengikuti ekstrakulikuler broadcasting dari kelas 10, jadi setiap jam istirahat pertama Alana harus ke ruang siaran. Dalam seminggu jadwal siarannya hanya tiga kali, karna memang sudah di bagi rata untuk setiap jadwal siaran.
Sampai di ruang siaran ternyata sudah ada Megan, Fani dan juga Citra. Mereka yang bantuin Alana buat siaran dengan tugas yang berbeda tentunya.
"Langsung aja Lan kita mulai, script nya udh di meja ya." Kata Megan yang langsung di angguki Alana. Alana pun masuk keruang siaran, setelah mendaratkan bokongnya ketempat duduk, Alana langsung memakai michrophone dan headphone. Dari pembatas kaca di depannya ada Megan dan Fani, lalu dianggukan kepalanya memberi isyarat bahwa Alana sudah siap.
" Halo Amico radio balik lagi buat nyapa Teman-teman semuanya, apa kabarnya ni? semoga baik-baik aja ya. Seneng rasanya deh Alana bisa kembali hadir buat menyapa kalian. seperti biasa Alana bakal nemenin kalian di jam istirahat pertama ini. untuk kalian yang lagi galau atau seneng kalo mau titip salam atau request lagu tinggal telpon atau sms ke nomer 08127635**** atau telpon on air di 021 5791***, Alana tunggu yaa. sebagai permulaan Alana puterin lagu Bahagia dari GAC, semoga temen-temen semua bahagia ya." Tak lama lagu pun di putar.
Selama lagu di putar Alana pun melepas semua peralatan siarannya lalu menghampiri Teman-temannya yang sedang bisik-bisik sambil cekikikan.
"Woy pada ngomongin gue ya?" tanya Alana yang membuat Teman-temannya terdiam. Dahi Alana pun mengkerut sambil melihat satu persatu Teman-temannya.
"Wah parah ni para k*****t beneran ngomongin gue." Kesal Alana. Ya kalo di deskripsikan alana itu perpaduan antara Adisty, Megan, Fani dan Citra karna Alana bisa secerewet dan senarsis Adisty, bisa sedingin dan cuek seperti Megan, bisa sepolos Fani, dan angkuh seperti Citra. hanya saja Alana bisa menyesuaikan sifat nya disetiap keadaan, seperti sekarang misalnya mode cerewet dan narsis nya sedang mode on.
"Gak usah so kepedean deh Lan." kata Citra dengan memutar bola matanya jengah.
"Fakta kali, gue keluar kalian pada diem padahal sebelum gue keluar kalian lagi bisik-bisik terus cekikikan gak jelas." Kata Alana dengan tangan bersedekap di d**a. Tak tinggal diam Disty pun ikut meramaikan suasana, dengan kedua tangan bertumpu pada pinggang.
"Dengar ya nyonya Alana yang terhormat, anda jangan kepedean, kita emang lagi melakukan yang seperti anda katakan tapi tidak sedang membicarakan anda, jadi anda jangan menuduh kami tanpa alasan dan bukti yang akurat." Mendengar itu Alana pun mulai mengambil ancang-ancang tetapi telat karna suara dingin Megan sudah menginterupsi Alana agar kembali untuk siaran karna lagu sudah akan berakhir. dengan sabar Alana pun kembali ke singgasana nya dan memberi tatapan tajamnya ke Adisty, tapi yang di tatap malah tertawa cekikikan karna merasa menang melawan Alana sahabatnya yang tak terkalah kan dalam segi apapun itu. Ya Adisty mendefinisikan kesempurnaan itu seperti Alana. Cantik dengan kulit yang putih dan halus, tinggi dan punya berat badan yang proposional, anak konglomerat dan keluarga yang menyayanginya.
Setelah membaca pesan Anak-anak SMA Cakrawala yang titip salam dan request lagu, akhirnya Alana pun mengakhiri siarannya.
"Oke guys gak kerasa ya waktunya udah abis aja buat Alana nemenin kalian, makasih buat yang udah telpon dan sms ya. Dan sekarang waktunya Alana pamit undur diri tapi jangan khawatir masih ada hari esok buat Alana nemenin kalian. have a nice day guys." Setelah itu Alana pun melepas microphone dan headphone nya. Lalu ia mulai melangkah keluar dari ruangan siaran dan menghampiri Teman-temannya.
"Masih sisa 10 menit ni kantin kuy." Ajak Alana.
•••
Setelah sampai kantin dan memesan makanan masing-masing, akhirnya makanan pun tiba dan mereka mulai menyantapnya.
"Lan gimana duduk sebangku sama Ardan?" tanya Disty yang bikin ketiga teman lainnya heboh dan di balas tatapan tajam oleh Alana.
"Serius Lan lo duduk sama Ardan?" Tanya Megan dengan tampang lempengnya.
"Beruntung banget lo Lan." Timpal Fani.
"Waah daebak!" Jerit Citra saat melihat anggukan kepala sebagai jawaban Alana, membuat orang-orang di sekitar kantin melirik mereka. untung aja kondisi kantin ga terlalu ramai.
"Kalian apa-apan sih lebay banget deh, gue itu cuma duduk sebangku di kelas bukan di pelaminan jadi gak usah lebay kaya gitu reaksinya." Jawab Alana sambil memutar bola matanya.
"Lo mau nikah sama Ardan Lan." Tanya Adisty dengan tampang b**o nya, selain cerewet dan narsis Adisty ini oon nya kelewatan deh. Alana terperangah dengan ucapan Adisty lalu ia pun menghela nafasnya denga kasar, ketiga Temannya malah tertawa terbahak-bahak.
"Ko malah pada ketawa si, berarti bener ya Lan? ko gue gatau si Lan, lo kok gak pernah cerita Lan, gue kan temen lo Lan." Sedih Adisty dengan mata berkaca-kaca.
Alana mengacak rambutnya frustasi, gemas dengan pertanyaan Temannya tersebut, lalu dia beranjak keluar dari kantin bersamaan bunyi bel pertanda istirahat selesai.
•••
"Dis lo kenapa si? murung aja dari tadi." tanya Alana menghampiri Disty saat pelajaran terakhir telah usai, yang di tanya malah diam seribu bahasa.
"Dis Ardan sama Temen-temannya ko pada gak balik ke kelas ya dari tadi, kalo bolos gak mungkin soalnya tas mereka juga masih ada di kelas." Cerocos Alana. Merasa tidak ada tanggapan dari sahabatnya Alana pun kesal.
"Dis lu congek ya." Teriak Alana. Untung kelas udah sepi jadi bebas untuk Alana atau Adisty teriak-teriak di kelas karna tidak mengganggu aktivitas Orang lain.
"Males gue sama lo Lan, masa mau married gue gak di kasih tau!" kesal adisty dengan mengerucutkan bibirnya. ya ampun jadi dari tadi makhluk Chubby ini mikirnya Alana beneran mau married, pantesan asem banget mukanya.
Dengan muka gemas Alana pun menjawab.
" Adisty Putri, anaknya bapak Setyo yang paling Chubby sejagat rayaaaa, pasang kuping baik-baik, denger dan ingat setiap kata yang keluar dari mulut gue ya. Gue ga M A R R I E D apalagi sama A R D A N." Jelas Alana dengan setiap penekanan kata. Disty hanya mengangguk anggukan kepalanya, entahlah dia paham atau engga pasrah Alana. saat mengedarkan pandangannya Aana pun terpaku.
" Mati gue."